Gairah Istri Kesepian

Gairah Istri Kesepian

Bab 1: Pertemuan Tak Terduga

“Kenapa sih atasanmu hobi sekali memberimu pekerjaan!” keluh Lina sembari menyandarkan kepalanya pada kaca jendela mobil di sampingnya.

Sementara, sang suami, Rudi, tetap fokus dengan kemudinya sambil mengulaskan senyum mendengar protes yang kembali terlontar dari wanita cantik di sampingnya.

“Memangnya di kantor tidak ada karyawan lain yang kompeten, ya?” imbuh Lina.

Ekspresi wajahnya tampak kesal sejak diajak berkemas-kemas untuk pindahan kemarin. Terus terang ia masih berat untuk meninggalkan pekerjaannya demi mengikuti suaminya.

“Seharusnya kamu senang, kan, kalau suamimu jadi karyawan kesayangan atasan? Kan kamu sendiri yang bakalan menikmati gajinya,” jawab Rudi sembari terus fokus pada kemudi.

Lina memanyunkan bibirnya, “Senang sih senang! Tapi setidaknya beri kesempatan kita untuk menikmati masa bulan madu. Masa kita sudah enam bulan menikah kamu tidak diberi libur sama sekali!” gerutunya.

Rasanya Lina sudah hampir habis kesabaran. Ia kira setelah menikah, akan lebih banyak waktu bersama Rudi dibandingkan ketika mereka masih pacaran. Kenyataannya, Rudi semakin sibuk dan sering perjalanan dinas ke luar kota. Bahkan Rudi hanya libur sehari saat acara pernikahan mereka, setelah itu ia harus kembali bekerja.

Lina sampai memutuskan keluar dari pekerjaan, berharap bisa meluangkan waktu yang banyak dengan suami. Namun, kegiatannya setiap hari hanya menunggu kepulangan sang suami sampai larut malam. Tak jarang ia ketiduran di ruang tamu.

Rudi mengulurkan tangannya, mengusap lembut puncak kepala Lina. “Kamu yang sabar ya, Sayang. Aku melalukan ini juga demi masa depan kita. Mudah-mudahan setelah ini, aku tidak akan lembur-lembur lagi,” katanya dengan bijak.

Lina mengulaskan senyum sekilas. Ia berusaha untuk berpikir positif dan mempercayai suaminya kali ini. Ia benar-benar merasa kesepian selama ini. Untuk mengurangi perasaan itu, ia kerap jalan-jalan bersama teman-temannya. Entah nanti di tempat baru ia akan melakukan apa sebagai pelarian rasa kesepiannya sebagai seorang istri yang sering ditinggal suami.

Mobil yang Rudi kemudikan terus melaju membelah jalanan yang lumayan sepi. Sudah sekitar 7 jam perjalanan yang mereka lalui. Hingga akhirnya, saat sore menjelang, mobil mereka sampai di wilayah perumahan yang ada di pinggiran kota.

Rudi menghentikan mobilnya di salah satu rumah yang bertuliskan nomor 23. Bentuk dan luasan bangunan rumah yang ada di sana sama semua, sehingga untuk membedakan harus memperhatikan nomor rumahnya.

Lina keluar dari dalam mobil. Bola matanya langsung berkeliling memperhatikan rumah tipe 36 yang bergaya Skandinavian itu. Lumayan bagus untuk sekelas fasilitas hunian karyawan perusahaan. Lingkungan di sekitarnya juga tampak asri dan tenang.

“Bagaimana, Sayang? Kamu suka kan, dengan rumahnya?” Rudi berjalan mendekat seraya memeluk pinggang istrinya.

Lina mengangguk. “Ya, ini bagus,” ujarnya.

Rudi memeluk sang istri seraya mencium keningnya. Ia merasa lega sang istri tidak lagi mengeluh seperti yang dilakukan sepanjang perjalanan ke sana.

“Semoga kamu nanti betah di sini ya,” kata Rudi.

“Eh, ada tetangga baru!”

Lina dan Rudi reflek melepaskan pelukan saat mendengar suara sapaan seorang wanita. Mereka menoleh ke arah datangnya suara. Tampak seorang wanita muda berambut panjang mengenakan kaos longgar dan celana pendek di rumah sebelah. Tampaknya wanita itu baru saja membuang sampah di depan rumah.

“Satpam di depan bilang katanya hari ini akan ada penghuni baru datang. Senang sekali rumah sebelah ternyata yang akan ditempati,” kata wanita itu.

