Pindah sekolah dua kali akibat dikeluarkan karena mengungkap kasus yang tersembunyi. Lima remaja dari kota terpaksa pindah dan tinggal di desa untuk mencari seseorang yang telah hilang belasan tahun.
Berawal dari rasa penasaran tentang adanya kabar duka, tetapi tak ada yang mengucapkan belasungkawa. Membuat lima remaja kota itu merasa ada yang tidak terungkap.
Akhir dari setiap pencarian yang mereka selesaikan selalu berujung dikeluarkan dari sekolah, hingga di sekolah lain pun mengalami hal serupa.
Lantas, siapakah para remaja tersebut? Apa saja yang akan mereka telusuri dalam sebuah jurnal Pencari Jejak Misteri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zennatyas21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Ada Apa Dengan Reyza?
Pukul 00.00 di rumah Ninda terdengar suara aneh yang cukup berisik. Karena suara itu, Ninda jadi terbangun dari tidurnya. Sambil mengusap-usap matanya, perempuan seumuran dengan Ratu itu duduk di kasur. Ia mengambil ponselnya di nakas, hingga tak sengaja ia belum membaca informasi dari grupnya.
⟵ Ratu
[Informasi guys, kalau ada suara aneh malem-malem kayak suara orang berantem, jangan diladenin atau dilihat, ya. Karena itu diduga motif dari masalah dua perempuan hilang diculik.]
Dengan tangan gemetaran, Ninda berusaha untuk tidak menatap jendela kaca tempat suara aneh itu terdengar amat jelas.
Dalam benak Ninda sudah berniat ingin menghubungi Ratu tentang kondisi dirinya saat ini. Namun, melihat jam yang bukan waktu biasa atau sudah cukup larut itu, akhirnya ia mengurungkan niatnya.
Sembari meremang, Ninda merasa cukup penasaran dengan apa yang terjadi di luar rumahnya.
Ninda nekat membuka gorden jendela kamarnya pelan-pelan, tetapi suara itu justru hilang.
"Kok suaranya hilang? Perasaan tadi suaranya deket banget,"
Saking penasarannya seorang Ninda, ia sampai nekat keluar rumah demi mencari suara itu.
Srek srek srekk ...
Langkah kaki Ninda sudah sampai di teras depan, kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan. Hingga ketika matanya mengarah ke jendela kamarnya dari luar, ia melihat Reyza tergeletak di rerumputan.
"Ya Allah, Reyza! Rey! Astaghfirullah ... Lo kenapa, Rey?"
Ninda berlari mendekati posisi Reyza yang tak sadarkan diri.
"Aduh, Rey ... Lo kenapa? Gue harus telpon Ratu nih," nada Ninda tampak sangat khawatir.
Akibat suara berisik Ninda, kedua orang tuanya jadi terbangun pada pukul 1 malam hari. Mereka menemukan Ninda yang matanya sudah berkaca-kaca memangku kepala Reyza.
"Astaghfirullah, Ninda! Kamu ngapain di situ, Sayang? terus itu siapa?" tanya Ibunda Ninda histeris.
Ninda sontak menoleh dengan wajah yang kusut. "Ini Bun, Ninda juga gak tahu kenapa Reyza temen aku bisa babak belur begini." jawab Ninda tersengal-sengal.
Sang ayah bernama Niko langsung menghampiri untuk memberikan pertolongan pertama.
"Bagaimana ceritanya dia bisa seperti ini, Sayang?" Pertanyaan Niko mendapat gelengan oleh putrinya.
"Gak tau, Yah. Ninda tuh cuma kebangun jam 12 karena kayak ada suara aneh orang berantem dekat jendela kamar Ninda. Pas aku cek lewat jendela, suara itu hilang dan aku coba keluar sampai lihat Reyza udah gak sadarkan diri di sini."
Nadya sebagai ibunda Ninda seketika menarik putrinya ke dalam rumah.
"Biar ayah yang bawa teman kamu aja, kamu masuk duluan sama Bunda, ya." tutur Niko.
...ΩΩΩ...
Sudah sepuluh kali Ninda menelpon Ratu tak diangkat terus. Kini ia masih kebingungan sembari tangannya mengusap dahi Reyza yang sedikit berdarah.
Karena saking paniknya, Ninda terpaksa menelpon Intan yang rumah lebih dekat dengannya. Dalam hatinya pun begitu berharap temannya dapat hadir untuk meminta pertolongan.
Setelah satu menit mengobrol dengan Intan yang dapat dihubungi, Ninda diperintah untuk membuat minum teh hangat.
"Biar aku hubungi Rizky dulu, biasanya di jam segini dia masih mengerjakan pekerjaan kantornya di rumah. Siapa tahu terhubung," ujar Niko berniat menelpon ayahnya Reyza.
Nadya mengangguk. "Iya, Mas. Kasihan Reyza, kok bisa dia sampai lecet begini. Perasaan semalaman di rumah kita gak ada apa-apa 'kan," sahutnya prihatin menatap keadaan Reyza saat ini.
"Iya, waalaikumsalam, ada apa ya, Mas Niko? Mas Rizky baru pulang dari kantor jam segini, dia lagi makan. Ada hal apa, Mas?" Suara ibunya Reyza yang mengangkat telepon.
"Ah, ini, Mbak, saya mau minta tolong beritahu pada Mas Rizky boleh tidak, ya? Karena ini cukup penting, Mbak." kata Niko seraya menatap istrinya.
"Oh, baik. Memangnya ada apa, ya? Kok tumben sepertinya sangat serius pembahasannya?" tanya Risa yang merasa tidak seperti biasanya.
"Mau mengabarkan aja, Mbak. Kalau Reyza ditemukan di depan halaman rumah saya tepatnya di depan jendela kamar Ninda. Dalam keadaan babak belur, Mbak." tutur Niko dengan berat hati.
Begitu Risa mendengar nama putranya, ia langsung terkejut khawatir.
"Astaghfirullah, anak saya kenapa, Mas? Ya Allah, Reyza ... Kenapa kamu, Nak ..."
Niko menatap keadaan Reyza yang masih tak sadarkan diri.
"Saya juga kurang tahu, Mbak. Reyza saat ini masih tidak sadarkan diri."
"Ya sudah terima kasih kalau begitu, Mas. Saya mau beritahu Mas Rizky dulu. Assalamualaikum,"
"Waalaikumsalam."