Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?
Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 032 Day 5
Jam kerja kantor memang belum usai. Namun laptop sudah tertutup dan di masukkan ke dalam tas dengan sempurna. Dengan penuh semangat , Derry memakai jas hitamnya. Tak lupa ia meraih ponsel serta kunci mobil yang tergeletak di atas meja kerjanya.
Meskipun waktu masih belum menunjukkan pukul empat tepat , Derry sudah keluar dari ruangannya. Ia segera turun ke lantai dasar dari keluar dari gedung perusahaan miliknya.
Sesampainya di mobil , lelaki itu segera mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi meninggalkan area perusahaannya.
Waktu memang sangat padat sekali jika di perhitungkan. Kini sudah menunjukkan pukul 15.45 wib. Dan dirinya harus standby di bandara pukul 16.15 wib.
Maka dari itu , sudah pasti tidak ada waktu luang untuk pergi ke apartemen walaupun hanya untuk sekedar mandi lalu berganti pakaian. Ia tidak mau jika gadis itu yang justru menunggu. Dirinyalah yang harus datang lebih awal dan menunggunya.
Jarak dari kantor menuju ke bandara memang cukup lumayan . Derry menyetir mobil dengan benar-benar fokus agar ia dapat melaju dengan kecepatan tinggi.
Perkiraan untuk sampai di bandara dalam waktu yang Derry tentukan ternyata tidak berhasil. Mobil itu terparkir sempurna dan waktu ternyata sudah menunjukkan pukul 16.35 wib. Entahlah ia tidak tahu apakah pesawat yang Aera tumpangi itu sudah mendarat atau belum.
Derry segera menuju pintu pintu kedatangan dengan langkahnya yang tergesa-gesa. Namun tampaknya orang-orang sudah mulai berdatangan masuk dari pintu itu.
Derry menunggu sampai tak ada yang keluar dari pintu itu. Lelaki itu pun tampak khawatir. Kenapa gadis itu tidak terlihat ?
Pesawat itu mendarat tepat sebelum Derry datang. Dan ia tidak tahu kini Aera sedang berada dimana.
Lelaki itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan orang-orang tampak begitu berlalu lalang. Derry pun berinisiatif untuk segera menghubungi gadis itu.
Derry mengeluarkan ponselnya dan mencari kontak gadis itu.
Sebelum Derry benar-benar menyentuh tombol panggil , lelaki itu di kejutkan oleh tepukan ringan di pundaknya.
Lelaki itu langsung saja memutar badan dan ia sungguh terkejut oleh siapa yang berada di hadapannya saat ini.
Entah mengapa rasanya seperti lega sekali. Tanpa aba-aba , lelaki itu langsung saja meraih tubuh gadis itu dan membawanya ke dalam pelukannya.
Aera tersenyum dan membalas pelukan hangat dari lelaki yang ia rindukan itu. Sesaat kemudian ia pun menepuk-nepuk punggung lelaki itu untuk melepaskannya.
"Kamu kemana aja ? Atau kamu baru datang ?" ucap Derry dengan memegang pundak kanan dan kiri gadis itu untuk memastikan apakah dia baik-baik saja atau tidak.
"Memangnya kamu lihat apa? Siapa yang kau cari? Aku dari tadi nunggu kamu di sana." ucap Aera dengan santainya sembari menunjuk kursi yang tidak jauh darinya saat ini.
"Apa? Nggak mungkin , aku dari tadi cariin kamu loh tapi aku nggak lihat kamu di sana." ucap Derry dengan bingung.
"Ih nggak percaya , beneran tauk. Kamu aja yang datang langsung kesini tanpa lihat kursi tunggu di sana. Koper aku aja di sana. Udah , ayo." ucap Aera yang kemudian melangkah pergi menuju kursi yang tadi sempat ia duduki.
"Apa iya sih? Masa aku nggak lihat , apa mungkin karena tadi aku emang bener-bener panik ya soalnya aku datangnya terlambat. Jadi nggak fokus." ucap Derry yang berjalan di samping Aera .
"Bisa jadi gitu. Ya udah nggak apa-apa kok. Ayo kita pulang." ucap Aera dengan tersenyum sembari menarik kopernya.
"Iya ayo kita pulang , sini biar aku yang bawa." ucap Derry yang kemudian mengambil alih menarik koper milik Aera.
"Ya udah makasih ya. Kamu baru pulang dari kantor ya?" ucap Aera.
