Aruna dan Melvin yang kembali di pertemukan setelah 8 tahun. Mereka dulu 1 sekolah dengan Melvin adalah senior Aruna.
Setelah 8 tahun mereka kembali di pertemukan dengan keadaan yang berbeda. Melvin menjadi seorang aktris terkenal dan Aruna yang menjadi sutradara.
Tetapi ada scandal masa lalu dalam hubungan mereka yang belum selesai. Tentang kedekatan mereka dulu dan kenapa berpisah. Setelah sekian lama di pertemuan kembali dan Aruna yang sudah bersama seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.
Bagaimana kah cerita di antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16 Rasa Penasaran.
Mata Aruna yang melihat kearah tunjukan Rain
Guru wanita itu tersenyum dengan melambaikan tangan yang mungkin tugasnya sudah selesai. Aruna juga membalas senyuman dengan menundukkan kepala yang berarti berterima kasih.
"Makasih Bu guru!" teriak Rain sebelum guru itu pergi dan setelah itu guru itu langsung pergi.
"Lain kali jangan merepotkan siapapun! Bukan tugas guru Rain untuk mengantarkan Rain. Rain bisa menelpon Mama. Jika ingin bertemu mama bisa jemput," tegas Aruna.
"Siap, Mah," sahut Rain dengan hormat kepada Aruna. Aruna hanya menghela nafas yang mungkin merasa tidak enak harus merepotkan orang lain.
"Rain sudah makan?" tanya Aruna.
"Mama tadi hanya membuatkan Rain bekal roti saja," jawab Rain.
"Kalau begitu kita langsung saja makan. Rain pasti. Karena hanya makan dengan roti," ucap Aruna m
"Hmmm, Rain lapar, mama benar sekali," jawab Rain.
"Let's go kita makan!" Aruna langsung berdiri dan juga mengambil makanan bersama dengan Rain.
Dari kejauhan dengan raut wajah yang penasaran Melvin terus memperhatikan Aruna dan anak laki-laki tersebut yang membuat dia bertanya-tanya.
Aruna dan Rain yang sedang makan di bawah pohon. Dengan Rain yang terlihat begitu sangat lahap. Mata Aruna langsung tersenyum yang jarang-jarang menemani putranya untuk makan. Tetapi tiba-tiba senyum Aruna datar dengan kepala terangkat saat melihat Melvin berdiri di belakang Rain.
"Ada apa?" tanya Aruna. Rain menoleh ke belakang ketika melihat fokus sang Mama seperti berbicara dengan seseorang.
Mata Melvin juga melihat ke arah bocah laki-laki yang sekarang sudah jelas dia lihat. Bocah laki-laki itu begitu tampan yang memiliki kulit yang sangat putih. Tidak berbeda dari Aruna dan juga memiliki kemiripan dari tatapan matanya dengan Aruna.
"Siapa itu, Mah?" tanya Rain.
"Rain makan sebentar ya. Mama tinggal sebentar!" Aruna tidak menjawab dan menghentikan makannya. Lalu Aruna berjalan mendahului Melvin dan kemudian Melvin mengikuti Aruna.
Melvin memang tidak mengatakan apa-apa. Tatapi Aruna sudah tahu jika pria itu ingin berbicara dengan heran lebih baik dia pergi dan tidak ingin berbicara apapun di depan Rain.
Mereka berdua berdiri sedikit jauh dari Rain.
"Kau sangat tidak punya sopan santun, apakah harus bicara padaku di saat aku sedang makan! apa kau tidak bisa menunggu saat aku sedang istirahat!" kesal Aruna. Siapa yang tidak marah jika makannya diganggu.
"Dia putramu?" tanya Melvin yang langsung pada inti dari apa yang ingin dia sampaikan.
"Itu pertanyaan diluar konteks," sahut Aruna yang cukup sedikit kaget dengan pertanyaan Melvin.
"Kau jawab saja," sahut Melvin yang tampaknya memang sangat penasaran dan tidak ingin berbasa-basi.
"Jika dia memanggilku Mama. Artinya dia memang dia putraku!" tegas Aruna dengan jujur dan tanpa menyembunyikan apa-apa.
"Jadi kau sudah menikah?" Melvin kembali memastikan yang mengintrogasi Aruna. Entah Kenapa ada rasa kesal di hatinya saat mendengar kata-kata Aruna.
"Iya. Aku sudah menikah, aku sudah punya keluarga dan memiliki seorang anak," tegas Aruna yang menjawab pertanyaan itu dengan lancar dan sedikit ketus seolah penekanan kepada Melvin.
Melvin terdiam yang hanya menatap Aruna, sangat mudah bagi Aruna menikah dengan orang lain dan melupakan masa lalu mereka.
"Ada lagi yang ingin kau tanyakan?" tanya Aruna.
"Aku tidak percaya jika kamu akan menemukan laki-laki pengganti diriku," ucap Melvin dengan raut wajah yang tampak kecewa.
