NovelToon NovelToon
Dia Milikku!

Dia Milikku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Pelakor / Mata-mata/Agen
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Anis

Karena pekerjaannya, Alin terpaksa menghilang, meninggalkan sebentar pria yang dicintai.

Anjar, cukup stres memikirkan kemana perginya sang pujaan hati, ditambah seorang wanita terus mengejarnya akibat rencana perjodohan keluarga.

Apakah keduanya bisa bersatu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rezan Tampak Bersemangat

Keesokan paginya, Rezan terbangun dengan perasaan yang berbeda. Matahari baru saja terbit memancarkan sinar lembut melalui jendela kamarnya. Ada rasa tenang yang tidak ia rasakan selama berhari-hari semalam di tepi danau setelah percakapan singkat dengan gadis asing itu seolah ada beban yang terangkat dari hatinya.

Rezan melangkah ke dapur membuat secangkir kopi untuk memulai harinya. Dia menatap keluar jendela melihat matahari pagi yang mulai terasa. Biasanya setelah ribut dengan Jingga ia akan merasa lesu bahkan berat untuk berangkat bekerja. Tapi hari ini ada energi baru yang tak ia duga muncul. Sesuatu telah berubah mungkin besar tapi cukup untuk membuatnya melangkah maju penuh semangat.

Saat ia mengesap kopi dan bersiap untuk berangkat kerja, pikirannya melayang kembali ke gadis yang ditemuinya semalam. "Cukup menyenangkan." gumannya pelan. Gadis itu memang misterius dengan ucapan yang sederhana tapi terasa dalam, dia tak mengatakan banyak tapi setiap kata yang keluar dari mulutnya seperti punya makna lebih dari sekedar basa-basi.

"Mungkinkah kami akan bertemu kembali." pikir Rezan sambil tersenyum kecil. Gadis itu tak meninggalkan nama, tak memberi petunjuk apapun tentang siapa dia. Tapi pertemuan singkat itu meninggalkan pesan yang tak mudah dilupakan. Meskipun singkat, percakapan itu membuat Rezan merasa sedikit lebih baik seperti mendapatkan dorongan halus untuk melanjutkan hidup lebih baik lagi.

Di kantor Rezan merasa lebih fokus pekerjaan, yang sebelumnya merasa seperti beban kini bisa ia selesaikan dengan lebih lancar. Anjar dan Alin sempat heran melihat perubahan mood asisten itu karena beberapa hari kemarin terlihat agak lesu dan tidak bersemangat.

Disela makan siang, Anjar mendekati Rezan dan menatap asistennya dengan heran.

"Ada apa denganmu? Kemarin-kemarin terlihat murung sekarang tiba-tiba menjadi produktif tanpa batas." ujar Anjar sambil menepuk punggung Rezan. "Sedang baik-baiknya dengan Jingga?" tanya Anjar kembali.

Rezan hanya tertawa kecil. "Mungkin hanya sedikit mendapat pencerahan jadi lebih bersemangat." jawabnya ringan tanpa ingin membalas terlalu dalam. Rasanya aneh kalau harus menceritakan tentang gadis itu, masih terlalu singkat dan mungkin hanya kebetulan pertemuan mereka. Dia juga takut diledek oleh bosnya.

"Oh ya jangan lupakan acara kita besok malam, makan bersama Hagia juga Bram. Ingat ya, Alin menginginkanmu datang bersama kekasihmu itu. Kau terus menunda-nunda untuk mengenalkannya pada kami."

Tiba-tiba senyum di wajah Rezan memudar, dia menatap bosnya. "Aku kemarin baru putus dengan Jingga. Dia berselingkuh, jadi tolong maklumi jika aku harus datang sendiri, bos."

Anjar menatap tajam asistennya. "Baru putus kemarin? Tapi kenapa sejak pagi wajahmu bersinar cerah seperti orang kasmaran? Jadi yang berselingkuh kau atau Jingga?"

