NovelToon NovelToon
Ujung Cerita

Ujung Cerita

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: .Esperanza.

Dia menyukai hujan. Namun tidak semua tentang hujan bisa ia terima. Ia tidak suka kehujanan. Ia pun tidak suka kedinginan. Ia hanya suka ketenangan dibalik berisiknya tiap tetes air hujan yang luruh ke bumi. Sama halnya dengan hujan. Dia menyukai Raka. Namun ia menyukai semua tentang Raka . Tentang cara tersenyum yang justru lebih tenang dari berisiknya air hujan. Tentang mata yang jauh lebih teduh dari langit abu sehabis hujan. Ia hanya mengikuti alur hati yang jatuh cinta. Ia tidak menolak ataupun menahan perasaan itu. Ia menikmati semua cinta dan luka yang ia peroleh dari jatuh cinta.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon .Esperanza., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 31

Pada akhirnya Raka menyetujui ide Sekar. Orang-orang tidak boleh tahu jika itu adalah anak Raka sehingga baik Raka maupun keluarga nya tidak perlu menanggung malu.Sekar tidak bodoh tapi ia tahu pasti bagaiamana watak orang kaya. Jelas mereka akan menolak mentah-mentah kenyataan bahwa dirinya hamil anak Raka.Raka juga tidak akan bisa berbuat apa-apa. Kesempatan nya untuk kuliah di luar negeri juga bisa saja hancur kalau orang tuanya tau masalah itu. Sekar tidak masalah dengan itu semua , sungguh ia ikhlas dengan keadaan itu. Biarkan saja ia kehilangan mimpinya, biarkan saja ia menanggung malu sendirian dan biarkan saja ia menerima semua resiko itu. Tapi Sekar belum punya keberanian untuk memberi tahu kedua orang tuanya. Jika bagi orang lain jalan keluar dari masalah itu adalah dengan menggugurkan anak dalam kandungan itu, mereka berdua sama sekali tidak mengeluarkan ide tersebut. Karena keduanya sama-sama melakukan hal tersebut atas cinta. Sekar tidak ingin menjadi seorang pembunuh. Ia lebih baik menanggung malu yang tidak akan lama daripada menanggung beban seumur hidupnya.Sekar tidak menyangka dirinya bisa seikhlas itu membiarkan Raka tidak bertanggung jawab . Ia tersenyum dan dadanya terasa lega. Ia tidak ingin Raka hancur dan kehilangan semuanya.Sekar sibuk searching Google untuk cari tahu banyak hal tentang kehamilan dan bagaimana cara mengatasi mual- mual yang ia alami.

Di tempat lain Raka khawatir dengan keadaan Sekar. Ia bingung harus bagaimana. Sekar benar, orang tuanya tidak boleh tahu akan hal itu. Raka memang egois karena ia tidak mau meninggalkan pendidikan nya demi Sekar. Raka harus sekolah supaya ia bisa menjadi orang hebat dan mampu menjadi kepala keluarga yang baik. Kepala nya sekarang hanya dipenuhi oleh Sekar Sekar Sekar dan Sekar. Ingin rasanya sekarang ia memeluk gadisnya itu dan menguatkan Sekar. Raka tidak bisa tenang hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengirim pesan kepada Sekar.

Raka: Sayang, maafin aku ya belum bisa jadi yang terbaik buat kamu.Maafin aku yang nggak bisa temenin kamu disaat seperti ini. Tapi aku sayang banget sama kamu Kar. Kalau kamu butuh sesuatu atau kamu udah nggak sanggup jalanin sendiri kasih tau aku ya. Dan satu lagi Kar yang harus kamu ingat baik-baik, tungguin aku ya. Kamu harus tunggu aku Kar, karena aku sayang banget sama kamu. Yang kuat my girl⚘️.

Raka menangis setelahnya. Ia merasa gagal menjaga gadisnya. Ia merasa bersalah dengan Sekar karena telah menghancurkan masa depan gadis itu. Raka kecewa dengan dirinya sendiri karena tidak bisa mengambil keputusan yang berani. Keduanya tidak putus. Tapi Sekar ingin jaga jarak dari Raka agar lelaki itu tidak kena imbasnya. Tentu Raka amat terpukul dengan situasi ini. Ia yang sangat merindukan Sekar harus menahan semuanya. Sekar tidak lagi menghubungi Raka dan hanya membaca pesan terakhir yang Raka kirim. Ia tidak membenci Raka untuk alasan apapun. Ia selalu punya cara tersendiri untuk mencintai lelaki itu.

