Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mandi Bersama
Revina terbelalak melihat pemandangan di depannya. Ditengah keterkejutannya, Felix segera mendorong tubuh Jasse dengan kuat. Sehingga tangan Jasse terlepas dari tubuh Felix.
"Ini tidak seperti yang kau lihat Revina." Felix mencoba menjelaskan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Jangan berbuat mesum di kamar ku." Revina menatap tajam kedua orang yang ada didepannya.
"Tidak Revina. Kau salah paham. Aku tidak melakukan apapun." Felix meyakinkan istrinya.
"Aku lebih percaya apa yang aku lihat. Pergilah." usir Revina sambil berlalu masuk kedalam kamarnya.
Jasse tersenyum puas telah membuat pasangan suami istri itu saling salah paham.
"Felix nanti kita bisa lanjutkan lain kali." ucap Jasse dengan sengaja.
"Jangan bicara omong kosong. Pergilah sebelum aku berbuat kasar untuk mengusir mu." balas Felix.
Jasse segera keluar dari kamar Revina dengan senyum penuh kemenangan.
"Revina percayalah aku tidak melakukan apa-apa dengan Jasse." Felix menjelaskan kepada Revina karena sejak sore tadi wanita itu terus saja mendiamkannya.
Entah mengapa Felix menjadi takut ketika Revina marah kepadanya dan Felix tidak ingin Revina salah paham dengannya.
Revina masih tetap tidak menanggapi perkataan Felix.
"Dia sendiri yang mendatangi ku dan aku berusaha untuk mengusirnya. Tapi dia malah memeluk ku." Felix menjelaskan.
"Dan kau membiarkannya." potong Revina yang merasa marah.
Revina merasa kecewa dengan Felix. Mengapa suaminya itu tidak berusaha untuk meningkatkan hubungan dengannya tapi malah berbuat mesum dengan Jasse.
"Sudahlah. Kau tidak perlu menjelaskan apa pun pada ku. Jika kau ingin berbuat sesuatu dengannya, silahkan. Aku tidak peduli." kata Revina lagi dengan nada ketus.
Felix merasa tidak suka bila Revina mengatakan tidak peduli padanya. Felix langsung menarik tubuh Revina dalam pelukannya.
"Jika aku ingin, aku tidak perlu melakukan itu dengan orang lain. Aku punya istri yang bisa melayani kebutuhan ku." suara Felix dingin berkata tepat di depan wajah Revina.
Revina menelan ludah kasar mendengar perkataan Felix. Wajah Felix begitu dekat dengan wajahnya sehingga deru napas pria itu menerpa di kulitnya saat berbicara. Revina menjadi gugup. Ini kali pertama Felix memeluk dirinya.
Revina tidak bisa berkata-kata. Berada dalam pelukan Felix membuat jantungnya berdebar kencang. Pandangan mereka beradu saling menatap.
"Terserah kau saja." Revina memutuskan pandangan terlebih dahulu. Kemudian ia melepaskan diri dari pelukan Felix.
*
Beberapa hari telah berlalu. Meskipun sudah tidak marah lagi, tapi Revina tetap mendiamkan Felix. Ia bicara hanya seperlunya saja.
"Felix." sapa Jasse ketika melihat Felix baru saja pulang kerja di ikuti Revina di belakangnya.
Jasse tersenyum manis dan berjalan ke arah Felix, sengaja untuk membuat Revina cemburu. Belum sempat Felix menanggapi sapaan Jasse, Revina terlebih dahulu bersuara.
"Felix, kata mu mau mandi bersama. Ayo, kita ke kamar sekarang. Aku sudah tidak sabar." kata Revina dengan nada manja sambil tersenyum manis kepada suaminya. Ia langsung menggandeng tangan Felix dan membawanya berlalu meninggalkan Jasse.
Jasse mengepalkan tangannya karena geram melihat kemesraan Revina dan Felix. Ternyata kesalahpahaman yang terjadi beberapa hari yang lalu tidak mempengaruhi hubungan mereka.
"Sial. Pantas saja dia tidak tergoda pada ku."
Sementara itu, Revina langsung melepaskan tangan Felix setelah masuk kedalam kamarnya. Wajahnya yang tadinya penuh senyuman kini pun berganti dengan wajah yang jutek.
"Mau ke mana ?" tanya Felix ketika melihat Revina menuju kamar mandi.
"Tentu saja mau mandi." jawab Revina ketus.
"Tunggu. Katanya tadi mau mengajak ku mandi bersama. Ayo." Felix berjalan ke arah Revina. Kemudian menarik tangan wanita itu menuju kamar mandi.
"Tidak. Tadi itu aku hanya..."
"Hanya apa ?" tanya Felix memotong perkataan Revina sambil menatap wanita itu penuh arti.
"A aku hanya, hanya ingin memanasi nya saja." jawab Revina tergagap. Ia segera menarik tangannya yang di pegang oleh Felix dan segera berlari masuk ke kamar mandi. Revina langsung mengunci pintu kamar mandi karena takut Felix ikut masuk dan menganggap ia serius ingin mengajak mandi bersama.
Felix terkekeh melihat ekspresi Revina yang ketakutan. Wanita yang biasa galak kepadanya kini menjadi ketakutan karena Felix menggodanya.