NovelToon NovelToon
Hot Duda Mafia

Hot Duda Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Janda / Cinta Terlarang
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author:

"Kau masih gadis?"

"I-iya, Tuan."

"Bagus. Kita akan membuktikannya. Kalau kau berbohong, kau akan tahu apa akibatnya."

Bab 29

Setelah memastikan Ariella sudah lebih tenang, pelayan itu meninggalkan kamar.

Ariella mencoba memejamkan mata. Sekali lagi, ia mulai tertidur.

**

Di tempat lain, musuh Carlton sedang merencanakan langkah berikutnya.

Di sebuah ruangan gelap dengan meja besar dipenuhi pria bersenjata.

Mereka membahas rencana untuk menyerang Carlton demi memperluas daerah kekuasaan.

"Kita akan menunggu waktu yang tepat," kata pemimpin mereka, seorang pria dengan luka panjang di wajahnya.

"Jika kita bisa menangkap Carlton hidup-hidup, itu akan jauh lebih baik, tetapi jika seandainya dia melawan. Tidak ada pilihan lain. Kita harus membunuhnya, meskipun bos tidak akan terlalu senang."

Rencana itu akan mulai dijalankan secepatnya, karena mereka perlu menyusupkan anak buah mereka ke kelompok Carlton dan mengetahui tempat-tempat rahasia di mana Carlton biasanya menghabiskan waktu sendirian.

Sendirian? Tidak, mungkin maksudnya adalah saat-saat Carlton tidak dijaga banyak orang.

Karena Carlton bukanlah pria yang mudah ditipu, atau mengendurkan pertahanan.

Menunggu Carlton lengah ada sebuah kejadian yang sangat jarang.

"Kita harus pastikan semuanya berjalan sesuai rencana.

**

Carlton tidak bisa tidur, ia gelisah dan tidak tahu harus melakukan apa untuk menghilangkan kegelisahan itu setelah ia menyelesaikan pekerjaannya.

Jadilah Carlton berjalan-jalan di sekitar halaman rumah, namun itu hanya sebentar saja sebelum ia mendapati dirinya sudah berdiri di depan pintu kamar Ariella.

Rasanya aneh, karena Carlton tahu-tahu saja sudah ada di sana.

Kini, tangannya terulur untuk membuka pintu, dari jauh ia melihat ke dalam.

Ariella masih berada di tempat tidur, maka Carlton langsung berniat untuk pergi, tetapi ada sesuatu yang menahannya.

Ya, ia melihat Ariella yang tampak gelisah di tempat tidur.

Untuk itulah Carlton mengurungkan niat, ia malah masuk ke dalam Sana.

Menemukan Ariella bergerak gelisah, dengan keringat membahasi kening dan napasnya yang tersengal.

"Mimpi buruk?"

Carlton mendengar Ariella bergumam-gumam, tubuhnya gemetar. Gadis itu memanggil seseorang dengan suaranya yang lemah, tetapi Carlton tidak cukup dekat untuk mendengar.

Tanpa mengatakan apa pun, Carlton naik ke tempat tidur untuk bergabung dengan Ariella. Gadis itu berbaring memunggungi Carlton, masih gemetar dan gelisah.

"Ariella...."

Tangan Carlton terulur, memeluk gadis itu dari belakang.

Sial, kenapa rasanya nyaman sekali?

Kenapa tubuhnya yang besar ini seolah sangat pas dengan tubuh Ariella yang mungil itu.

Tidak lagi terdengar gumam-gumam gelisah, tidak lagi terasa tubuh Ariella gemetar.

Gadis itu lelap, merasakan kenyamanan yang sama.

Carlton bernapas di tengkuk gadis itu, menghirup aroma tubuhnya yang lembut. Rengkuhannya semakin erat, ia menarik Ariella lebih merapat. Rupanya gerakan itu membuat Ariella samar-samar tersadar, tetapi hanya untuk berbalik ke arah Carlton.

Pipinya tepat menempel ke dada pria itu.

Ariella menghela napas dalam-dalam, ia bergumam tidak jelas sebelum terlelap lagi.

Aneh rasanya berbaring bersama seseorang di atas ranjang. Apalagi dengan seorang gadis.

Oh, tentu saja Carlton sering bersama kekasihnya di tempat tidur, tetapi itu hanya saat mereka melakukan hubungan s e x saja. Carlton tidak pernah mengizinkan siapa pun tidur bersamanya, ia selalu pergi setelah hubungan fisik mereka berakhir atau memerintahkan kekasih-kekasihnya pergi.

Carlton nyaris tidak pernah berbagi tempat tidur yang di mana mereka tidak melakukan apa-apa. Hanya tidur, untuk tidur.

"Eunghhh...."

Ariella mengerang, suara erangannya membuat tubuh Carlton sedikit tegang. Pria itu menunduk, alis tebalnya mengerut, tetapi tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya. Carlton secara penuh ada di sana, menjadi bantal hidup untuk Ariella yang tidak bisa tidur nyenyak.

"Merepotkan sekali," bisik pria itu, tetapi ia menunduk. Bibirnya menyapu bibir Ariella, lembut, menciumnya hanya menempel saja.

Ada tegangan listrik yang cukup kuat di sepanjang tulang punggung Carlton, membuat pria itu merasa ingin lebih.

Maka tangannya dengan lancang naik ke pinggul Ariella, punggung jarinya mengelus lengan Ariella yang halus dan kecil. Gadis itu lelap sekali, benar-benar tidak terganggu sama sekali oleh kehadiran pria di sisinya.

"Shit! I want to fuck you hard, Ariella."

Akan tetapi, Carlton justru menarik diri dari Ariella. Ia tidak ingin terjebak lebih lama.

Ariella yang kehilangan kenyamannya langsung saja mengulurkan tangan. Dengan mata yang masih tertutup, ia berhasil mencengkeram bagian belakang kemeja Carlton dan berkata, Jangan pergi, aku mohon."

1
Kazuo
Wow, aku gak bisa berhenti baca sampai akhir !
Hoa thiên lý
Tidak sabar lanjut baca
yongobongo11:11
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!