Elina wanita terkuat di akhir zaman yang paling ditakuti baik manusia, zombie dan binatang mutan tiba-tiba kembali ke dunia tempat dia tinggal sebelum-nya!
Di kehidupan pertamanya, Elina hanyalah seorang gadis biasa yang hidupnya dihancurkan oleh obsesi cinta dan keputusan-keputusan keliru.
Sekarang, dengan kekuatan kayu legendaris dan ruang dimensi yang memberinya kendali atas kehidupan, Elina ingin memulai kembali hidupnya dengan membuat pertanian besar!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Stroberi
Keesokan paginya, Elina kembali ke desa bersama Alex.
Selain untuk melihat perkembangan rumahnya, dia juga ingin segera menyelesaikan masalah persewaan tanah di area pegunungan.
Setelah menemui kepala desa, Elina memberikan kontrak yang telah dipersiapkannya.
Dalam kontrak itu tertulis bahwa selama 50 tahun tanah tersebut tidak boleh disewakan kepada orang lain, kecuali dengan persetujuan Elina. Dan jika dilanggar, pihak desa harus membayar kompensasi sebesar 10 miliar rupiah.
Selain itu, setelah masa kontrak berakhir, sebelum menyewakannya ke pihak lain, kepala desa harus bertanya kepada Elina terlebih dahulu apakah dia ingin memperpanjang masa sewa atau tidak.
Setelah membaca dan mempertimbangkan isi kontrak, kepala desa merasa semuanya sudah baik-baik saja, lalu menandatangani kontrak di atas materai.
Elina menyerahkan deposit sewa untuk 5 tahun pertama kepada kepala desa, dan sisanya akan dibayarkan setiap tahunnya sesuai harga yang telah disepakati.
Namun, masih ada satu hal penting yang ingin Elina tanyakan kepada kepala desa, yaitu mengenai rencananya untuk membangun gedung asrama dan pabrik di atas tanah tersebut.
Kepala desa memberi tahu Elina bahwa untuk membangun fasilitas seperti asrama dan pabrik di atas lahan yang disewa, Elina harus mendapatkan beberapa persetujuan resmi.
Pertama, Elina perlu mengurus Izin Tata Ruang dari dinas terkait, karena pembangunan gedung harus sesuai dengan rencana tata ruang wilayah desa dan kabupaten.
Kedua, ia juga harus mendapatkan Izin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk memastikan bangunan yang didirikan legal dan aman.
Ketiga, Elina harus melampirkan Izin Lingkungan, karena lokasinya dekat dengan kawasan pegunungan yang dianggap sensitif dari segi ekosistem.
Biasanya, studi lingkungan seperti AMDAL atau UKL-UPL akan diperlukan untuk menilai dampak terhadap lingkungan sekitar.
Setelah mendapat penjelasan tersebut, Elina merasa lega meski prosesnya mungkin membutuhkan waktu.
Kepala desa menutup percakapan dengan mengatakan bahwa dia mendukung rencana Elina dan akan membantu sebisanya untuk memudahkan proses administrasi di tingkat desa.
Elina mengucapkan terima kasih kepada kepala desa setelah kontrak selesai, dan sebagai bentuk apresiasi, dia memberikan beberapa buah segar yang dia petik dari ruang.
Kepala desa menerimanya dengan senang hati, dan mereka berpisah dengan suasana yang baik.
Setelah urusan kontrak selesai, Elina mulai memikirkan cara untuk mengurus izin pembangunan asrama dan pabrik di tanah sewaan itu.
Karena proses perizinan sering kali memakan waktu dan membutuhkan banyak birokrasi, Elina memutuskan untuk meminta bantuan Dimas, mengingat pamannya bekerja di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), sebuah instansi yang menangani banyak hal terkait izin usaha dan pembangunan di wilayah tersebut.
Dengan hubungan ini, dia berharap proses perizinan bisa dipercepat lewat jalur yang lebih mudah.
Elina menghubungi Dimas dan menceritakan rencananya. Dimas mendengarkan dengan serius, kemudian menjawab dengan nada yakin, "Tenang saja, secepatnya surat izin itu akan ada di tanganmu Elina. Pamanku bisa mengurusnya tanpa terlalu banyak birokrasi."
Mendengar jaminan dari Dimas, Elina merasa lega. Proses yang awalnya dia khawatirkan kini terasa lebih mudah.
Sebagai ucapan terima kasih, Elina mengundang Dimas untuk makan malam bersama. Dimas menerima undangan itu dengan senang hati.
......................
Mahen, yang sudah tiga hari kembali ke desa untuk beristirahat, masih saja kesulitan tidur. Karna pekerjaan yang begitu banyak, dia sering tidak tidur yang membuat tubuhnya drop. Kalopun tidur paling lama 10 menit, dan itu menyiksanya.
