NovelToon NovelToon
Mysterious Girl

Mysterious Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Anak Genius / Murid Genius / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kegiatan Olahraga Serba Bisa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: AzaleaHazel

Achassia Alora adalah gadis misterius yang selalu menutupi identitasnya. Bahkan hampir semua orang di sekolahnya belum pernah melihat wajahnya kecuali beberapa guru dan kedua sahabatnya. Gadis yang di anggap miskin sebenarnya adalah cucu dari keluarga kaya raya yang terbuang. Begitu banyak rahasia yang ia sembunyikan, bahkan dari ibunya sendiri.


Setelah bertahun-tahun ia hidup tenang bersama ibunya, sang Kakek kembali datang dalam kehidupan mereka dan memburunya untuk kepentingan keluarganya. Tentu saja Achassia selalu menghindar dengan cara apapun agar tidak tertangkap oleh Kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AzaleaHazel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8

Sudah hampir seminggu ini Achassia selalu pulang dan pergi sekolah dengan pakaian yang berbeda. Ia bersyukur karena di sekolah ini tidak banyak yang memperhatikannya, walaupun begitu ia tidak bisa lolos dari kedua sahabatnya. Anya dan Luna selalu bertanya ada apa dengannya sampai-sampai ia bertingkah aneh seperti ini. Meskipun selalu menutup wajahnya dengan Hoodie memang sudah menjadi kebiasaannya, tapi kini ia juga selalu memakai masker selama hampir seminggu ini dan itu yang membuat kedua sahabatnya bertanya-tanya.

Saat ini ketiga gadis itu sedang berada di kantin. Anya dan Luna menatap jengah pada Acha yang sedang mengaduk-aduk makanannya seperti orang yang banyak pikiran. Mau bertanya pun akan sia-sia karena gadis itu selalu mengalihkan pembicaraan.

Di sisi lain, Kainoa selalu melirik dan memperhatikan Achassia secara diam-diam. Ia juga menyadari perubahan gadis itu hampir seminggu ini dan jujur saja sebenarnya ia juga merasa penasaran.

"Kalian sadar nggak kalau Acha hampir seminggu ini pulang pergi pake jaket yang beda?" Tanya Arkan tiba-tiba membuka pembicaraan.

"Kirain gue aja yang ngerasa gitu." Sahut Chaziel menimpali.

"Emang iya? Perasaan sama aja?" Tanya Gavin.

"Kaya buronan nggak sih?" Tanya Chaziel membuat Arkan mengangguk. Achassia seperti bersembunyi dari sesuatu yang entah apa itu.

"Beberapa kali gue liat ada orang yang ngawasin sekolah." Ucap Bumi membuat Kainoa langsung menatapnya.

"Kapan?" Tanya Noa.

"Pertama masuk sekolah, kemarin sama hari ini." Jawab Bumi mengingat-ingat.

"Lo tau alasannya?" Tanya Noa lagi yang hanya di balas gelengan oleh Bumi.

"Apa ada hubungannya sama Acha ya?" Tanya Chaziel membuat Kainoa diam. Apakah benar apa yang di katakan Chaziel? Batin Noa dalam hati.

"Jangan-jangan dia pengedar lagi." Ucap Gavin asal ceplos.

"Ngadi-ngadi mulut Lo." Kesal Chaziel memukul bibir Gavin sampai membuat cowok itu mengaduh kesakitan.

"Ya siapa tau aja kan, Cil. Lagian muka dia tuh kaya muka-muka orang nggak bener." Jawab Gavin mengusap-usap bibirnya yang baru saja di pukul Chaziel.

"Emang Lo pernah liat mukanya?" Tanya Arkan pada Gavin.

"Ya enggak sih." Jawab Gavin cengengesan.

"Begok di pelihara." Semprot Bumi. Ia tidak habis pikir kenapa bisa mempunyai teman seperti Gavin.

...🍃🍃🍃🍃🍃...

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu, sekolah juga sudah lumayan sepi. Entah kebetulan atau apa, Anya dan Luna berpapasan dengan Kainoa dan teman-temannya saat baru keluar dari kelas.

"Ehh Anya." Sapa Chaziel membuat Anya tersenyum padanya.

"Tumben cuma berdua?" Tanya Chaziel melihat Anya hanya berdua dengan Luna.

"Iya, Acha udah pergi duluan." Jawab Anya. Acha memang sudah pergi lebih dulu beberapa menit yang lalu.

"Yaudah, bareng aja yuk." Ajak Chaziel membuat Anya mengangguk setuju saja.

Chaziel membiarkan Anya dan Luna berjalan di depannya dan keempat temannya. Chaziel mengenal Anya karena ia juga masuk kelas taekwondo. Bisa di katakan mereka cukup dekat satu sama lain, karena itu mereka tidak sungkan untuk saling menyapa.

"Itu bukannya Acha ya? Kenapa balik lagi?" Ucap Luna heran saat melihat Acha kembali masuk ke sekolah dengan terburu-buru.

"Kok balik lagi? Ada yang ketinggalan?" Anya memegang tangan Acha untuk menghentikan gadis itu.

"Lepasin." kata Acha beberapa kali menoleh ke belang karena takut mereka mengikutinya sampai ke sini.

