"
Suatu perkawinan pengganti, mengikatnya erat di sisinya.
Dave adalah pria yang membuat semua orang di kota ketakutan, dia kejam dan bengis, terutama membenci wanita.
Nadia adalah wanita kaya yang diintimidasi oleh orang lain, dan dia sama sengsaranya dengan Cinderella di rumah.
Awal berpikir kalau pernikahan ini akan segera berakhir, dan keduanya akan segera bercerai.
Tanpa diduga, setelah menikah, dia sangat memanjakannya!
""Apakah kamu pikir aku tidak akan tahu jika kamu menyembunyikan identitasmu? Gadis cupu.""
Nadia tampak terkejut, ""Bagaimana kamu bisa tahu?!”"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 10. JAUHI KAKAKKU CUPU.
Pagi pun tiba, kicauan burung-burung diatas dahan pohon dan gemuru ombak di tepi pantai membuat Nadia terbangun dari tidurnya.
Nadia segera bergegas membersihkan diri kemudian berpakaian.
Setelah mengepang rambutnya dan berdandan ala kadarnya, Nadia segera bergegas ke menuju kamar Dave.
Tampak di depan pintu kamar Dave, sekertaris Ken, Goy dan beberapa pelayan sudah membentuk barisan.
Melihat kedatangan Nadia, Goy dan beberapa pelayan menyapa sembari memberi hormat padanya.
"Selamat pagi Nona Nadia,"
"Selamat pagi juga paman Goy," balasnya sembari ikut membentuk barisan.
Lain halnya dengan sekertaris Ken, lama dia menatapi Nadia dengan penggoyang-goyangkan kepalanya kiri dan kanan memperhatikat gaya berpakaian Nadia yang saat itu hanya memakai baju kaos biasa, celana jeans di padukan dengan sepatu cats satu lagi tas kecil yang biasa dia bawa untuk menyimpan dompet dan juga handphone miliknya.
"Nona Nadia, kenapa Anda masih berpakaian seperti kemarin?. Bukankah di lemari sudah tersedia beberapa pakaian bagus untuk Anda disana,"
Seketika mata Nadia melotot mendengar ucapan sekertaris Ken.
"Maksud sekertaris Ken, Aku harus memakai salah satu gaun itu untuk membuat kue ditoko?, Sepertinya itu tidak layak dan sangat merepotkan saat Aku mengaduk adonan dalam loyang,"
"Bukan begitu Nona tapi ....," belum juga ucapan sekertaris ke selesai pintu kamar Dave terbuka.
Dave keluar dari dalam sana dengan berpakaian rapi dan rambut sudah disisir begitu rapi.
"Selamat pagi Tua," sapa sekertaris Ken, goy dan para pelayan.
Lain hanya dengan Nadia, dia malah terdiam menatap Dave yang baru saja keluar dari dalam kamarnya.
"Ganteng bangan Tuan ini. Andai saja pernikahan ini sungguhan betapa gembiranya Aku menjadi pendampingnya. Tapi itu tidak mungkin terjadi, masa iya sih pria ganteng menikah dengan gadis unik sepertiku," mata Nadia tidak berkedip sedikit pun menatap kearah Dave.
"Kenapa hanya diam menatapku seperti itu, Aku ini bukan televisi yang bisa kamu tonton seenaknya," Dave dengan wajah datar.
Seketika lamunan Nadia buyar hingga membuatnya salah tingkah.
"Hii...kenapa bisa seperti ini sih, Nadia Nadia bodoh amat sih dirimu," Nadia menggaruki kepalanya.
"Nona Nadia, silahkan pasang dasi dan jas untuk Tuan," ucap Goy yang saat itu memegang benda semacam nampan dengan jas dan dasi tergeletak rapi diatasnya.
Nadia segera meju mendekat kearah Goy. Pertama-tama dia mengambil dasi terlebih dulu lalu kemudian memasang ke kera baju milik Dave. Setelah disara sudah rapi Nadia kemudian kembali mendekati Goy lagi dan mengambil jas yang ada ditanganya.
"Angkat sedikit tangan kiri Tuan," Nadia yang saat itu sedang berada di belakang Dave.
Dave pun mengikuti perintah Nadia seperti seorang Anak SD yang dikenakab baju oleh ibunya.
"Pintar!, sekarang tangan kananya," sama seperti tadi Dave pun mengikuti tanpa ada protes.
Mata sekertaris Ken, Goy dan pelayang yang ada di sana seketika terbelalak melihat dan mendengar sendiri memperlakuan Nadia pada Dave.
Karena Dav hanya diam saja maka mereka tidak ada yang protes sama sekali.