Aruna menghela nafas mendengarnya, "Melvin semua sudah masa lalu. Aku dan kamu sudah tidak ada hubungan apa-apa. Itu juga hanya cinta-cintaan anak SMA saja yang sama sekali tidak berarti!" tegas Aruna dengan santai.
"Tidak berarti katamu," sahut Melvin yang cukup kaget mendengar kata-kata Aruna dan ada rasa seperti tidak terima.
"Bukan cuma aku yang menganggap itu tidak berarti, tapi kamu juga menganggap hal itu tidak berarti bukan. Jika semua itu berarti maka hari ini tidak akan ada!" tegas Aruna membuat Melvin terdiam.
"Jadi aku minta padamu untuk profesional dalam pekerjaan. Kita berdua sudah menutup buku. Aku sudah punya kehidupan yang baru, aku sudah memiliki keluarga dan aku minta kepadamu untuk tidak pernah bicara padaku di luar konteks pekerjaan. Hal itu sangat tidak sopan dan membuatku tidak nyaman!" tegas Aruna dengan penuh penekanan.
"Aku harus kembali makan!" ucap Aruna yang langsung pergi dari hadapan Melvin. Malvin hanya melihat kepergian wanita itu.
"Sangat mudah bagimu Aruna untuk memulai kehidupan bersama laki-laki lain dan bahkan anak kalian sudah sebesar itu yang artinya kamu menikah sudah lama," gumam Melvin yang terlihat galau dan sangat jelas belum bisa move on dari Aruna.
Sementara Aruna yang terus melangkah dengan menghela nafas.
"Aku sangat berharap kamu tidak akan mencoba untuk mencari tahu apa yang terjadi dan tidak peduli lagi dengan semua ini. Kita sudah punya hidup masing-masing, kita sudah berhenti sejak 8 tahun lalu," batin Aruna.
Karena Aruna yang syuting di dekat lokasi sekolah Rain jadi Rain sangat senang bermain di sana bahkan tidak ingin pulang. Dia sekalian menemani Aruna bekerja.
Rain juga sangat baik yang tidak mengganggu dan seperti sekarang ini dia terlihat belajar di bawah pohon dengan beralaskan karpet dan mamanya yang sedang menjadi sutradara dalam adegan syuting yang mana dua wanita terlihat adu cekcok sampai saling membalas tamparan.
Rain yang duduk di kursi santai yang beratapkan payung membaca script dialog dan sekali-sekali matanya melihat ke arah lain.
"Tampan sekali anaknya Bu Aruna," telinga Melvin harus mendengar gosip dari dua kru wanita yang tidak jauh darinya.
"Bu Aruna yang cantik dan sangat pintar, wajar mendapatkan laki-laki yang tampan. Lihatlah keturunannya sangat sempurna seperti itu, seperti artis Korea," sahut yang satunya.
"Apah! dia pintar mencari laki-laki yang tampan. Hanya aku mantan yang paling tampan," batin Melvin yang malah kesal sendiri mendengar ada orang lain yang lebih tampan daripada dia.
"Iya sih. Kamu benar, Bu Aruna hidupnya sempurna yang memiliki anak tampan itu yang menjadi penyemangat dalam bekerja. Sampai dia sudah tidak ingin menikah lagi dengan siapapun," pembicaraan wanita itu tiba-tiba membuat Melvin mengkerutkan dahi.
"Menikah lagi? Apa wanita boleh menikah dua kali," Melvin benar-benar kebingungan dengan kata-kata itu.
"Sudahlah! Kenapa juga kita harus bergosip. Ayo kita lanjut bekerja," sahut wanita itu yang kembali melanjutkan pekerjaan mereka dan menutup mulut mereka untuk tidak mencibir atasan mereka. Sementara Melvin jadi penasaran dengan kata-kata dua kru tersebut yang membuat dia kebingungan
**
Melvin yang berada di dalam mobil yang matanya memperhatikan Aruna yang memasuki mobil bersama dengan Rain. Proses syuting yang memang Akhirnya selesai.
Bruk
Pintu mobil bagian depan terbuka yang tak lain Chiko
"Kita kembali?" tanya Chiko.
"Apa dia sudah menikah?" tanya Melvin tiba-tiba yang membuat Chiko heran.
"Siapa maksudnya?" tanya Chiko.
"Sutradara itu," jawab Melvin.
"Oh. Nona Aruna. Iya aku dengar-dengar Nona Aruna memang sudah menikah," jawab Chiko.
"Suaminya siapa?" Chiko cukup heran dengan Melvin yang terlalu banyak bertanya mengenai privasi orang lain.
"Aku tidak mengetahui hal itu," jawab Chiko yang memang mana mungkin mengurusi orang lain. Sementara Melvin yang terlihat penasaran dan terus melihat ke arah Aruna.
Bersambung
dikit2 bab nya flash back dr awal lagi dan lagi bikin gak nyaman baca nya 😔😔😔