"Lo kenapa?" Anya merasa aneh dengan tingkah Acha.

"Pulang, jangan ikutin gue." Suruh Acha, setelah itu menghempaskan tangan Anya agar tangannya terlepas.

"Bilang dulu lo kenapa bangsat!" Kesal Anya karena merasa kesal dengan sikap Acha yang selalu memendam semuanya sendirian.

"Pulang! Jagain Luna dan jangan ikutin gue!" Bentak Acha pada Anya.

Jangan lupakan Chaziel dan teman-temannya yang masih berada di belakang Anya dan Luna. Mereka menyaksikan kedua gadis itu saling membentak entah karena apa.

"Tapi Ca-" belum selesai Anya berbicara, Acha sudah berlari ke belakang sekolah.

"Ca, Achaa!" Teriak Anya ikut berlari untuk mengejar Acha.

Luna yang tidak mengerti dengan situasi ini hanya ikut berlari mengejar kedua sahabatnya. Kainoa yang sejak tadi memperhatikan Achassia juga ikut berlari mengejar gadis itu ke arah belakang sekolah.

"Lah, si Noa ngapain ikutan lari?" Ucap Gavin melihat Kainoa menyusul ketiga gadis itu.

"Si bumi juga ikut-ikutan." Lanjut Gavin saat Bumi juga menyusul. Setelah itu Arkan juga menyusulnya.

"Ayo begok!" Maki Chaziel menarik kerah baju Gavin untuk menyusul mereka semua.

Achassia terus berlari tanpa mendengarkan panggilan dari kedua sahabatnya. Tadi saat ia akan pulang, orang-orang yang beberapa hari ini mengawasinya berdiri di depan gerbang. Ia pikir mereka hanya akan mengawasinya dari kejauhan, tapi pikirannya salah. Hari ini mereka mengambil tindakan, bahkan mereka berani menunggunya di gerbang sekolahnya. Sampai saat ini ia tidak tau apa tujuan mereka, yang ia pikirkan hanya untuk menghindari mereka.

Sampai di pohon belakang sekolah, tempat dimana Kainoa dan teman-temannya membolos dan merokok. Dinding di belakang pohon itu biasa di gunakan jalan untuk membolos, di bawahnya ada tumpukan kursi dan meja. Achassia menaiki tumpukan kursi dan meja itu sebagai pijakan untuk melompati tembok.

"Ca, Achaa." Teriak Anya saat Acha sudah menghilang di balik tembok.

"Gila tuh cewek, kaya udah pro banget lompatnya." Ucap Gavin dengan nafas ngos-ngosan.

"Lepasin! Gue mau nyusul Acha!" Teriak Anya saat ingin melompati tembok untuk menyusul Acha, tapi Bumi lebih dulu menarik tangannya.

"Terus temen Lo yang ini mau di kemanain?" Tanya Bumi melirik Luna yang hanya diam saja seperti orang bodoh.

"Haahhh bangsat!" Teriak Anya kesal. Bagaimana ia bisa melupakan Luna yang selalu plonga plongo ini.

Karena sudah kepalang kesal, Anya menghempaskan tangan Bumi dan menarik Luna untuk kembali ke depan. Tidak lama kelima cowok itu juga menyusul. Mereka berhenti saat akan melewati gerbang, ada beberapa orang berpakaian hitam seperti seragam. Apakah ini alasan Acha lari? Batin Anya, Noa, Bumi, Arkan dan Chaziel. Jangan tanyakan tentang Luna dan Gavin. Tentu saja pikiran mereka tidak akan sampai di sana, karena mereka terlalu Lola.

Anya kembali meneruskan langkahnya, begitupun yang lain. Tiba-tiba beberapa orang itu menghadang jalannya.

"Maaf, saya mau nanya. Di dalam masih ada orang nggak ya?" Tanya salah satu dari mereka.

"Nggak ada." Jawab Anya ketus.

"Beneran Neng?" Tanya orang itu tidak percaya.

"Emang muka saya keliatan lagi bercanda?" Tanya Anya mulai kesal. "Awas!" Lanjutnya mendorong orang itu agar tidak menghalanginya, setelah itu ia pergi begitu saja.

Sedangkan Luna yang sejak tadi hanya diam seperti orang bodoh langsung berlari menyusul Anya yang meninggalkannya. Malang sekali gadis itu, udah mikirnya lama malah sering di tinggal oleh kedua temannya. Bukankah tadi Acha meminta Anya untuk menjaganya? Tapi kenapa Anya juga ikut-ikutan meninggalkannya.

"Cewek kalau marah serem juga ya." Ucap Gavin ngeri melihat tingkah Anya.

"Di dalam beneran udah nggak ada orang?" Tanya orang-orang berseragam hitam itu lagi.

"Nggak." Jawab Noa, setelah itu ia pergi dari sana di ikuti Bumi.

"Kalau nggak percaya liat aja sendiri." Celetuk Arkan, setelah itu menyusul Bumi.

"Tapi-" belum sempat Gavin berbicara, Chaziel lebih dulu membekap mulutnya.

"Bacot, udah ayo cabut." Ucap Chaziel setelah itu menarik Gavin pergi dari sana sebelum bocah ini mengatakan yang sebenarnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!