Damar Prasetyo, lelaki yang berprofesi sebagai seorang ASN di suatu instansi. Damar dikenal sebagai lelaki yang baik. Namun sayang, hidupnya tak sebaik dengan sifatnya.
Istri yang dinikahi selama hampir tiga tahun, tiba-tiba meminta cerai. Padahal mereka sudah dikaruniai dua orang anak.
Damar pun dipindahkan ke daerah pelosok oleh atasannya yang tak lain adalah paman dari Rasita, mantan istrinya.
Ketika pindah ke daerah itu, Damar bertemu dengan Kasih seorang guru di daerah itu.
Perjuangan hidup Kasih dan juga beberapa orang yang dikenalnya di daerah itu, membuat Damar sadar, jika hidupnya masih lebih baik dibandingkan mereka.
Damar pun bangkit dan bertekad akan merubah hidupnya lebih baik dari sebelumnya. Bahkan Damar menggunakan warisan yang tak pernah dia gubris selama ini untuk membangun daerah itu.
Bagaimanakah kisah Damar? Apakah bisa dia mewujudkan keinginannya itu? Bagaimana pula reaksi Damar setelah tau alasan sebenarnya kenapa Rasita meminta cerai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naira_w, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Dadakan
Hari menjelang siang ketika desa Timur kedatangan tamu yang membuat heboh seluruh warga desa juga warga kecamatan.
Pasalnya tamu yang datang bukanlah tamu biasa, mereka bukanlah orang sembarangan.
Yang lucunya, pak Camat dan jajarannya sempat panik saat mereka datang dan ingin menemani mereka sampai ke tempat tujuan.
Dan tujuannya adalah desa Timur, sedangkan orang yang mereka cari adalah pendatang baru yang baru saja menikah dengan gadis desa karena di grebek warga.
Damar sempat membelalakkan matanya karena tak percaya saat melihat orang-orang yang datang itu.
Bagaimana tidak heran, orang yang biasanya sangat sibuk dan tak pernah datang ke tempat terpencil seperti ini, tiba-tiba saja mereka datang tanpa memberi tahunya.
"Mas Sean??!!! bang Rendi??!!" Damar terkejut saat melihat tamu-tamu mereka sudah berada di depan rumah istrinya bersama pak Sapto dan beberapa orang yang tak Damar kenali.
"Nah, itu dia adik nakal kita." kata Sean pada Rendi.
Mereka datang bersama Lutfi juga Haikal asisten Rendi, serta pengacara Sean dan dua orang lainnya yang berpakaian kaos kerah juga celana jeans mahalnya.
"Kalian kok bisa ke sini?" tanya Damar heran
"Ya bisa, kami naik kapal penyebrangan lalu naik motor untuk bisa sampai ke sini." kata Sean dengan santainya.
Damar mempersilahkan mereka masuk. Dan segera menuju dapur untuk memberi tahu istrinya.
"Jadi Pak Damar ini adiknya pak Sean, ya? Kalau bapak tidak ke tempat ini, kami juga tidak akan tau. Pak Damar tidak pernah menceritakan soal keluarganya." kata seorang rombongannya yang mengantar Sean dan Rendi ke desa Timur.
"Dia memang tak pernah mau menunjukkan siapa dirinya, agar dia tau mana yang tulus dan tidak." kata Sean dengan tajam.
Dia sebenarnya sudah risih dengan lelaki berperut buncit itu. Namun, tak ada sekalipun mereka menunjukkan untuk undur diri.
"Bapak yang namanya pak Sapto? Bapaknya Ridwan?" tanya Sean pada pak Sapto yang dari tadi hanya diam saja.
"Betul pak." kata pak Sapto yang sudah pernah mendengar cerita Ridwan mengenai lelaki di depannya itu.
"Ridwan nya dimana? Kok, dari tadi saya belum melihatnya?" tanya Sean pada Pak Sapto.
"Lagi bantu pak Yanto mengangkut ayam ke kecamatan pak. Mungkin sebentar lagi baru pulang." kata Pak Sapto.
Pak Yanto memang menawarkan Ridwan untuk bekerja membantunya mengantarkan ayam ke tempat pemotongan dan juga ke kapal penyeberangan yang akan mengirimkan ayam-ayam itu ke kabupaten.
Ridwan tak menolak daripada dia hanya diam saja di rumah. Dua minggu lagi dia harus ke kota untuk daftar ulang dan mulai masa pengenalan kampus.
"Rajin sekali anak itu, saya yakin Ridwan akan menjadi orang yang sukses kelak." kata Sean pada pak Sapto.
"Aamiin, terima kasih pak. Berkat bantuan bapak Ridwan bisa kuliah di tempat yang diimpikannya." kata Pak Sapto.
Sean tertawa mendengarnya, lalu dia menggeleng kepalanya.
"Bukan saya pak, tapi itu karena suami keponakan pak Sapto dan juga lelaki disebelah saya ini." kata Sean.
Damar yang hendak protes pun urung karena Kasih datang membawa nampan berisi beberapa cangkir kopi.
"Sini, dek. Biar mas bantu." kata Damar lalu mengambil cangkir dan meletakkan di atas meja depan para tamunya.
"Ini istrimu, Mar?" tanya Sean pada Damar.
"Iya mas, namanya Kasih." kata Damar memperkenalkan Kasih pada Sean dan Rendi
"Ini mas Sean dan bang Rendi. Kakak-kakaknya mas." kata Damar pada istrinya.
Kasih pun menganggukkan kepalanya pertanda hormat pada mereka.
