Sebuah keputusan besar terpaksa harus Jena ambil demi menghidupi keluarganya. Menikah dengan Bos diperusahaannya untuk mendapatkan keturunan agar dapat meneruskan perusahaan adalah hal yang gila. Namun apa jadinya jika pernikahan itu terjadi diatas kontrak? temukan jawabannya disini 👇🏻.. Selamat membaca 🤗🥰🥰
.
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nazefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 Bencana Membawa Surga
Diperjalanan Savero tampak sangat resah karena menahan efek obat tersebut. Amanda yang melihatnya tertawa puas dalam hati.
"Sebentar lagi kamu akan menjadi milikku seutuhnya Savero." ucap Amanda dalam hati.
Setelah sampai didepan apartemen Savero dan Amanda turun dari mobil. Saat Savero dan Amanda hendak masuk bersama Amanda tiba-tiba terlihat Rey yang baru turun dari apartemen setelah mengantarkan Jena pulang malam ini.
"Tuan? Anda kenapa?" tanya Rey yang melihat keadaan Savero saat ini, tampak jidat Vero penuh peluh dan gelisah.
Vero merasa sangat lega melihat Rey masih ada disana.
"Ah! Rey, bantu saya masuk." titah Savero.
Rey yang sudah bisa menebak apa yang terjadi pada Savero pun langsung membantunya masuk dengan memapahnya.
"Maaf nona lebih baik anda pulang, terimakasih sudah mengantarkan Tuan Savero." ucap Rey.
"Tapi aku khawatir dengan keadaannya, biarkan aku ikut masuk." protes Amanda.
"Tidak nona, Tuan Vero akan baik-baik saja ketika nanti sudah didalam. Lagi pula ini sudah malam lebih baik anda pulang." titah Rey dengan langsung membawa Savero pergi masuk.
Amanda sangat kesal pada Rey karena sudah menggagalkan rencananya malam ini. Dengan mengepalkan kedua tangannya Amanda menghentakkan kakinya cukup keras untuk meluapkan emosinya.
"Hih! Gara-gara asisten bodoh itu semua rencanaku berantakan!" gumam Amanda.
Amanda tidak tahu jika Rey masih disana malam ini karena Amanda pikir Rey pasti sudah pulang karena ini sudah malam. Tidak tau jika ini adalah hari sial bagi Amanda.
"Rey, apa Jena sudah pulang?" tanya Savero saat mereka berada di dalam lift.
"Ya Tuan, nona Jena baru saja pulang bersama saya dan dia baik-baik saja jadi Tuan tidak perlu khawatir." jawab Rey.
"Bagus." ucap Savero lega.
Mereka berdua keluar dari lift dan masuk kedalam apartemen milik Savero. Setelah sampai di dalam Rey mendudukkan Savero di kursi sofa depan tv.
Jena yang baru saja selesai mandi dan memakai piyama tipis melihat Savero pulang dengan dipapah oleh Rey pun penasaran dengan apa yang terjadi.
Dengan rambut yang masih agak basah Jena berlari kecil mendekati mereka.
"Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Jena cemas.
Namun mereka hanya diam tidak ada yang menjawabnya.
"Rey, bawa mobil saya pulang." ucap Savero sambil memberikan kunci mobilnya.
"Baik Tuan." ucap Rey patuh.
"Nona, saat ini Tuan hanya membutuhkan anda. Hanya anda yang bisa membuat Tuan Savero jauh lebih baik." ucap Rey lalu pergi meninggalkan apartemen itu. Rey tau jika malam ini mereka butuh waktu untuk berdua.
Jena hanya mengerutkan kening menatap kepergian Rey karena tidak tahu maksud dari perkataan Rey barusan. Tapi melihat Savero dengan keadaannya saat ini membuat Jena tidak tega.
Jena mulai mendekati Savero dan duduk disampingnya.
"Tuan tidak apa-apa?" ucap Jena dengan lembut lalu mencoba membantu Savero melepaskan jas yang dia kenakan.
