NovelToon NovelToon
Penjara Cinta Sang Mafia

Penjara Cinta Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Komedi / Tamat / Mafia / Konflik etika / Keluarga / Roman-Angst Mafia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:69.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Kolom langit

SIAPKAN KANEBO UNTUK MENYEKA AIR MATA!!!

"Manakah yang akan membunuhnya, siksaan suami atau penyakit mematikan?"

Demi menghindari perjodohan dengan seorang pria yang merupakan mafia, ia menjebak seorang montir dan memaksa menikahinya. Tanpa disadari olehnya, bahwa sang montir ternyata adalah bekas seorang bos mafia.

Bukannya bahagia, Naya malah mendapat perlakuan buruk dari sang suami. Mampukah Naya bertahan dengan siksaan Zian di tengah perjuangannya melawat maut akibat penyakit mematikan yang menggerogoti tubuhnya?




IG otor : Kolom Langit

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kopi asin

Sayup-sayup kicauan burung terdengar begitu merdu, menghiasi indahnya pagi. Menemani sang mentari menyapa alam semesta.

Di dalam sebuah kamar, dua insan masih tertidur lelap. Hangatnya hembusan napas di antara keduanya bertiup bagai angin segar.

Naya menggeliat dalam pelukan Zian, membuat laki-laki itu mengerutkan alisnya dengan matanya yang masih terpejam. Di pikirannya, mengapa bantal guling yang di peluknya seolah bernyawa dan bisa bergerak. Zian mengeratkan pelukan itu, mengira yang di peluknya benar-benar bantal guling. Hingga bibirnya terasa menyentuh benda lembut dan berbulu halus. Bibir Zian mendarat di alis gadis itu.

Perlahan Zian membuka matanya bersamaan dengan Naya yang juga baru terbangun. Dan kemudian, mata bertemu mata.

"AAA!!!" terdengar teriakan menggelegar antara Zian dan Kanaya di pagi itu.

"APA YANG KAU LAKUKAN DI KAMARKU?" teriak Zian dengan suara menggelegar.

Gelagapan, Naya buru-buru turun dari tempat tidur itu, berlari keluar kamar menuju kamarnya di lantai dua. Sedangkan Zian yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya masih di penuhi emosi.

"Apa yang di lakukan anak kecil itu di sini...?" gumam Zian.

Laki-laki itu lalu bangkit, membuka baju kaos yang di gunakannya, lalu berdiri di depan cermin sambil meneliti tubuhnya.

"Dia tidak melakukan apapun padaku, kan?" gumamnya seraya memutar tubuhnya di depan cermin, curiga jika Naya melakukan sesuatu pada dirinya.

Naya masih mencoba mengatur napasnya yang berhembua lebih cepat karena terkejut sekaligus takut. Zian pasti marah besar karena kelakuannya yang malah pergi tidur di sana.

"Ya ampun, kenapa aku bisa tidur senyenyak itu, tadi kan aku berencana bangun sebelum dia bangun. Supaya aku bisa kembali kesini. Aduuhh... dia pasti akan marah-marah lagi," gumam Naya.

Tok Tok Tok

terdengar suara pintu yang di gedor dengan kencang, mengagetkan Naya. Gadis itu kemudian membuka pintu kamarnya.

"Kenapa kau dikamar terus? Cepat turun, buatkan aku kopi!" pinta Zian dengan nada ketusnya.

"Iya," sahut Naya dengan senyuman. Ia kemudian ikut turun lalu menuju dapur.

Matanya berkeliling menatap setiap bagian dapur itu. Dia mengambil gelas kosong dan sendok.

Gadis itu membuka satu-persatu toples yang terdapat di lemari gantung. Mencari serbuk hitam yang bernama kopi. Hingga dia menemukannya.

"Bagaimana cara bikinnya? Aku kan belum pernah membuat kopi," gumam Naya.

Gadis itu naik kembali ke kamarnya mengambil ponsel dan mulai mencari di internet dengan kata kunci 'cara membuat kopi'...