"Maaf pak, hanya tempat saya sangat sederhana untuk menyambut bapak-bapak semoga berkenan." kata Kasih
"Panggil saja saya Mas Sean dan ini Bang Rendi sama seperti suamimu memanggil kami. Lagipula kami sedang mengunjungi rumah ipar kami, kenapa harus canggung." kata Sean pada Kasih.
Sean melihat gadis yang masih menundukkan kepalanya itu. Sean dapat menyimpulkan jika gadis ini adalah gadis baik dan dia bisa mengatakan pada Alisa jika kali ini sepertinya Damar menikahi wanita yang tepat.
"Mas sama Rendi gak lama di sini. Ada yang mau mas sampaikan pada kalian. Dimana kita bisa bicara?" tanya Sean pada Damar.
Damar pun paham jika Sean meminta tempat privasi untuk berbicara.
"Rumah dinasku saja, mas. Di depan rumah ini." kata Damar.
Sean melihat ke arah rumah dinas Damar dan menatap kembali bekerja adik angkatnya itu.
"Ternyata kalian itu kayak lagu saja. Pacarku lima langkah." ucapan Sean sontak membuat orang-orang di sana tertawa apalagi ketika melihat wajah pengantin baru itu memerah karena malu.
Akhirnya Sean dan Rendi pun ke rumah dinasnya Damar. Ternyata hal penting yang ingin disampaikan Sean adalah mengenai perceraiannya yang sudah ketuk palu. Dan Damar pun sah bercerai dari Rasita.
"Tapi status kamu gak berubah jadi duda karena kamu juga udah nikah sama istri barumu." kata Rendi.
"Iya, sudah cerai tapi gak menduda sepertimu ya, Ren." kata Sean lalu terkekeh saat melihat wajah cemberut Rendi.
"Nanti semuanya akan diurus sama pengacara. Termasuk pendaftaran pernikahanmu dan istri keduamu itu. Apalagi status kalian ASN, tak baik jika kalian hanya menikah siri saja." kata Sean
"Iya mas, rencanaku juga begitu. Kalau sudah resmi cerai dengan Rasita aku akan mendaftarkan pernikahan ku dengan Kasih.
"Kemudian untuk rumah, aman. Dia juga udah masuk minta keluar badan meninggalkan rumah. Dan mobil, mas membiarkan saja dia membawanya. Soalnya mobil itu juga sudah jelek dan bekas dipakainya bersama lelaki lain. Kamu punya banyak uang untuk membeli mobil yang lebih mahal dan bagus dari mobilnya." kata Sean
"Awalnya dia juga ngotot minta kamu menafkahi anak-anaknya. Tapi setelah mas membeberkan bukti DNA dan perselingkuhannya, semua ditolak oleh hakim." kata Sean.
"Iya mas, aku juga sudah punya keluarga baru di sini. Ada Kasih dan ibunya yang menjadi tanggung jawabku. Apalagi ibunya sedang sakit." kata Damar
"Mengenai jalan yang dibangun, mas dan Rendi akan meminta tim ahli kami untuk berada di sini beberapa waktu untuk mengecek kondisi daerah yang mau dibangun jalan." kata Sean
"Awalnya Lutfi mau mas tinggal di sini, tapi sepertinya tidak jadi. Dari tadi dia sudah mengeluh tak ada sinyal di tempat ini." kata Sean sambil terkekeh.
"Aku gak bisa bayangin kalau Mas Lutfi tinggal di sini. Apalagi dia gak bisa lepas dari laptop dan juga ponselnya." kata Damar lalu tertawa geli membayangkan Lutfi yang memang ahli IT juga salah satu asisten Sean tinggal di tempat ini.
"Ya sudah, hari semakin siang. Mas harus balik ke kota lagi. Karena besok mas ada rapat penting." kata Sean pada Damar.
"Iya mas, terima kasih." kata Damar
"Oh ya, mbak mu pesan segera kenalkan istrimu. Mereka tak puas hanya melihat foto pernikahan dadakan kalian saja. Sepertinya mereka ingin mengadakan pesta besar." kata Sean pada Damar.
Tangannya menepuk-nepuk pundak pria yang lebih muda darinya itu.
"Untuk mertua mu, bujuk lah istrimu untuk mengobatinya di kota. Mas tau tempat yang bisa mengobati ibu mertuamu itu. Dulu mas sering mendatangi tempat itu sebelum Sena meninggal." kata Sena dengan sendu.
Sean memang mengetahui keadaan ibu Kasih. Karena sebelumnya Damar pernah menceritakannya pada Sean dihari dia menikah dengan Kasih.
Damar pun mengangguk, dia akan memikirkan cara untuk membujuk Kasih.
Setelahnya Sean dan Rendi pun pulang bersama asisten mereka dan juga pengacaranya. Tentunya setelah Damar menyerahkan surat-surat yang harus dilengkapinya untuk mendaftarkan pernikahannya dan Kasih.
Rumah Kasih pun kembali sepi, Damar mengajak dua staf Sean ke rumah dinasnya. Mereka akan tinggal di rumah itu sampai tugas mereka selesai.
Sedangkan di kamar Bu Nur, Tuti menenangkan wanita yang sedang meringkuk sambil menangis lirih.
"Tolong... Tolong aku... Mereka jahat, mereka mengejar ku ke sini" kata Bu Nur sambil meringkuk ketakutan.
🍀🍀🍀
Author mohon dukungan likenya, jadi jangan lupa ya 🤗
kok lama gak berlanjutttt????
wahhhh..
sejahtera..