Selena mengalami penindasan baik di rumah maupun di sekolah. Semua orang menganggapnya sebagai beban yang tidak berguna. Namun, sebenarnya Selena adalah serigala berbulu domba yang telah menipu semua orang. Dia selalu membalas dendam berkali-kali lipat dan tak ada satupun yang menyadarinya.
Ares Kairos, seorang jenderal yang bertempur gagah berani di garis depan. Namun, dia hampir berubah menjadi monster gila yang kehilangan akal karena tidak bisa menemukan partner yang cocok. Suatu hari ada gadis aneh yang jatuh ke pelukannya dan dengan kurang ajar meraba tubuhnya.
Selena : Hei tampan, tubuhmu terlihat bagus. *hampir meneteskan air liur*
Ares : Siapa kau?
Selena : Belahan jiwamu. *mengulurkan cakar serigala*
Pangkalan militer.
Tentara : Lapor jenderal! Istrimu kabur lagi!!!
Ares : Kemana dia?
Tentara : Lapangan latihan, dia memerintahkan kami untuk melepaskan pakaian atas.
Ares : *menggebrak meja hingga hancur* SELENA!!!
Selena : Otot yang bagus~~~
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Destiyana Cindy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 20 - Pecinta Otot
“Tempat ini dijaga dengan ketat,” keluh Selena di dalam hati.
Dia berusaha mengingat posisi kamera CCTV untuk melancarkan aksinya nanti malam. Dia ingin mencari informasi berguna di pangkalan militer ini. Sekaligus membangun jaringan ilegal supaya bisa menghubungi bawahannya di Planet Chaos.
Akses internet di tempat ini sangat terbatas dan tentara hanya diperbolehkan menghubungi keluarganya.
Selena merasa bosan setelah tinggal di tempat ini selama beberapa hari karena tidak ada hiburan yang menyenangkan. Ares juga sibuk dengan pekerjaannya meskipun bertugas di garis belakang.
“Selena!”
Selena menghentikan langkahnya dan melihat pria yang menyapanya. “Damian.”
Guide dari Letnan Gloria.
Dia hampir melupakan pria ini karena tidak pernah bertemu dengannya lagi sejak pertemuan pertama meskipun bertetangga.
“Apa yang sedang kau lakukan?” tanya Damian ramah.
“Jalan-jalan, aku bosan tinggal di kamar,” jawab Selena.
“Aku bisa memandumu untuk mengenal tempat ini. Sudah 10 tahun sejak aku tinggal di Planet Atlas.” Damian memiliki waktu luang sehingga bisa menemani Selena.
“Kalau begitu aku akan merepotkanmu.” Daripada berkeliaran tidak jelas dan ditangkap tentara patroli lebih baik pergi bersama Damian.
Entah mengapa dia merasa nyaman jika berada di dekat pria ini.
“Pertama-tama kita akan pergi ke Taman Ekologi.” Damian mengaktifkan smartwatchnya untuk memanggil skuter terbang yang bisa membawa mereka berkeliling.
Lagipula terlalu melelahkan jika berjalan kaki.
“Taman ini digunakan untuk penelitian dan perkembangbiakan tanaman dari Bumi Kuno. Planet ini tidak terlalu jauh dari Planet Bumi dan tentara mengorbankan nyawa mereka untuk mendapatkan benihnya. Setelah memastikan tanamannya aman dan bisa dikonsumsi maka akan dikirim ke kantin untuk pengolahan,” jelas Damian.
Selena mendengarkan dengan seksama dan mencatat di smartwatchnya informasi penting yang mungkin saja berguna baginya. Mereka terus berkeliling di berbagai tempat publik yang diizinkan oleh militer. Meskipun lingkungan planet ini cukup buruk tapi fasilitasnya lengkap bahkan Selena menemukan tempat hiburan.
“Jika kau pergi ke bar ini pastikan Sentinelmu tidak tahu,” kata Damian mengingatkan.
Selena mendecakan lidahnya dan tidak menyangka hiburan bagi Guide di sini cukup menarik. Dia tergoda bergabung dengan mereka tapi ketika mengingat Ares dia harus mengurungkan niatnya.
“Apakah mereka suka rela melakukannya?” tanya Selena penasaran sambil menunjuk para penghibur.
Damian menggesekkan jari telunjuk dan jempolnya. “Selama ada bayaran besar mereka rela melakukan apapun, lagipula militer menyetujuinya demi membiarkan Guide betah tinggal di sini.”
“Militer sungguh murah hati,” puji Selena merasa kagum. “Apakah Sentinel mereka tidak tahu?”
“Sebagian besar tahu tetapi tidak ada yang bisa mereka lakukan,” jawab Damian acuh sambil mengedikan bahunya.
“Tapi jangan sampai Jenderal Ares mengetahuinya.” Damian merasa takut setiap kali melihat Sentinel itu. “Jangan pernah katakan bahwa akulah yang membawamu ke sini,” peringatnya khawatir.
“Jangan khawatir aku tidak akan pernah mengatakannya,” balas Selena sambil menepuk bahunya.
“Sebagai Guide kita harus saling mendukung,” ucapnya sambil menatap model sexy yang melewatinya.
