NovelToon NovelToon
Tahanan Ranjang Sang Mafia

Tahanan Ranjang Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta Paksa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:39.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: Newbee

Dikhianati oleh ibu tiri dan saudara tirinya, Daisy yang baik hati menjadi tawanan di tempat tidur pemimpin mafia terbesar.
Benjove Haghwer, memiliki tinggi badan 190cm, dengan tubuh yang ideal dan wajah yang sempurna... Di balik penampilannya yang mempesona adalah iblis berhati dingin.
Daisy melarikan diri, Benjove terus mengejarnya.
Bagaikan kucing dan tikus, Benjove menikmati permainan ini, tapi tanpa disadari, dia sendiri jatuh cinta!
Akankah malaikat yang baik hati dan cantik ini bahagia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 8

Sebelum Geraldo dan semua pengawalnya masuk ke dalam proyek tepatnya tanah bagian timur, Traver dan para pengawal Ben telah memberikan kode pada mereka agar mereka tidak menginjakkan kaki melewati perbatasan.

Ben memperhatikan dengan mata elangnya, sedang Traver memeriksa motor pickup yang terguling.

Para pengawal membalikkan motor Pickup agar kembali tegak kemudian terlihatlah seorang pria telah berlumuran darah, salah satu pengawal memeriksa nadi dan leher pria itu.

"Sudah meninggal Tuan Traver."

Traver hanya mengangguk pelan, kemudian Traver melihat sebuah gundukan kain yang seperti gemetaran. Menggunakan matanya Traver memberikan kode agar gundukan sprei yang lusuh dan berdebu itu di buka.

Para pengawal membuka gundukan sprei yang sebagian juga terkena lumuran darah.

"WUSSHH!!!"

Gundukan sprei di buang oleh para pengawal dan terlihatlah seorang gadis dengan tubuh agak kurus menggigil ketakutan. Gadis itu memiliki rambut panjang, meski tubuhnya kotor namun dia terlihat cantik dengan kulitnya yang putih.

Gadis itu melihat ke arah Traver dengan sorot mata yang polos dan seperti kucing yang ketakutan, gadis itu seolah ingin meminta pengampunan atas kesalahan yang telah ia perbuat.

Sedangkan Ben yang mengawasi dari kejauhan mulai melangkah dan mendekat pada Traver, dengan memasukkan kedua tangannya di saku celananya Ben melihat dan memandangi dengan seksama gadis di hadapannya yang meringkuk ketakutan.

Mantel besar Ben berkibar terkena angin malam yang cukup kencang.

"To... Tolong..."

Hanya kata itu yang terucap dari mulut gadis itu.

"Apa dia tahu meminta tolong pada siapa, dia sedang berusaha melarikan diri dari terkaman buaya, kenapa justru masuk ke dalam mulut singa." Kata Ben lirih di samping telinga Traver.

"Apakah ada perintah Tuan?"

Ben melihat pada Traver.

"Kau ingin membangkitkan adrenalinmu?" Tanya Ben.

Traver tersenyum kecil, sudut bibirnya terangkat naik hanya secuil.

"Atau kau rindu ikut berperang di Afghanistan?" Tanya Ben lagi.

"Anda lebih tahu apa yang saya harapkan, saya lebih suka di samping anda Tuan." Kata Traver.

"Maka dari itu, kau pasti juga tahu bagaimana aku dan seleraku, matamu sudah seperti mataku. Aku tidak suka barang kotor." Ben berbisik dan menepuk pelan bahu Traver.

Kemudian Traver menundukkan kepala, sedangkan Ben pergi meninggalkan tempat itu, semua pengawal pun juga menundukkan kepala.

Sedangkan gadis itu masih meringkuk ketakutan, menggigil ketakutan bercampur dengan dingin, berharap seseorang bisa mrmbantunya.

"Tu... Tuan Traver, apakah Tuan Ben tidak mau? Saya akan membawa gadis itu kembali." Kata Geraldo.

"Dia tidak mau barang kotor, tapi semua yang sudah masuk di wilayahnya tidak akan di biarkan pergi begitu saja, apalagi masuk dengan cara ilegal dan merusak proyek, jadi hukuman apa yang cocok untuk gadis ini? Laki-lakinya sudah mati apakah dia harus menyusul laki-laki itu?" Kata Traver.

"Tuan Traver saya janji tidak akan mengganggu lagi, saya akan membawanya pergi Tuan."

"Jika aku tidak salah menebak... Bukankah ini adalah gadis yang melarikan diri dari mansionmu, dan akan kau tawarkan padaku?" Kata Traver.

Geraldo tak bisa bergeming, ia juga tidak bisa lagi menahan sakit lututnya yang di tembak.

"Tu... Tuan tolong saya, saya janji akan membalas kebaikan Tuan... Tapi, saya mohon tolonglah saya, saya tidak ingin ikut dengan mereka."

Dengan keberanian yang kuat dan terdesak gadis itu menangis dan meminta belas kasih pada Traver.

"Siapa namamu?" Tanya Traver.

"Da... Daisy Tuan..."

Traver kemudian mengambil sebuah pistol lain di saku belakang jas nya dan menodongkan pada leher Daisy.

"Dengar Daisy, aku paling tidak tahan melihat gadis lemah ketakutan dan menangis, tidurlah."

Daisy membelalakkan matanya, dan kemudian pistol itu menembus lehernya, dan tubuh Daisy seketika lemah tak berdaya terbujur di atas sprei yang masih tergeletak di dekatnya.

