NovelToon NovelToon
AIR MATA SURGA

AIR MATA SURGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Pengganti / Beda Usia / Teen Angst
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.

apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.

Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.

Daliya cukup beruntung bisa dicintai dan disayangi suami dan keluarga nya, wanita yang begitu sempurna tapi hanya satu kekurangannya ia tidak bisa memberikan kehadiran anak dalam rumah tangga mereka.

Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AMS-12

" Kamu egois Gus Azi! seandainya Daliya sembuh kau masih ingin mempertahankan rumah tangga ini?! sakit jiwa kau! aku tidak perduli dengan keputusan mu. aku tidak akan mau di madu sampai kapan ku. " bentak Cia. 

" OKE! CUKUP! KALAU ITU YANG KAMU MAU! SAYA AKAN TURUTI! " teriak Gus Azi amarah lelaki itu sudah tidak bisa di kontrol lagi. 

" Itu lebih baik. " ucap Cia

" Turunkan aku, didepan rumah ku saja. " sambung Cia saat mobil yang mereka kendarai sudah masuk komplek perumahan. 

" Kamu akan tinggal dirumah saya sekarang. " jawab Gus Azi. 

" Aku tidak mau! " ucap Cia keras kepala. 

" Saya sudah menyiapkan rumah baru untuk mu dan saya. " jawab Gus Azi. 

" Aku masih punya rumah, aku tidak butuh pemberian mu. " jawab Cia terkesan angkuh. 

" Saya suamimu Cia! turuti ucapan saya! saya memberi rumah sebagai mahar pernikahan. " ucap Gus Azi. 

" Kamu selalu menggunakan kata-kata seperti itu! mempertegas status diantara kita! memuakkan! " Pekik Ciara. 

" Saya tidak mempertegas nya, kenyataan nya saya suami kamu dan kamu istri saya, sebagai suami memiliki tanggung jawab besar untuk istrinya. " jawab Gus Azi. 

" Oke Fine! itu yang Gus mau, saya akan tinggal dirumah itu. tapi saya tidak mau jika kita satu atap. " ucap Cia mempertegas. 

" Tidak bisa! saya suami kamu, saya berhak tinggal serumah bersama kamu. " ucap Gus Azi. 

" Tapi aku tidak mau! Daliya lebih berhak tinggal bersamamu karena dia istri mu. " ucap Cia. 

" Kamu juga istri saya, saya juga berhak. " ucap Gus Azi membalikkan kata-katnya. 

" Kamu tidak mau memberikan anak pada Daliya? lebih cepat lebih baik bukan dilakukannya, sesuai ucapan mu agar kita bisa bebas terikat dari semua ini. " sambung Gus Azi. 

" Aku belum siap ya! jangan seenaknya meminta seperti itu, aku punya hati dan perasaan bukan alat yang dijadikan tempat pemuas nafsu. atau jangan-jangan Gus Azi menerima permintaan Daliya hanya karena nafsu sematan doang kan!!! " tuding Cia. 

" Jangan pernah menyebarkan fitnah yang tidak-tidak Cia! " ucap Gus Azi geram. 

" Buktinya Gus Azi sudah kepikiran kearah sana! aku saja tidak ada niatan kepikiran hal itu, emang benar kan kalau Gus Azi hanya mementingkan syahwatnya saja dari pada kesetiaan !!! " ucap Cia memojokkan Gus Azi.

" Saya juga lelaki, yang memang punya hasrat terutama saya punya istri. suami mana yang tahan melihat istrinya setiap saat? tugas kamu sebagai istri melayani suami sebaik mungkin. " 

" Tapi saya tidak akan meminta sekarang padamu, jika kamu sudah siap saya akan meminta nya. jadi jangan pernah menuduh saya tidak-tidak di otak kamu. " tunjuk Gus Azi. 

" Terutama pada hijab-"

" Cukup! untuk satu kata itu, jangan paksa aku. beri aku waktu untuk menyesuaikan diri dengan apa yang terjadi padaku. " ucap Ciara menyela cepat. 

" Saya tidak akan memaksamu, cukup berpenampilan seperti dirimu tapi kenakan pakaian yang cukup tertutup. jangan gunakan dress kurang bahan mu, kamu sudah bersuami sekarang bukan wanita single lagi jadi hargailah ucapan suamimu. " jelas Gus Azi. 

" Ini dress mahal kok dibilang kurang bahan. " dengus Cia dalam hati. 

Mobil mereka berhenti didepan sebuah rumah berlantai 2 namun terkesan sederhana. Cia segera turun dari mobil meninggalkan Gus Azi yang masih berada didalam mobil. 

KLEK... 

Pintu rumah terbuka, keduanya masuk perlahan. Cia menatap sekitar nya interior sudah terpajang dimana-mana. 

" Mulai sekarang ini rumah mu, kita akan tetap tinggal serumah jika Daliya sudah sembuh. sesekali saya akan datang kesini untuk menginap. " beritahu Gus Azi. 

