"Jangan salahkan takdir, terkadang jodoh itu datang di waktu yang kita tidak pernah duga sama sekali. -Darren
-----------------------------------------------------------------------
Kini ia harus menerima perjodohan itu, Darren Baron Alexi anak kedua dari keluarga zafano. Apalagi saat ia tahu siapa perempuan yang akan menikah dengannya nanti....?
By: manikutami.
Aku tidak peduli, ada ataupun tidak yang membaca novelku.- by author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Manikutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
Dikediaman tuan Zafano...
Pukul 12.00 malam...
Semua orang disana sudah pada tidur tidak ada siapa - siapa hanya satpam yang berjaga - jaga diluar gerbang. Mobil yang dinaiki Darren telah sampai Anna membuka pintu nya dan membantingnya dengan keras ia berlari masuk kedalam, Anna sangat kesal dengan kejadian tadi.
Darren mengejar nya terus saja memanggil nya, "Anna!! Anna tunggu sebentar!!" panggil Darren . Syukurlah, jika suasana ruangan sudah sangat sepi semua penghuni rumah telah tidur.
Anna tidak menggubris panggilan darren, ia tetap saja naik keatas menuju kamar nya. Membanting pintu kamarnya dengan keras dan Darren tetap setia mengikuti nya dari belakang.
Anna menangis diranjang dan menutupi wajahnya dengan selimut.
"Anna, maafin gue, tadi itu cuma salah paham" ujar Darren mengetahui apa alasan Anna marah padanya.
"jangan ganggu gue, gue mau tidur!" teriak Anna dengan jutek.
Darren duduk di samping Anna, ia menarik selimut Anna "Anna maafkan gue," ujar Darren.
"ngak perlu dijelaskan semuanya sudah jelas, gue mau tidur!" ujar Anna dengan kesal tidur meringkuk membelakangi Darren
Darren menghela nafasnya, "baiklah terserah lo mau maafin gue," ujar Darren pergi
Darren berlalu pergi menuju ke kamar mandi mungkin satu hari ini ia diamkan dulu Anna sampai benar - benar mau memaafkan nya.
dreet dreet suara ponsel milik Darren berbunyi dan segera Darren mengangkat nya.
Terdengar suara wanita yang ia ingin hindari.
"Sayang, kamu kemana aja sih?" ucap Elena khawatir.
"aku- aku sudah pulang, tadi aku dihubungi sama papa disuruh pulang" jawabnya dengan gugup.
"padahal aku kangen banget sama kamu" ucap nya dengan cemberut.
"maaf ya, lain kali aku ajak kamu makan - makan diluar" ucap Darren sebagai permintaan maafnya padahal ia sudah bertekad untuk tidak dekat wanita itu lagi.
"beneran? ya, udah deh" ucapnya dengan mengembangkan senyumannya.
Dalam beberapa menit Darren keluar dari kamar mandi ia melihat Anna sudah tertidur pulas dengan tubuh masih meringkuk. Darren duduk disebelah Anna dengan posisi membelakanginya. Darrwn mengulurkan tangannya untuk menyentuh rambut Anna tapi ia mengurungkan niatnya.
"maafkan Darren ma, pa, Darren telah mengingkari janji kalian," batinnya.
Keesokan harinya, Anna dan Darren menuju kesekolah mereka menaiki satu mobil. Mereka tidak berbicara sepatah katapun ataupun memandang.
saat mereka sampai di sekolah, Anna keluar dari dalam mobil dan Darren masih berada didalam mobil. Saat itu tiba - tiba saja kepala Anna begitu pusing membuatnya ingin pinsan tetapi ia tahan.
Semua orang disana menyapa Anna dengan begitu ramah, "hai, Anna" sapa salah satu murid.
Anna hanya pura - pura tersenyum didepan mereka, sebenarnya ia begitu tidak bisa menahan rasa sakit kepalanya. Entah ada apa yang terjadi kepada nya?
Anna menuju ke kamar mandi tanpa berlama - lama, ia langsung saja tiba - tiba ingin muntah. Segera ia memuntahkan semua nya didalam wastafel, orang - orang yang ada didalam terkejut ia segera membantunya.
"Lo gak apa - apa?" tanya seorang murid wanita yang berambut panjang lurus.
"ini pakaikan dia minyak kayu putih," temannya itu memberikan nya minyak kayu putih.
Ia mengoleskan nya pada tengkuk belakang Anna dan memijat nya.
"lebih baik lo gue anter ke UKS ya, wajah lo begitu pucat" ucapnya memandang wajah Anna memang terlihat begitu pucat.
"ngak usah, mungkin gue sedang masuk angin..." ucap Anna berlalu pergi keluar dari dalam toilet.
Ketiga teman Anna datang mendekati nya dan Ia duduk disampingnya.
"Anna," sapa Alya.
Alya melihat wajah Anna tidak seperti biasanya sangat pucat, ia mengarahkan telapak tangan nya ke kening Anna.
Tubuh Anna begitu panas, "Anna, lo sakit?" tanya Alya begitu khawatir nya dia.
"gak, gue cuma masuk angin" ucap Anna dengan lemas.
"gak Anna, wajah lo begitu pucat" ucap Alya.
"lebih baik kita bawa dia ke UKS saja," ucap Indri dan mereka segera membantu Indri untuk membawa Anna ke UKS.
•
•
Jangan lupa like jempolnya dan dukung terus karya aku sekian terima kasih banyak 🌼