Ia berjalan menghampiri Lina dan Rudi seraya mengulurkan tangan mengajak berjabat tangan. “Kenalkan, aku Dara.” Wanita itu memperkenalkan diri dengan ulasan senyum yang manis.

Lina merasa sangat bahagia ada orang yang seramah itu di tempat tinggalnya yang baru. Ia langsung membalas jabatan tangan itu. “Aku Lina,” ucapnya.

“Aku Rudi, suaminya Lina,” sambung Rudi.

Dara tersenyum. “Aku senang sekali perumahan di sini semakin ramai. Aku juga senang punya tetangga baru. Rumah-rumah di blok ini masih banyak yang kosong. Mudah-mudahan kita bisa akur satu sama lain.”

“Aku juga berharap begitu. Soalnya ini pertama kalinya aku datang di kota ini, belum kenal dengan siapapun,” ucap Lina.

“Benarkah? Memangnya kalian dari kota mana?” tanya Dara ingin tahu.

“Kami dari Kota Y,” jawab Rudi.

“Iya, kami dari Kota Y pindah ke kota ini karena Mas Rudi pindah tugas ke cabang perusahaannya di sini,” imbuh Lina.

Dara tampak antusias mendengar jawaban mereka. “Kalian dari Kota Y? Suamiku juga asli dari sana!”

“Dara, buang sampah kok lama banget!”

Terdengar suara seorang lelaki dari arah rumah Dara.

Lina mengarahkan pandangan ke asal suara itu. Seketika ia tertegun saat mengenali sosok pemilik suara itu.

“Sayang, ada tetangga baru datang! Ayo kenalan dulu!” Dara yang antusias menghampiri sang suami dan menarik tangannya agar menemui tetangga baru mereka.

Suami Dara terlihat kaget dengan tatapan mata yang fokus mengarah pada Lina. Lelaki itu hanya menurut dan mengikuti istrinya.

“Ini suamiku,” ucap Dara semangat.

“Kenalkan, aku Rudi.”

Rudi lebih dulu mengulurkan tangannya. Ucapan Rudi seketika membuyarkan rasa keterkejutan Lina dan suami Dara.

“Ah, namaku Trian. Aku suaminya Dara,” kata Trian. Ia membalas jabatan tangan Rudi.

“Aku Lina.”

Giliran Lina yang mengulurkan tangannya yang segera disambut oleh Trian. Keduanya tampak canggung hingga tak berani menatap satu sama lain.

“Trian,” jawab Trian singkat ketika menjabat tangan Lina.

“Sayang, mereka dari Kota Y, loh!” seru Dara antusias.

“Benarkah?” tanya Trian dengan nada sedikit gugup.

“Iya. Kami dari Kecamatan A. kalau Trian sendiri dari mana?” tanya Rudi.

“Aku dari Kecamatan H,” jawab Trian singkat.

“Oh, aku kira kalian saling kenal. Ternyata kalian beda daerah, ya?” gumam Dara.

“Wilayah Kota Y itu luas, satu wilayah juga belum tentu saling kenal, Dara …” ujar Trian.

Dara menyunggingkan senyuman lebar.

“Tadi temanmu, Reya, telepon. Katanya kamu disuruh telepon balik secepatnya,” kata Trian.

Dara melebarkan mata. “Gawat! Aku lupa ada janji!” serunya.

“Lina, Rudi, kami pulang dulu, ya! Kalau ada waktu, ayo kita saling main!” sambung Dara seraya kembali menarik tangan Trian agar mengikutinya pulang ke rumah.

“Aku pulang dulu,” pamit Trian yang tampak tidak bisa menolak kelakuan Dara.

Rudi dan Lina mengangguk. Mereka hanya tertegun melihat kelakuan tetangga baru mereka.

“Sepertinya tetangga baru kita seru dan menyenangkan, ya,” ujar Rudi sembari tersenyum-senyum.

Lina meresponnya dengan senyuman kikuk yang dipaksakan. Ia masih tidak percaya akan bertetangga dengan lelaki yang dulu pernah menjadi cinta pertamanya. Benar-benar pertemuan tak terduga. Setelah 10 tahun lamanya, lelaki yang berusaha keras ia lupakan kini kembali muncul di hadapannya. Lebih menyakitkan lagi, lelaki itu pura-pura tidak mengenal dirinya.

“Sayang, kok malah bengong!” tegur Rudi.

Ia heran melihat istrinya yang masih berdiri diam di tempat, sementara ia sudah mulai menurunkan barang-barang dari dalam mobil.

