Bagaimana nasib gadis nakal itu setelah dinikahkan oleh Daddy nya dengan seorang pria matang yang sudah mempunyai kekasih ?.
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
yuk baca kelanjutannya 📜
S2 dari novel Ambisi Cinta Gadis Labil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Papi Rey
"Om Ex" sapa Ara yang berada di punggung Rey begitu Ex lewat kedekat mereka .
" Apa?" jawab Ex dengan wajah datarnya berjalan semakin cepat .
" I love you" ucap Ara dengan suara keras .
Plakkk
Rey menampar pantat Ara saking kesalnya mendengar penuturan Ara yang terang-terangan sekali.
" Kan I love you nya untuk Papi " ucap Ara dengan polosnya karena Rey menampar pantat nya dengan cepat Rey melihat kebelakang rupanya bodyguard itu memang sudah berjalan cukup jauh kedalam rumah bahkan mungkin tidak mendengar ucapan Ara .
" Ohhh iya Papi nggak suka Aku ya ?" ucap Ara melingkarkan tangannya di leher Rey saat pria itu mulai berjalan .
" I love you too" jawab Rey .
" Kita mau kemana Papi ?" tanya Ara menatap sekitar mereka .
" Ke kandang harimau " jawab Rey singkat.
" Papi mau kasih Aku ke harimau ?" ucap Ara yang langsung mencekik leher Rey yang sedang berjalan itu .
" Ara" teriak Rey dengan nafas tersendat karena Ara mencekik lehernya.
" Aaa, kita mau kemana Pi?" ucap Ara yang mendadak jadi takut saat Rey membawanya ke halaman belakang.
" keruang bawah tanah" jawab Rey yang kini sudah hampir sampai di depan pintu masuk .
" Aku takut " ucap Ara tiba-tiba melarang Rey berjalan lagi begitu melihat pintu ruangan yang didalamnya sangat gelap .
" Baby mafia takut kegelapan?" ledek Rey merasa tak percaya .
" Itu Papi tau kalau Aku Baby nya bukan mafia jadi wajar takut " jawaban logis Ara .
" Jadi tidak ingin ikut masuk ?" tanya Rey menatap dengan sedikit susah Ara yang masih di gendong nya .
Ara tanpa berfikir beberapa saat lalu akhirnya menggeleng dan meminta Rey menurunkan nya .
" bisa jalan sendiri balik kedalam rumah kan ?" tanya Rey menatap Ara yang kini berdiri di hadapan nya .
" Iya " ucap Ara langsung memutar langkah untuk masuk kembali ke dalam rumah .
" Papi " baru 2 langkah Rey memasuki ruangan bawah tanah Ara sudah menempel di lengannya.
" Ada apa lagi ?" tanya Rey tersenyum lebar mengelus kepala Ara .
" Ikut aja lah Pi tapi gendong di depan " ucap Ara yang sebenarnya murni takut tapi penasaran dengan isi ruangan gelap seperti tidak berpenghuni sedikitpun.
" Gadis nakal " ucap Rey geleng kepala dia tau Ara murni takut tapi sepertinya rasa penasaran mengalahkan rasa takut gadis itu.
Rey mengangkat pinggul Ara agar kembali memeluknya lalu melingkarkan kaki Ara di pinggang nya .
" awas pipis di celana " tawa meledak Rey yang baru berjalan selangkah tapi pegangan Ara sudah serasa mencekik leher nya saking kuatnya.
" Ihhhh, mana ada " ucap Ara melonggarkan pelukannya tapi membenamkan wajahnya di ceruk leher Rey .
" Nyalakan obor kalian istriku takut " ucap Rey dan detik berikutnya puluhan obor kecil menyala sehingga terlihatlah ratusan orang yang berada di dalam sana .
" Akkkk" teriak Ara benar-benar terkejut begitu ada cahaya ternyata banyak sekali orang di dalam sana berbaris rapi di setiap sudut ruangan bawah tanah itu yang sebelumnya Ara pikir tidak ada orang sama sekali .
" Papi " teriak Ara semakin terkejut begitu matanya melihat bodyguard yang ternyata cukup banyak berdiri di dekat mereka yang sama sekali tidak Ara sadari .
" Huaa aaaa" bodyguard yang berjaga di pintu itu malah semakin menakuti gadis lucu itu .