Setelah jas itu terlepas Savero mulai mencopot dasinya lalu membuka kancing kemejanya. Tampak lah disana dada bidang milik Savero, membuat Jena tercengang melihatnya bahkan tidak terasa Jena sampai meneguk ludahnya.
Jena tidak bisa memungkiri karisma dari suaminya itu, malam ini dia terlihat begitu tampan bahkan sangat tampan di mata Jena.
Kini Jena mulai mendekatkan wajahnya dan mengangkat tangannya untuk mengelap keringat yang ada di kening Savero. Tapi Savero yang sudah tidak tahan akibat efek obat itu pun menangkap tangan Jena yang berada di keningnya dan menurunkannya terus menyusuri wajah Savero.
Kini Savero mulai mendekatkan wajahnya pada Jena dan tatapannya kini berpindah dibibir tipis sekertaris cantik yang kini sudah sah menjadi istrinya. Jena tau apa yang akan terjadi, namun tidak ada penolakan sama sekali di sana.
Kini mereka mulai menyatukan bibir mereka satu sama lain, Jena melingkarkan tangannya di atas pundak Savero. Begitu juga Savero yang kini mempererat pelukannya dipinggang Jena..
Sesaat mereka mulai berbalas ciuman hingga kini bibir Savero mulai turun menyusuri leher jenjang milik istrinya dan tangannya mulai naik ke dada Jena dan mengelusnya. Disana Savero memberikan tanda kepemilikan dengan diiringi oleh remasan yang kuat dipayudara milik sang istri, membuat Jena tidak bisa mengontrol bibirnya.
"Eemmmhh..!" suara itu lolos begitu saja dari bibir tipis Jena. Permainan gila Savero kini membuat Jena mabuk kepayang.
"Bolehkah kita melakukannya sekarang?" tanya Savero karena dia tidak mau membuat kesalahan lagi pada Jena.
Tidak ada jawaban disana, Jena hanya menganggukkan kepalanya tanda memberikan ijin atas tubuhnya.
Savero mulai mengangkat tubuh sang istri dan membawanya masuk kedalam kamar. Setelah sampai di kamarnya Savero merebahkan tubuh gadis itu diranjang besar miliknya.
Savero mulai membuka kemejanya dan membuangnya kelantai, tubuh indah milik Savero kini terpampang jelas didepan Jena. Jena tidak tahu entah sejak kapan Jena mulai mengagumi lelaki tampan dihadapannya itu.
Kini tubuh Savero berada tepat di atas tubuh Jena dengan bibir yang saling bertaut, ciuman Savero semakin liar saja hingga membuat Jena mulai kewalahan.
Detik demi detik berlalu tidak terasa pakaian mereka kini sudah berceceran di lantai.
"Mungkin akan agak sakit, tapi aku akan mencoba selembut mungkin." ucap Savero.
Lagi-lagi Jena hanya menganggukkan kepalanya tanda persetujuan. Dengan begitu pelan dan sedikit dorongan Savero mulai melajukan tombaknya ke daerah intim milik Jena. Setelah berusaha cukup keras akhirnya benda tersebut berhasil lolos masuk ke tujuan utama.
"Eeemh..." suara itu lolos begitu saja dari bibir Jena.
Jena mulai menggigit ujung bibirnya merasakan adanya benda lain masuk didalam tubuhnya Jena mulai mencoba menyesuaikan diri. Ini pertama kali baginya dan tentunya ini tidak mudah.
Malam ini mereka melakukannya entah beberapa kali yang pasti Savero melakukannya dengan gila-gilaan akibat obat yang Amanda berikan.
Savero patut berterima kasih pada Amanda karena dia sudah memberikan jalan menuju surga kenikmatan malam ini.
Kini mereka berdua tidur bersama setelah pertempuran yang nikmat, mereka tidur dengan tubuh yang hanya bertutup selimut dan saling berpelukan layaknya pengantin baru.