“Ayo, bantu aku!” pinta Rudi.

“Ah, iya!” jawab Lina seraya mengakhiri lamunannya. Ia bergegas menghampiri suaminya yang tengah menurunkan barang dari bagasi mobil.

***

 

Terpopuler

Comments

Evy

Evy

jangan2 Rudi itu perempuan juga ya...

2024-12-15

1

Elminar Varida

Elminar Varida

ikut nyimak novel karyamu ya thor..

2024-11-06

0

Sherly Octavia A.

Sherly Octavia A.

rumah kuh tuh /Drool/

2024-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2 Bab 2: Pengorbanan Trian
3 Bab 3: Gagal Terpuaskan
4 Bab 4: Bertamu
5 Bab 5: Makan Malam Bersama
6 Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7 Bab 7: Menginap
8 Bab 8: Sarapan Bersama
9 Bab 9: Cekcok
10 Bab 10: Kapan Punya Anak?
11 Bab 11: Periksa Kesuburan
12 Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13 Bab 13: Rahasia Dara
14 Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15 Bab 15: Malam Panas Dara
16 Bab 16: Dara yang Gila
17 Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18 Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19 Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20 Bab 20: Kekhilafan Pertama
21 Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22 Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23 Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24 Bab 24: Ketahuan Dara
25 Bab 25: Lina Sakit
26 Bab 26: Dimana Suamiku?
27 Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28 Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29 Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30 Bab 30: Ketahuan
31 Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32 Bab 32: Mengungsi
33 Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34 Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35 Bab 35: Sogokan
36 Bab 36: Kutunggu Jandamu
37 Bab 37: Kedatangan Rudi
38 Bab 38: Lina Sakit
39 Bab 39: Kabar Kehamilan
40 Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41 Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42 Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43 Bab 43: Seperti Orang Asing
44 Bab 44: Menyebalkan
45 Bab 45: Pengakuan Arjun
46 Bab 46: Ingatan yang Hilang
47 Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48 Bab 48: Shick Shack Shock
49 Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50 Bab 50: Seperti Hampir Mati
51 Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52 Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53 Bab 53: Urusan Mendadak
54 Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55 Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56 Bab 56: Anda Jangan Gila!
57 Bab 57: Laporan Reno
58 Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59 Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60 Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61 Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62 Bab 62: Kepulangan Direktur
63 Bab 63: Mainan Milik Lina
64 Bab 64: Kamu Milikku!
65 Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66 Bab 66: Modus Pak Direktur
67 Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68 Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69 Bab 69: Penolakan Lina
70 Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71 Bab 71: Permintaan Rudi
72 Bab 72: Apa Janu Anakku?
73 Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74 Bab 74: Panggil Aku Ayah
75 Bab 75: Pamer
76 Bab 76: Ini Ayahku!
77 Bab 77: Rayuan Maut Trian
78 Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79 Bab 79: Cucu Melisa
80 Bab 80: Trian di Luar Nalar
81 Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82 Bab 82: Mandi Bersama
83 Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84 Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85 Bab 85: Negosiasi Trian
86 Bab 86: Semakin Dekat
87 Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88 Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89 Bab 89: Pernikahan
90 Bab 90: Arjun Patah Hati