Belum sempat Rezan menjawab, tiba-tiba Alin datang menghampiri mereka berdua. "Siapa yang berselingkuh sayang?" tanya wanita itu duduk di samping suaminya.

Anjar melirik Rezan yang gelagapan ingin menjawab.

"Aku tidak berselingkuh, memang Jingga yang selingkuh. Soal sejak pagi aku merasa lebih bersemangat karena aku merasa untuk apa hanyut dalam kesedihan. Jadi wajar kan aku mencoba untuk menjalani hari-hari dengan baik. Toh wanita di luar sana masih banyak, bukan Jingga saja." jawab Rezan mencoba menemukan alasan yang wajar. Tidak mungkin dia menjawab jujur, semalam bertemu dengan gadis asing yang telah memberikan energi baru dalam hidupnya. Apa kata bosnya nanti? Yang ada jadi bahan ejekan.

"Sejak kapan kekasihmu selingkuh, Rezan?" tanya Alin mulai introgasi.

"Sebenarnya sudah cukup lama, tapi aku baru melihat dengan mata kepalaku sendiri 2 minggu yang lalu saat ingin menjemputnya mabuk di bar." jawab Rezan dengan jujur.

Alin mengangguk paham, dia tahu dengan apa yang dirasakan Rezan. "Aku turut bersedih tapi ingat Rezan, jika sudah berani berselingkuh memang tidak bisa di maafkan. Selingkuh itu seperti penyakit yang sulit disembuhkan. Seorang pengkhianat tidak pantas di pertahankan."

"Ya sudah, besok malam kau datang sendiri tidak apa. Aku tidak akan memaksamu membawa pasangan. Takut kau menyewa wanita lain untuk dijadikan pasangan." ujar Alin membuat Rezan tersenyum lega.

**

"Kau sudah menyelidiki apa yang aku minta?" tanya Alin sambil memeriksa pekerjaan.

"Sudah Alin, dia dan suami mu dulu teman dekat. Sepertinya ada perasaan yang belum tersampaikan hingga terjadi kesalahpahaman. Aku rasa, Anjar tidak memiliki perasaan pada Hagia. Hanya wanita itu yang terlalu melebih-lebihkan dan terbawa perasaan." jawab seorang wanita di ujung telepon sana.

"Aku tahu, sudah aku duga. Kebetulan aku juga sudah mencari informasi lewat mama mertuaku. Anjar tidak pernah menjalin hubungan dengan wanita manapun. Tidak pernah juga membawa wanita dikenalkan pada keluarga. Bukan maksud ku tidak mempercayai Anjar tapi aku juga ingin bermain baik. Wanita seperti Hagia tidak mudah untuk mundur. Yang dia rasakan bukan cinta melainkan obsesi." jawab Alin dengan suara terdengar tenang.

"Jika Anjar tahu temannya tergila-gila padanya tentu dia akan merasa risih. Dan mungkin tidak bisa mengontrol diri untuk langsung menjauhi Hagia. Anjar tidak bisa hidup dengan kepura-puraan, Saras. Jadi sekarang biarkan aku yang menghalau Hagia dengan caraku sendiri. Terimakasih atas informasinya, nanti akan aku baca ulang ketika sudah pulang bekerja." lanjut Alin kemudian mematikan telepon.

Sejak Alin mendapatkan kiriman foto Anjar dan Hagia akan berpelukan, dia langsung menghubungi Saras. Meminta rekannya mencari tahu tentang Hagia.

Alin ingin tahu dengan jelas bagaimana kehidupan Hagia selama beberapa tahun belakangan. Hasilnya cukup mengejutkan, mungkin ini akan membuat orang lain yang mengetahui langsung ilfil melihat nya.

"Kita lihat besok malam, apa yang ingin kamu tampilkan dihadapan ku." ujar Alin tidak sabaran. "Ini bukan pertama kalinya aku mengurusi wanita gatal tapi kali ini akan terasa berbeda. Mungkin jika Karin masih ada, itu lawan sepadan bagi ku."

1
Mulyana
lanjut
Ruang Rindu
lanjuttttt
Mulyana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!