Sudut bibir Damian berkedut ketika menyadari tatapan mesumnya. “Kau cukup sadar diri.”
“Apa yang baru saja kau katakan?” Selena tidak bisa mendengarnya perkataannya karena suara musiknya terlalu keras.
“Ayo kita pergi ke tempat lain!” ajak Damian sambil menariknya keluar dari bar.
“Aku bisa memastikan bahwa kau akan menyukai tempat ini.”
oOo
“Damian kau benar, aku menyukai tempat ini.” Setelah mencapai tempat yang dikatakan Damian, Selena harus mengakui selera bagusnya.
“Bagaimana kau menemukan tempat ini?” tanya Selena penasaran.
Sekarang mereka berada di bukit kecil yang mengarah langsung pada lapangan latihan. Ada beberapa tentara yang sedang berlatih dan mereka mengenakan pakaian ketat yang membungkus tubuh mereka. Meskipun Selena tidak bisa melihat tubuh mereka secara jelas tapi otot mereka sangat menonjol.
“Aku tidak sengaja menemukannya ketika sedang jalan-jalan dengan Sentinelku,” jelas Damian.
“Cih … andai saja ada teropong.” Penglihatannya tidak sebagus Sentinel sehingga Selena tidak bisa mengagumi keindahan duniawi secara langsung.
“Aku memilikinya.” Damian mengeluarkan teropong kecil dari sakunya.
“Luar biasa! Kau mempersiapkan diri dengan baik.” Selena meminjam teropong itu kemudian menggunakannya untuk mengamati latihan Sentinel terutama Sentinel pria.
“Hehehehe yang di sana memiliki otot yang besar.”
“Rambut ungu itu memiliki tubuh yang bagus meskipun ototnya tidak besar.”
“Ini adalah surga bagi pecinta otot sepertiku.”
Bibir Damian berkedut ketika melihat tingkah lakunya yang mirip seperti hooligan mesum. Lagipula mereka sedang mengintip dan itu bukan perbuatan yang baik.
“Oh itu Ares!”
Selena terkejut ketika mendapati Ares juga berlatih dengan mereka, posisinya tidak mencolok sehingga Selena sulit menyadarinya.
“Dari semua Sentinel dialah yang memiliki tubuh terbaik,” decak Selena kagum karena keberuntungan dirinya.
“Andai saja dia melepaskan pakaian atasnya.” Selena berharap bisa melihat tubuh sexynya lagi seperti saat di kamar mandi.
Tiba-tiba Ares menoleh ke arah Selena seolah menyadari ada orang yang mengawasinya. Seketika dia menghentikan latihannya dan berlari cepat hingga hanya meninggalkan bayangannya saja. Dia ingin melihat siapa yang memiliki keberanian besar mengintip latihan militer.
Ares harus menangkapnya dan menghukumnya dengan tegas!
Selena merasa panik dan ingin melarikan diri, dia hampir saja mengaktifkan kekuatannya jika saja Damian tidak menarik tangannya. Mereka berusaha menuruni bukit tapi langkah kaki mereka terlalu lambat jika dibandingkan dengan Ares.
“Katakan identitasmu dan dari unit mana kalian!” perintah Ares tegas.
Tubuh Selena membeku kemudian dia membalikan tubuhnya. “Hai Ares.”
Ares tercengang karena pengintip itu ternyata adalah Selena. “Bagaimana kau bisa ada di sini?”
“Aku sedang jalan-jalan dan tidak sengaja menemukan tempat ini,” jawab Selena dengan alasan acak.
“Jangan berkeliaran sembarangan karena Planet Atlas berbahaya dan sering mengalami gempa,” kata Ares sambil berjalan mendekat.
“Aku tidak sendiri, aku ke sini bersama-“ Selena terkejut karena Damian telah melarikan diri tanpa dia sadari.
“Aku akan mengantarmu kembali.” Ares menggenggam tangan Selena kemudian mereka menuruni bukit.
“Ares aku telah menemukan hal yang kusukai di planet ini.” Selena tiba-tiba berubah serius dan memandang Ares penuh harapan.
“Benarkah? Apa yang kau suka?” Ares merasa gembira karena bisa mengunakan kesukaan Selena untuk mempertahankan dirinya.
“Otot!”
Langkah Ares terhenti dan merasa ada yang salah dengan pendengarannya. “Otot?” tanya ragu.
Selena menganggukan kepalanya dengan semangat. “Aku menyukai otot kuat seperti milikmu apalagi ada sekumpulan tentara yang berlatih dengan pakaian ketat.”
“Aku ingin melihatnya setiap hari,” katanya memohon dengan mata berbinar.
Rahang Ares mengeras dan tanpa ragu menolaknya. “Tidak!”
“Mengapa? Bukankah kau berjanji memberikan apapun yang aku suka,” seru Selena kecewa.
“Apapun kecuali itu.” Ares menggertakan giginya kesal.”Apakah kau tidak puas dengan tubuhku?” Dia menarik tangan Selena supaya menyentuh otot perutnya.
“Lebih banyak lebih baik.”
“SELENA!!!”
-TBC-