" Oke, tidak masalah. beritahu aku jika kau ingin kemari. " jawab Cia. 

" Tidak masalah. " jawab Gus Azi. 

" Kamar mu ada di lantai 2, bebas saja kau ingin menggunakan kamar mana. Mbok Ningsih akan menemani mu disini dan sopir rumah ku juga akan bekerja disini. " sambung Gus Azi memperlihatkan setiap sudut rumah dari berbagai ruangan. 

" Apa ada lagi? " tanya Cia. 

" Untuk kedepannya aku tidak mau ada interaksi diantara kita saat berada diluar, jadi anggap saja kita tidak saling kenal untuk keperluan yang lainnya kau bisa hubungi ke nomor ku atau asisten ku. " ucap Gus Azi. 

" Kau punya Asisten? kau bekerja jadi apa? bukannya kau Ustadz? " tanya Cia heran. 

" Saya punya perusahaan dan pondok pesantren, kau tidak perlu khawatir pekerjaan saya halal. " ucap Gus Azi. 

" Apa aku boleh tetap bekerja? " tanya Cia. 

" Terserah mu saja, bukannya kau mengelola butik? " tanya Gus Azi. 

" Aku juga bekerja sampingan. " jawab Cia santai. 

" Kerja sampingan? apa uang yang kau hasilkan tidak mencukupi kebutuhan hidupmu? "tanya Gus Azi. 

" Kalau gak tahu apa-apa diam aja deh. " sungut Cia. 

" Apa pekerjaan mu? " tanya Gus Azi. 

" Bukan urusan mu. " jawab Cia kesal. 

" Baiklah, saya mau mandi dulu. " jawab Gus Azi. 

" Kau akan menepati ucapan mu kan? " tanya Cia lagi saat Gus Azi melangkah kakinya menjauhinya.

" Tentang perceraian kita. " sambung Cia. 

" Jika keadaan nya berbanding terbalik dengan ucapan mu, saya akan tetap pertahankan pernikahan ini sampai kapanpun. " ucap Gus Azi tegas. 

" Akan ku pastikan Daliya sembuh dari sakitnya. " ucap Cia bertekad kuat. 

" Ya doakan saja semoga dikabulkan. " jawab Gus Azi. 

BLAM....

30 Menit berlalu, Gus Azi menuruni anak tangga. mencari kehadiran sosok perempuan yang membuat emosinya sering sekali melonjak tidak karuan. 

" Kenapa masih pakai itu? " tanya Gus Azi melihat pakaian Cia yang sejak tadi pagi digunakan nya belum berganti. 

" Aku tidak bawa apa-apa kemari. " jawab Cia santai memakan camilan sembari menonton televisi. 

" Ambilah pakaian di lemari kamar kita. " jawab Gus Azi. 

" Tunggu! kamar kita? bukannya aku bebas memilih kamar apapun. " hardik Cia. 

" Memang, jika saya tidak ada. kalau ada saya dirumah ini. kita akan tidur sekamar. " jawab Gus Azi. 

" Ak- "

" Tidak ada bantahan apapun!" ucap Gus Azi tegas. 

Cia mendengus kesal, ia menaiki anak tangga menuju kamar mereka lebih tepatnya kamar Gus Azi. 

" Yang ada tulisan kamarnya. " teriak Gus Azi memberitahu melihat Cia sudah menaiki anak tangga satu persatu. 

PUKUL 21.00

Cia sudah selesai berganti pakaian, ia merebahkan tubuhnya diatas kasur sembari memainkan ponselnya tidak lupa memberitahu Bibi Narsih untuk menyiapkan beberapa pakaian nya dan kebutuhan nya kedalam koper. 

KLEK... 

Cia tidak menghiraukan kehadiran Gus Azi yang sejak tadi menatapnya lekat, lelaki itu duduk dipinggiran kasur memperhatikan apa yang dilakukan Cia. terkesan datar terlihat diwajahnya. 

" Apa kita juga harus tidur seranjang? "tanya Cia saat Gus Azi merebahkan tubuhnya disamping Cia yang bersandar pada sandaran kasur. 

" Kita sudah suami istri, wajar saja kita harus tidur satu ranjang. " jawab Gus Azi mulai memejamkan matanya. 

" Tapi kan tidak harus satu ranjang dong. " ucap Cia tidak terima. 

" Kalau kau tidak suka, silahkan pindah ke tempat lain. " ucap Gus Azi. 

Cia dalam hati bersorak senang akhirnya rencana nya membebaskan diri satu kamar dengan Gus Azi berhasil. Cia sudah mengambil ancang-ancang akan berdiri kasur namun seruan Gus Azi membuat Mood nya makin bete.

1
Samsiah Yuliana
lanjut kak,,,
Ana Isti
bagus sih cerita nya tapi sayang daliya sama gus azi terlalu egois sama cia
Ana Isti
daliya terkesan sangat " egois
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!