Hari-hari selanjutnya diisi dengan kesibukan mereka sebagai mahasiswa baru. Sekar masih bisa mengikuti masa ospek karena memang kandungan nya masih beberapa minggu.Namun permasalahannya ia terus saja merasa mual jika ada aroma yang tidak ia suka . Sekar selalu berlari ke toilet saat merasa mual dan mencoba untuk tidak panik agar tidak ada yang curiga. Dia belum menceritakan semuanya kepada siapapun. Zidan yang setiap hari mengantar jemput nya saja masih belum tahu kabar itu. Namun karena pembawaan bayi,Sekar jadi banyak maunya.Ia menyuruh Zidan ini itu dan anehnya Zidan mau saja tanpa banyak bertanya.

Seperti saat ini keduanya sedang Dalam perjalanan pulang dan Sekar melihat ada yang menjual ayam warna- warni.

"Dan Stop!"Sekar memukul pundak Zidan membuat lelaki itu mengerem mendadak

" Ada apa sih Kar?"

" Mau beli ayam dulu bentar" Sekar sudah lari terbirit-birit menuju abang yang menjual ayam warna- warni.

"Astaga, dasar bocah emang" gerutu Zidan yang menunggu Sekar di atas motor sambil memegang tas gadis itu. Tas Sekar sedikit terbuka dan Zidan tidak sengaja melihat botol obat berwarna putih yang amat familiar. Zidan mencoba mengingat dimana ia melihat obat seperti itu. Kedatangan Sekar yang membawa 10 ekor anak ayam berwarna biru membuat Zidan lupa dengan obat itu dan tertawa.

" Mau ternak ayam Kar?"

" Nggak lah , lo liat aja entar. Udah yuk balik buruan" Sekar ingin cepat-cepat pulang karena tidak sabar bermain dengan anak-anak ayamnya.Sesampainya di rumah,ia memaksa Zidan untuk mampir dulu sebentar karena ada hal yang ingin ia sampaikan.Zidan menunggu di teras dan Sekar katanya mau mengambil sesuatu. Zidan sangat terkejut ketika melihat Sekar datang dengan membawa dua plastik berisi anak ayam yang kini masing-masing menjadi lima.

"Kenapa dipisahin segala sih Kar?"

"Karena ini buat kamu" Sekar menyodorkan satu plastiknya kepada Zidan yang langsung tercengang.

" Lo nyuruh gue ternak ayam?"

" Udahlah terima aja , nanti laporin aja perkembangannya ke gue ya"

" Ada- ada aja lu Kar, sini dah sekalian gue mau balik "

" Okey siapp" Tidak lupa pula ritual mereka sebelum Zidan pulang wajib mengelus rambut Sekar.Makin kesini Sekar semakin nyaman dengan hal tersebut.

Sekar kembali masuk ke rumahnya dan mengurus ayam- ayamnya di halaman belakang rumah. Ia sudah memasukkan ayam- ayam itu ke dalam kandang yang sebelumnya memang sudah ada disitu . Sekar memotret ayamnya lalu mengirimnya ke Raka.Mereka memang tidak berkomunikasi sesering sebelumnya. Karena Raka harus fokus dengan kuliahnya dan Sekar juga fokus dengan hidupnya.Tetapi mereka selalu bertukar kabar meskipun tidak seperti sebelumnya. Tidak ada lagi telfon-telfonan sebelum tidur.Tidak ada lagi sleep call dan tidak ada lagi cerita- cerita random yang biasa mereka lakukan. Sekar meneteskan air matanya di halaman belakang itu. Ia merindukan sosok Raka dihidupnya. Ia sangat merindukan aroma parfum Raka, senyum candu Raka, tatapan teduh mata Raka dan semuanya tentang Raka. Sekar menghapus kembali air matanya. Ia tidak boleh lemah seperti ini. Sekar harus bisa menjalani semuanya agar nanti bisa kembali bersama Raka saat situasi nya sudah tenang.Saat ia ingin masuk ke dalam rumah,hujan turun. Langkahnya langsung terhenti. Sepertinya kali ini semesta sedang membiarkannya menangis merindukan Raka. Sekar duduk di halaman belakang sembari menangis sekeras mungkin karena suaranya tersamar dengan berisiknya hujan. Sekar melampiaskan semua rindunya melalui setiap tetes air hujan itu. Sampai ia merasa semuanya tiba-tiba gelap.

1
✨♡vane♡✨
Wah!
Murasaki Kuhouin
Gak nyangka bakal terbawa banget sama ceritanya... ❤️
Hujan: stay terus ya⚘️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!