Setelah mengenakan jas pada tubuh kekar Dave. Nadia kemudian maju menghadap Dave dan mengancing jas yang ada di bagian perut.
Nadia mengusap dan merapikan kembali jas dan dasi milik Dave.
"Nah, selesai. Selamat bekerja," Nadia sedikit menunduk dan kembali ke barisan semula.
Deve hanya tersenyum sedikit melihat perlakuan Nadia padanya. Baru kali ini ada orang yang berani memerintah dan menyentuhnya seperti itu.
Tidak lama kemudia Dave pun melangkah menurunin tangga di kuti oleh Nadia, sekertaris Ken Goy dan beberapa pelayan.
Dave melangkah menuju keruang makan guna sarapan sebelum dia berangkat ke kantor.
"Selamat pagi, Dave, kak," sapa Anita dan Elis bersamaan.
"Pagi," balas Dave tanpa memandang ke arah mereka kedua orang itu.
Setelah Goy menarik kursi untuk Dave, Dave pun duduk.
Nadia segera melakukan hal seperti kemarin. Menyendok nasi dan beberapa lauk kedalam piring Dave sebelum dia duduk.
Setelah menikmati sarapan mereka. Dave pun berdiri dari tempat duduknya dan melangkah ke luar di ikuti orang-orang yang ada disana.
"Nona Nadia, ingat jam lima sore Anda sudah harus datang untuk menyambut kedatangan Tuan. Satu lagi mulai besok dan tiga hari ke depanya Anda tidak boleh keluar rumah soalnya pernikahan Anda akan segera di selenggarakan," sekertaris Ken yang saat itu sudah menutup pintu saat Dave sudah berada di dalam mobil.
"Baik," balas Nadia sambil membulatkan jarinya membentuk hurup O besar.
Tidak berselang lama kemudian mobil yang di tumpangi Dave pun pergi meninggalkan tempat itu.
"Apa kamu yakin akan menikah dengan kakaku!, sementara bila di lihat-lihat kalian itu sungguh tidak sepadan, bagai langit dengan comberan," Elis yang mendekat pada Nadia.
"Jawabanya ada di tangan kakakmu!, Aku hanya melakukan apa yang seharus Aku lakukan," balas Nadia.
"Harusnya yang kamu lakukan itu menjauhinya bukan mendekati seperti ini," tambah Anita.
"Sudah Aku katakan barusan, Aku hanya melakukan tugasku. Jadi, jika kalian berdua merasa tidak terima, kalian boleh protes langsung kepada Tuan Dave. Maaf Aku harus berangkat bekerja soalnya Aku tidak ada waktu untuk berdebat. Selamat pagi calon mertua dan adik iparku yang tersayang," Nadia begegas pergi meninggalkan Anita dan Elis.
"Tunggu kita belum selesai bicara," Elis sedikit berteriak dan mencoba memburu langkah Nadia.
"Maaf Nyonya dan Nona kalian berdua tolong jangan mengusik Nona Nadia kalau tidak mau berurusan dengan Tuan Dave," ucap Goy pada mereka berdua dan ikut pergi dari tempat itu.
"Kenapa semua orang membela gadis katro itu. Apa semua orang dalam mension ini sudah tersihir oleh penampilan culunya itu,"
"Sudalah Elis, Ayo kita masuk dan menyusun rencana bagaimana cara mengusir gadis udik itu dari sini," Anita menarik pergelangan tangan Elis dan masuk ke dalam mension.
Nadia terus keluar dari halaman mension. Perasaan hatinya bercampur aduk antara jengkel dan juga senang.
Jengkel dengan ucapan Anita dan Elis tapi bahagia karena bisa membalas.
"Tidak di rumah, tidak di sini semua pada tidak bersahabat denganku. Sebenarnya apa salahku pada mereka. Ah ..sudahlah kenapa juga Aku harus memikirkan mereka. Pokoknya mulai sekarang Aku tidak boleh bersedih-sedih lagi. Akan kujalani hidup ini sebagai gadis sebatang kara walau kenyataanya kedua orang tuaku masih hidup. Tapi biarlah, mungkin ini sudah menjadi jalan hidup yang harus Aku lalui. Nadia semagat....,"
Nadia mencoba menyemangati dirinya untuk melupakan kesedihan yang selama ini dia rasakan.
JANGAN LUPA UNTUK TERUS DUKUNG CHANNEL INI DENGAN CARA NEMBERI LIKE, COMENT, SGERE, VOTE, SERTA JANGAN LUPA UNTUK TERUS DUKUN CERITAKU DI YOUTUBE" PEWARIS TERAKHIR SANG PRESDIR" TERIMA KASIH.