Naya terlihat serius membaca artikel itu, hingga di rasa paham, barulah dia mulai membuatnya. Masukkan kopi satu sendok, lalu tambahkan gula secukupnya.

Gula? Gulanya yang mana?

Naya kembali di buat bingung. Ada tiga toples dengan bubuk halus yang bentuknya hampir sama.

"Mungkin semuanya gula," Nayapun memilih toples yang ada di tengah lalu memasukkan dua sendok serbuk putih itu ke dalam kopi. Ia mengaduknya dengan penuh semangat.

Zian sudah menunggu di meja sambil memainkan ponselnya. Tidak lama kemudian, Naya datang dengan membawa secangkir kopi.

"Ini kopinya," Naya menyodorkan kopi itu di hadapan Zian lalu ikut duduk disana. Menatap Zian dengan senyumannya.

"Aku bilang jangan senyum! Senyummu sangat jelek!" ucap Zian.

Naya langsung tertunduk setiap kali Zian berkata begitu padanya. Zian meniup pelan kopi yang panas itu, lalu menyeruputnya. Matanya seketika membulat saat merasakan kopi itu hendak melewati kerongkongannya.

Brussshhh....

Zian menyemburkan kopi itu tepat mengenai wajah Naya. Gadis itu pun terkejut luar biasa mendapat semburan dari suaminya itu.

"APA INI?" tanya Zian dengan berteriak.

"Ko-kopi..." jawab Naya terbata-bata.

"Coba minum!" perintah Zian, "CEPAT MINUM!!" teriaknya lagi ketia dia melihat Naya diam saja.

Naya pun segera meraih gelas itu. Matanya melirik Zian yang terlihat sangat geram. Pelan-pelan naya menempelkan bibirnya pada pinggiran gelas itu, menyeruput kopi buatannya sendiri.

glek

Dengan susah payah, Naya menelan kopi yang sudah terlanjur masuk ke mulutnya itu. Hingga tersendak dan terbatuk-batuk karena rasa kopi yang asin itu terasa menyiksa kerongkongannya.

uhuk uhuk

Zian terlihat geram menatap Naya.

"Enak?" tanya zian.

"Hehe, ma-maf sepertinya aku salah memasukkan garam," ucap Naya yang masih berusaha tersenyum getir.

"Kau sengaja kan? Kau sengaja melakukannya karena tadi pagi aku memarahimu?" Zian lagi-lagi menuduh Naya segaja mengerjainya.

Naya menggeleng dengan cepat, "Tidak, aku benar-benar tidak tahu kalau itu garam, bentuknya sama semua, jadi aku pikir semuanya gula. Maafkan aku."

Naya merengek meminta maaf seraya memegangi lengan Zian.

"Lepaskan tanganmu! Jangan sentuh aku!" Zian menghempaskan tangan Naya yang menyentuh lengannya, "Habiskan kopi itu!" perintahnya kemudian.

"A-apa?" Naya seakan tidak percaya Zian memintanya menghabiskan kopi itu.

"Kau sengaja membuat kopi rasa air laut itu, jadi sekarang aku akan menghukummu, kau harus meminumnya sampai habis. Ayo minum!"

Dengan penuhnkepasrahan, Naya menyunggingkan senyumnya sekilas.

"Baiklah,"

Gadis itu kembali menempelkan bibirnya pada pinggiran gelas, memaksa tenggorokannya menelan kopi itu. Zian dapat melihat wajah Naya yang terlihat berusaha keras menghabiskan kopi buatannya.

Apa dia bodoh? Aku menyuruhnya meminum kopi itu dan dia benar-benar melakukannya. Apa yang ada di pikiran gadis ini? batin Zian.

"Cukup, hentikan!" ucap Zian. Dia mengambil cangkir yang di pegang Naya dan membawanya ke dapur.

Zian lalu mengambil spidol dan mengambil toples yang ada di lemari gantung. Memberi nama pada toples itu sesuai isinya.

"Mulai sekarang kau harus belajar memasak untuk kita makan. Disini tidak ada pembantu yang bisa melayani kebutuhanmu."

"Iya... Aku akan belajar memasak."