" Hummmm" Saat rasa takut dalam dirinya mereda setelah tau itu siapa Ara langsung mencakar mereka saling kesalnya .
" Ara " tegur Rey menjauhkan Ara dari Bodyguard yang sudah pada tertawa itu melihat Ara yang sangat agresif.
" Mereka yang mulai duluan Pi" ucap Ara menatap sebal mereka saat Rey malah menegur nya .
" Ya jangan dilawan " ucap Rey dengan lembut kembali berjalan menyusuri ruangan bawah tanah yang penjagaan nya ketat sekali .
" Ihhhh" semakin kedalam ruangan itu semakin sangar wajah orang-orang yang Ara temui sehingga dia benar-benar takut di buatnya.
" Kita ngapain kesini Pi ?" tanya Ara mengeratkan pelukannya di leher Rey .
" Papi ada urusan dengan mereka sebentar" jawab Rey berjalan menuju puluhan bodyguard yang sudah menunggu nya disebuah meja .
" Terus ngapain bawa Ara?" ucap Ara terus menatap ke sekeliling ruangan itu.
" bukannya kamu yang selalu ingin ikut kemanapun Papi pergi " timpal Rey .
" Hehehe , Aku cuma penasaran aja tadi Pi " kekeh Ara .
" Kamu ini ya benar-benar nekat sampai penasaran mengalahkan segalanya " ucap Rey .
" Berdirilah " ucap Rey begitu sampai di depan meja bundar yang sudah dikelilingi bodyguard itu.
" Nggak mau, Ara sama Papi aja" ucap Ara menempel seperti cicak pada Rey karena merasa ngeri melihat sekeliling ruangan itu yang hanya di terangi oleh obor
" Yasudah , tapi duduk miring ya " ucap Rey yang diangguki Ara .
Ketika Rey mulai berbicara dengan orang-orang itu Ara hanya menunduk bersandar ke dada Rey entah mengapa Ara tak punya cukup mental untuk menatap wajah orang-orang itu .
Tengah malam .
Ara terbangun dari tidur lelapnya lalu menatap ke sekeliling ruangan tempat dia dan Rey tidur dengan lekat .
Setelah lama menatap dalam redupnya cahaya Ara menyadari kalau mereka ada dikamar utama dan mereka tidur ranjang yang sama bahkan Rey memeluk Ara .
" Papi " Ara menatap lurus wajah Rey yang tidur satu bantal berdua dengan nya bahkan jarak mereka sangat dekat.
" Ihhh, Papi lepasin " ucap Ara berusaha keluar dari pelukan hangat Rey .
" Ara , tidurlah masih tengah malam " ucap Rey mengelus kepala Ara tanpa membuka mata .
" Papi lepasin " ucap Ara berusaha keras keluar dari pelukan Rey dan langsung duduk .
" Mau kemana?" tanya Rey menatap Ara yang duduk itu dengan mata sayu .
" Kenapa kita tidur berdua?" tanya Ara dengan suara kecil.
" Karena kita suami istri " ucap Rey merangkul pinggang Ara yang duduk itu lalu memeluk begitu Ara kembali berbaring.
" Papi " rintih Ara merasakan sesuatu tak biasa saat Rey mengecupi nya dalam keadaan mereka berbaring.
Muachh
" Tidurlah lagi ya" ucap Rey menarik selimut setelah mengecupi Ara seperti mengecup boneka .
" Aku, Aku nggak mau tidur sama Papi " ucap Ara yang tak ingin hal yang tidak seharusnya nanti terjadi .
" Harus mau Baby , Aku suami kamu " ucap Rey dengan suara serak selain memeluk juga mengelus kepala Ara agar kembali tidur .
" Enggak , Papi lepasin " rengek Ara saat logikanya menolak sentuhan Rey tapi fisiknya menerima bahkan nyaman dengan perlakuan Rey .
" mmmh" lenguh Ara meremas baju Rey dengan kuat saat pria itu menindih lalu menciumnya dalam posisi sedekat itu.
" Baby " suara serak Rey melakukan ciuman yang lembut dan sangat membuai sehingga Ara yang pemula itu merasakan nikmat luar biasa yang belum pernah dia rasakan.
ciuman Rey terasa begitu menyenangkan!
" Akkh, Papi " rintih Ara sampai berteriak tidak karuan karena tidak bisa menghentikan Rey yang perlakuan nya perlahan membuat Ara mabuk