91 Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92 Bab 92: Singa yang Kelaparan
93 Bab 93: Bercocok Tanam
94 94: Kembali Bekerja
95 Bab 95: Istriku Semangatku
96 Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97 Bab 97: Hati yang Berubah
98 Bab 98: Hampir Saja
99 Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100 Bab 100: Ada Saja Masalah
101 Bab 101: Trian Kecelakaan
102 Bab 102: Kehadiran Mertua
103 Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104 Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105 Bab 105: Bibir Manis Arjun
106 Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107 Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Bab 1: Pertemuan Tak Terduga
2
Bab 2: Pengorbanan Trian
3
Bab 3: Gagal Terpuaskan
4
Bab 4: Bertamu
5
Bab 5: Makan Malam Bersama
6
Bab 6: Mengingat Masa Lalu
7
Bab 7: Menginap
8
Bab 8: Sarapan Bersama
9
Bab 9: Cekcok
10
Bab 10: Kapan Punya Anak?
11
Bab 11: Periksa Kesuburan
12
Bab 12: Kepergok Sedang Enak-Enak
13
Bab 13: Rahasia Dara
14
Bab 14: Obrolan Dua Orang Kesepian
15
Bab 15: Malam Panas Dara
16
Bab 16: Dara yang Gila
17
Bab 17: Misteri Pembalut yang Hilang
18
Bab 18: Tingkah Aneh Rudi
19
Bab 19: Giliran Trian yang Gila
20
Bab 20: Kekhilafan Pertama
21
Bab 21: Sebuah Kesalahan Fatal
22
Bab 22: Menyulut Perselingkuhan
23
Bab 23: Jangan Bertemu Lagi
24
Bab 24: Ketahuan Dara
25
Bab 25: Lina Sakit
26
Bab 26: Dimana Suamiku?
27
Bab 27: Pembalut Dalam Tas Suami
28
Bab 28: Siapa Tamu Itu?
29
Bab 29: Tidak Mungkin Suamiku Begitu
30
Bab 30: Ketahuan
31
Bab 31: Tabiat Asli Rudi
32
Bab 32: Mengungsi
33
Bab 33: Pulang ke Rumah Orang Tua
34
Bab 34: Meminta Dukungan Orang Tua
35
Bab 35: Sogokan
36
Bab 36: Kutunggu Jandamu
37
Bab 37: Kedatangan Rudi
38
Bab 38: Lina Sakit
39
Bab 39: Kabar Kehamilan
40
Bab 40: Mulai Awal Baru (Revisi)
41
Bab 41: Kekuatan Hidup (Revisi)
42
Bab 42: Perjalanan ke Kantor
43
Bab 43: Seperti Orang Asing
44
Bab 44: Menyebalkan
45
Bab 45: Pengakuan Arjun
46
Bab 46: Ingatan yang Hilang
47
Bab 47: Pak, Anda Sedang Apa?
48
Bab 48: Shick Shack Shock
49
Bab 49: Ada Apa Dengan Diriku?
50
Bab 50: Seperti Hampir Mati
51
Bab 51: Apa Anda Puas Sekarang
52
Bab 52: Bagaimana Kalau Kita Tinggal Bersama?
53
Bab 53: Urusan Mendadak
54
Bab 54: Kekesalan Orang Kaya
55
Bab 55: Langkah Awal yang Manis
56
Bab 56: Anda Jangan Gila!
57
Bab 57: Laporan Reno
58
Bab 58: Ketukan Tengah Malam
59
Bab 59: Bolehkah Aku Menginap?
60
Bab 60: Pendekatan Ugal-Ugalan
61
Bab 61: Sikapnya yang Hangat
62
Bab 62: Kepulangan Direktur
63
Bab 63: Mainan Milik Lina
64
Bab 64: Kamu Milikku!
65
Bab 65: Kamu Bisa Mengandalkanku
66
Bab 66: Modus Pak Direktur
67
Bab 67: Jebakan Orang Kaya
68
Bab 68: Bertemu Mantan Mertua
69
Bab 69: Penolakan Lina
70
Bab 70: Ulah Mantan Mertua
71
Bab 71: Permintaan Rudi
72
Bab 72: Apa Janu Anakku?
73
Bab 73: Maju Terus Pantang Mundur
74
Bab 74: Panggil Aku Ayah
75
Bab 75: Pamer
76
Bab 76: Ini Ayahku!
77
Bab 77: Rayuan Maut Trian
78
Bab 78: Hari Apes yang Memalukan
79
Bab 79: Cucu Melisa
80
Bab 80: Trian di Luar Nalar
81
Bab 81: Calon Mertua Baik Hati
82
Bab 82: Mandi Bersama
83
Bab 83: Kamu Puas Aku Lemas
84
Bab 84: Pertemuan Mengharukan
85
Bab 85: Negosiasi Trian
86
Bab 86: Semakin Dekat
87
Bab 87: Bertemu Keluarga Trian
88
Bab 88: Bandung Bondowoso Versi Modern
89
Bab 89: Pernikahan
90
Bab 90: Arjun Patah Hati
91
Bab 91: Jangan Ngambek, Sayang!
92
Bab 92: Singa yang Kelaparan
93
Bab 93: Bercocok Tanam
94
94: Kembali Bekerja
95
Bab 95: Istriku Semangatku
96
Bab 96: Minta Jatah di Kantor
97
Bab 97: Hati yang Berubah
98
Bab 98: Hampir Saja
99
Bab 99: Keputusan Gila Arjun
100
Bab 100: Ada Saja Masalah
101
Bab 101: Trian Kecelakaan
102
Bab 102: Kehadiran Mertua
103
Bab 103: Serpihan Masa Lalu
104
Bab 104: Ingatan yang Ambigu
105
Bab 105: Bibir Manis Arjun
106
Bab 106: Sentuhan Suami Tercinta
107
Bab 107: Penyesalan dan Kelegaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!