Orang tuanya sangat khawatir, sehingga mereka menyuruhnya mengambil cuti dan beristirahat di desa.
Saat pertama kali dia pulang, ibunya tidak bisa menahan tangis melihat kondisi anaknya. Matanya terlihat seperti mata panda, dengan lingkaran hitam di bawahnya, dan tubuhnya tampak lesu.
Bahkan dengan obat resep dokterpun tidak bisa membuatnya tidur.
Mahen yang berniat menonton tv, melihat ada sepiring buah di atas meja yang terlihat menggiurkan, dan matanya langsung tertuju pada stroberi—buah kesukaannya.
Tanpa berpikir panjang, dia mengambil satu dan langsung memasukkannya ke mulut. Saat menggigit stroberi itu, Mahen langsung merasa terkejut. Rasanya sungguh berbeda dari stroberi yang pernah dia makan sebelumnya.
Stroberi itu terasa begitu manis, dengan sentuhan asam yang pas. Daging buahnya lembut, hampir meleleh di mulutnya, memberikan sensasi segar yang luar biasa.
Tidak seperti stroberi yang kadang terlalu asam atau terlalu manis, buah ini memiliki keseimbangan sempurna.
Aroma segarnya menyeruak, seolah dia baru saja memetiknya langsung dari kebun. Setiap gigitan memberikan kenikmatan yang membuatnya tak bisa berhenti, mengingatkan Mahen pada versi ideal stroberi—lebih enak dan lebih kaya rasa dibandingkan stroberi manapun yang pernah dia coba sebelumnya.
Mahen baru menyadari bahwa ia telah menghabiskan semua stroberi di atas meja. Yang tersisa hanya anggur, delima, dan apel.
Tetapi sebelum ia sempat mengambil buah lain, perutnya mendadak terasa sakit. Ia segera bergegas ke toilet. Keluar dari sana, perutnya terasa sangat nyaman. Dan anehnya, tubuhnya juga tidak lagi terasa lesu.
Namun, Mahen tak terlalu memikirkan itu dan memutuskan untuk berbaring di sofa sambil menonton televisi. Tak lama kemudian, ia tertidur nyenyak.
Istri kepala desa, yang baru pulang dari arisan, terkejut saat melihat anaknya tertidur pulas di sofa. Ia merasa terharu, karena sudah lama Mahen tidak bisa tidur nyenyak seperti ini.
Dengan hati-hati, ia pergi ke kamar untuk mengambil selimut, lalu menyelimuti Mahen dengan penuh kasih sayang.
Ketika Mahen terbangun, ia merasa tubuhnya segar dan nyaman, sesuatu yang jarang ia rasakan. Biasanya, ia selalu merasakan nyeri di dadanya, tetapi kali ini tidak ada.
Ia melirik ke arah jam dan terbelalak—sudah pukul lima sore. Tidak percaya, Mahen segera bertanya kepada ibunya berapa lama ia tertidur.
Dengan senyum bahagia, ibunya menjawab, "Tujuh jam."
Walaupun dia masih merasa tak percaya tapi Mahen tersenyum lega. "Akhirnya aku bisa tidur nyenyak," gumamnya senang.
Ibunya yang penasaran bertanya, "Apa yang terjadi tadi?"
Mahen pun menjawab, "Aku tadi hanya memakan stroberi yang ada di atas meja."
Mahen kembali bertanya, "Bu, stroberi itu ibu beli dimana? "
Ibunya menjawab, "Itu tidak dibeli, tapi diberikan oleh Elina."
Mahen yang semakin penasaran berkata, "Ibu, tanyakan pada Elina di mana dia membelinya."
Ibunya tersenyum dan mengangguk. "Baiklah, ibu akan tanyakan."
...----------------...
Untuk masalah penyewaan itu aku tidak bisa ngarang, karena otakku gak mampu. Jadi aku mencari refrensi nya di google. Kalo ada yang salah mohon sarannya ya, dan untuk nama lembaganya sengaja aku pake yg ada di Indo, krena aku gk tahu mau ngarang kaya gimana😩
jangan lupa tinggalkan jejak ya, malam ini aku minum good day. Dan kayaknya aku bakal bergadang😆
Kau tahu aku hampir membuat kesalahan, aku awalnya menamakan anaknya kepala desa si Doni, tapi untungnya aku baca lagi episode sebelum nya, jadi aku tahu kalo nama Doni udh dipake. Akhirnya aku mengubahnya dengan nama Mahen😭
dlu elina yg brjuang ngejar cntanya andra,skrng sbliknya....apa lg andra udh tau rhsia elina jg....
aku loh slh stu korbannya...tp biarin aja lh,ga guna jg kl jd ribut....he...he...
ingget ka namanya juga di kampung emang gitu mulutnya pada lemes