"Ap.. Apa anda membunuh gadis itu?" Geraldo melotot dan takut.

"Aku membiusnya, karena aku tidak ingin dia melihat lautan darah di sini."

"A... Apa maksud nya?" Geraldo gelagapan.

Geraldo mundur perlahan dan Yaroon memapahnya dari belakang.

Traver sedikit demi sedikit melangkah maju untuk mendekat dan semakin mendekat hingga telah melewati perbatasan, Traver menginjakkan kakinya di wilayah barat.

"Ka... Kau ada di wilayah barat!" Teriak Geraldo.

"Ya? Lalu?" Kata Traver sembari mengisi peluru masuk ke dalam senapannya.

Para pengawal Travel pun juga maju.

"Yaron! Lakukan sesuatu!" Teriak Geraldo.

"Kaliah bodoh ya!!! Kalian maju dasar pengawal-pengawal bodoh!!! Lindungi Tuan Geraldo!!!" Teriak Yaron.

Dengan separuh ketakutan yang ada dalam diri para pengawal, mereka maju menodongkan pistol dengan gemetaran.

Traver tertawa sinis.

"Ku akui kesetiaan kalian, tapi sejujurnya aku sangat kecewa, ku pikir kalian adalah sekelompok mafia yang bisa merepotkan ku, atau setidaknya menghabiskan sedikit tenaga ku, tapi ternyata terlalu mudah, ini membuat ku bosan dan ingin segera ku akhiri."

Traver menodongkan pistol nya ke depan, tangannya yang kekar lurus terbungkus setelan jas membuatnya semakin terlihat ganas dan tampan.

"DORRR!!!"

"DOORRRR!!!"

"DOOORRR!!"

"DORRRR!!!"

Pengawal Traver maju dan menembaki para pengawal Geraldo dengan cepat.

Sedangkan Traver juga menembakkan pistolnya tepat di kepala Yaron, dan kini tinggalah Geraldo sendirian.

"Serahkan wilayahmu." Kata Traver mengapus noda darah yang ada di lehernya dengan sapu tangan berwarna putih.

"Ba... Baik... Ambil saja... Ambill... Tapi lepaskan saya Tuan Traver!!!" Geraldo berteriak dan meraung meminta pengampunan.

Traver kemudian melirik salah satu pengawal yang kemudian menyodorkan berkas pada Geraldo, kemudian Geraldo pun menandatanginya dengan tangan gemetar.

"Pergilah sebelum aku berubah pikiran, lari secepat mungkin sebelum aku membunuhmu." Kata Traver.

"Ba... Baik Tuan Traver... Saya kan segera pergi "

Geraldo pun pergi tunggang langgang ketakutan dengan kaki pincang sebelah, susah payah dengan badan yang sangat besar Geraldo sangat berusaha lari secepat mungkin.

Traver tersenyum sinis, dan kemudian berbalik membuang sapu tangannya dan berjalan pergi.

"Bawa gadis itu." Perintah Traver.

"Baik Tuan Traver."

Perjalanan menuju hotel tidak membutuhkan waktu lama, dan kini iring-iringan mobil telah sampai di depan halaman hotel, kebetulan saat itu Dereck sedang berada di loby bersama beberapa staffnya.

Melihat iring-iringan mobil, dan melihat Traver keluar dengan krah kemeja yang sedikit terkena cipratan darah membuat Dereck mengernyitkan dahinya.

Bagi Dereck perkelahian ataupun pembunuhan sudah hal biasa bagi dirinya apalagi bagi kaum mafia, belum lagi di negara yang sekarang adalah negara yang di kuasai oleh 2 mafia, belum ada penegak hukum dan sebagainya.

Kemudian seorang pengawal menggendong gadis itu keluar dari mobil, akhirnya Dereck menyudahi audit itu dan menyuruh para Staff untuk pergi.

"Apa anda baru saja bertarung demi seorang gadis?" Kata Dereck pada Traver.

"Saya menyelamatkannya dari perdagangan bebas."

Dereck hanya mengangguk, kemudian Traver pergi di susul dengan para pengawalnya.

Dereck sedikit banyak bisa melihat wajah gadis yang sedang di gendong oleh pengawal.

"Cantik." Kata Dereck lirih.

bersambung

1
tania
Luar biasa
Maya Ulfa Trirahyu
daisy daisy,, kurg bersyukur kah kmu. malas ih nengok adegan ribut2 lgi
Anshari Sulaiman
Buruk
Ikka Chuet
love dgn cerita ny
Netty Netty
aku suka karyamu Thor, gk bisa ditebak jln ceritanya
tania
aku ya baca, aku yang shockk wkwkw
Fhitri Elly Sukma Siregar
lanjutkan
Youli Marten
lanjutttt
Queen Elizabeth
Luar biasa
Grisella
kasian banget dia
Grisella
.
Cep Kojiw
udah sering baca ulang ni novel seru banget ceritanya 🥰
Sinn
setelah itu Daisy mati Ben pun gila lalu cerita ny tamat/Gosh/
IM'WANZZZ
ok lahhh
Juwairiyah Ghani
Luar biasa
Sinn
sangat bagus
Izwana
seru nih
Nur Anita Bt Mat Nasir
Membaca komen
Nur Anita Bt Mat Nasir
Negara.mana ni🤭
Sinn
akhh gk rela anelise and ben begitu ya gk masuk cocok tanam jga sihh.. tpi kan jijikk, nntk ben and daisy cocok tanam tpi bekas aneliseee/Speechless/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!