Zian masuk ke dalam kamarnya mengambil sebuah amplop, lalu menyerahkan amplop itu pada Naya.

"Ini uang untuk keperluan dapur. Gunakan seperlunya. Kau tahu kan, aku bukan orang kaya, jadi jangan hamburkan uang itu untuk sesuatu yang tidak berguna," Naya memegang amplop itu, meletakkan di depan dadanya.

"Aku mengerti," sahut Naya seraya tersenyum.

"Aku akan ke bengkel, kau di rumah saja,"

"Iya,"

Naya mengekor di belakang Zian yang sedang melangkah keluar rumah. Gadis itu mematung di ambang pintu dengan memegang amplop pemberian Zian di tangannya.

Zian lalu melajukan sepeda motornya keluar dari halaman rumah itu. Tinggallah Naya sendirian di rumah itu.

"Belajar memasak?" gumam Naya.

Gadis itu kembali ke dapur, hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya seumur hidupnya adalah, menyentuh dapur. Sekarang dia harus terbiasa dengan segala urusan dapur. Namun, hatinya merasa sangat bahagia, karena dia melakukannya untuk suami tercinta. Sang pangeran dalam mimpinya.

"Apa ini?" gumam Naya ketika melihat kertas putih menempel di dinding dapur.

Naya kemudian membaca tulisan di kertas itu. Seketika ia membulatkan matanya.

"Ini semua tugasku, ya? "

Tadi pagi, sebelum naik ke kamar Naya, Zian sempat membuat catatan tentang tugas-tugas Naya di rumah itu. Mulai dari membuat sarapan, mencuci pakaian, membersihkan rumah, memasak makan siang dan malam.

Naya kemudian duduk di kursi, membuka amplop yanh di berikan oleh suaminya tadi. Gadis itu menghitung isi amplop itu. Bahkan uang dalam amplop itu dulunya hanya dipakai sekali jalan-jalan dan sekarang, dia harus pandai mengaturnya agar cukup untuk sebulan.

Semangat Naya, pelan-pelan aku akan terbiasa dengan hidup baruku ini. Apapun akan aku lakukan untukmu Zianku.

1
Salsa Billa
Asalaamualaikum kak 😭😭😭mengulang kmbali lgi dan lagi skrg yg ini lgi🙏🙏🙏🙏
Mila Resmiawan
Luar biasa
Salsa Billa
Assalamualaikum kakak q mengulang kmbali di sini yg ini entah brapa x mengulang walau kdg tdk sampai d Ahir Krena sdh sangking sering ny mengulang karya''kakak,pdhl yg trahir Thun kpn KK up nov Bru ksih ani aku yg setia menunggu karya"mu kmbali misal dewaaa 😭😭😭
Komang Sopiani
Luar biasa
Aulia Hanifa Ar Rabani
Lumayan
Aulia Hanifa Ar Rabani
Kecewa
Han Lifa
😭😭😭😭😭😭😭😭
Cee Suli
hallo kak mampir lagi aku, sehat selalu ya
Han Lifa
Luar biasa
Hadi Nr
😭😭😭😭😭😭😭
jumirah slavina
buahahahahahahahahahaaaaa
jumirah slavina
lope to Thor...
jumirah slavina
dasar begundal b0doh
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
sini Akoeh kasih tau...
Zin yg menculik Naya buat bulan madu.. 🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
kasian s' Nita slalu jd tumbal 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
siapkan daftar permintaan mu buat Zin Mu itu Nay.....🤣🤣🤣🤣
jumirah slavina
wwuuiiihhh bs gombal jg ya mafia b0doh satu ini 🤣🤣🤣🤣🤣🏃🏃
jumirah slavina
jawaban'y krn dia b0doh Nitaa...
jawab aja dalam sebulan 4x wanita datang bulan... 🤣🤣🤣
jumirah slavina
Kau lebih b0doh... brcinta aja liat buku dulu... 🤣🤣🤣🤣🤣🏃🏃🏃
jumirah slavina
tolong siapapun geplak kepala s' Zin ini... geregetan Aku tuhhhhh...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!