"Iya , dari kantor langsung ke sini. Tapi malah terlambat. Maaf ya kamu jadinya harus nunggu." ucap Derry dengan tersenyum.
"Nggak apa-apa kok . Aku belum lama duduknya tadi paling juga baru lima menit." ucap Aera.
Derry tersenyum kala ia memandang gadis yang berjalan di sampingnya itu. Entahlah rasanya ia sangat bahagia sekali. Namun ia bingung harus mengekspresikan perasaannya dengan bagaimana.
Sampai di mobil , Derry memasukkan koper itu ke dalam bagasi. Aera pun telah masuk ke dalam mobil dan menunggu Derry. Gadis itu melepaskan jaket Hoodie yang membungkus tubuhnya.
Lelaki itu masuk ke dalam mobil. Ia duduk dengan sempurna. Tanpa sadar , ia tersenyum memandang Aera yang sudah memasang sabuk pengaman pada tubuhnya.
"Kamu kenapa ?" ucap Aera dengan heran.
"Nggak apa-apa , seneng aja akhirnya kamu udah kembali." ucap Derry yang kemudian mengemudikan mobilnya perlahan.
Jujur saja , perasaan Aera pun sebenarnya juga sangat bahagia. Namun ia sebagai seorang perempuan , ia cukup tau diri.
"Kita mau langsung pulang atau gimana ?" ucap Aera bertanya.
"Mau pulang? Nggak pengen jalan sama aku ya ?" ucap Derry tanpa mengalihkan pandangannya dari depan.
"Oh iya nanti malam Minggu ya , emang kamu nggak capek ? Kamu habis kerja seharian loh." ucap Aera yang tampak memandang kesamping dimana lelaki itu berada.
"Enggak. Aku baik-baik aja. Tapi gimana kalau ke apartemen dulu? Sebentar aja nggak lama kok." ucap Derry dengan tersenyum.
"Mau ngapain ?" ucap Aera dengan heran.
"Aku mandi dulu dong." ucap Derry dengan santainya.
"Oh ya udah gak apa-apa kok." ucap Aera.
"Apartemen aku nggak jauh kok dari sini." ucap Derry dengan tersenyum.
"Aku tau kok apartemen kamu dimana." ucap Aera yang membuat Derry menatapnya heran.
"Kok bisa tau ? Tau dari mana ?" ucap Derry.
"Dulu aku pernah nyari dan ketemu , tapi nggak jadi masuk." ucap Aera.
"Kapan sih? Udah lama ?" ucap Derry.
"Udah lama banget , itu waktu awal aku kerja." ucap Aera bercerita.
"Aku nggak nyangka." ucap Derry.
"Kenapa ?" ucap Aera dengan heran.
"Nanti kamu bisa masuk ke sana." ucap Derry dengan tersenyum.
"Enggak aja deh , aku akan tunggu di mobil. Oke?" ucap Aera dengan tersenyum.
"Emang kenapa nggak mau ikut ? Kenapa nunggu di mobil ?" ucap Derry dengan heran.
"Ya nggak apa-apa. Emang mau ngapain kalau aku ikut masuk ke dalam apartemen kamu?" ucap Aera dengan bingung.
"Daripada nunggu di mobil sendirian , mending ikut masuk biar aman. Kamu juga bisa istirahat sebentar." ucap Derry.
"Ya iya sih , tapi emang gak apa-apa?" ucap Aera dengan tak yakin.
"Maksudnya ?" ucap Derry dengan bingung.
"Enggak. Ya udah nanti aku ikut." ucap Aera dengan tersenyum.
"Kamu mikir apa sih? Nggak usah mikir macam-macam." ucap Derry dengan santainya.
"Apa? Aku nggak mikir apa-apa. Kenapa sih?" ucap Aera yang tidak mau lelaki itu menganggapnya mempunyai pikiran kotor.
"Ya udah , sebentar lagi kita sampai." ucap Derry dengan tersenyum.
Lelaki itu benar-benar membuatnya bingung dengan perasaannya. Campur aduk sekali rasanya saat ini.
Hubungan dua orang yang sudah sama-sama dewasa memang berbeda. Terkadang sebagai seorang perempuan , Aera masih enggan menunjukkan perasaannya yang sebenarnya.
Meskipun perasaan yang ia rasa sebenarnya sangat ingin ia curahkan , namun sayang sekali ia tidak mau. Bukan karena apa , tapi ia hanya ingin tetap menjaga harga dirinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next......