~ Zifara Meisha Rabbah ~
" Hidup ini harus berdasarkan keyakinan bukan? bagaimana bisa aku yang seorang putri seorang Pendakwah kondang tak memakai hijab??? tidak hanya satu kali dua kali Ummi dan Abi mengingatkanku namun aku tetap merasa belum yakin akan sebuah hijab.
sehingga suatu hari Abi menjodohkanku dengan salah satu jamaahnya dari kesatuan tempat militer di mana Abi berceramah. Dari sanalah aku mengenal Ahmad Sulaiman Al Faroby. Dia mulai membuatku berubah namun dengan proses tak mudah tentunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persiapan Pernikahan
Setelah pertemuan keluarga malam kemarin. Zifa harus mendatangi butik keluarga Sulaiman. Namun dia masih harus bekerja di rumah sakit sebab itu pun tanggung jawabnya.
" Ada berapa pasien nurs?" tanya Zifa.
" Pagi ini sudah sekitar 25 pasien VIP 25 pasien Umum 27 pasien BPjS dok!" seru Asistennya.
" Kita mulai pemeriksaannya Nurs!" ucap Zifa dengan tegas.
Agaknya hari ini jadwalnya sangat padat. Diandra juga nampak ramai di koridor sebelah. Di sini memang ada 4 Dokter umum yang jam terbangnya agak tinggi salah satunya Zifa. Keahliannya yang membuat pasien bahagia dan lekas sembuh di berikan reward oleh rumah sakit. Pagi ini jam 08.00 tepat dia mulai pemeriksaan tanpa dia beri jeda agar cepat usai.
" Jadi bu .. Ini sebenarnya bukan penyakit yang rawan. Jadi rawan jika ibu takut sehingga membuat saya tambah takut yang mengobati. Hehe. Oke ... Ini resepnya semoga lekas sembuh dan tidak kembali ke ruangan ini!" ujar Zifa sambil sedikit candaan pada ibu yan tampak sudah sepuh itu.
Alhamdulillah Finish!
" Nurs ... Kita istirahat sekarang!" aja Zifa. Asistennya paham kala Zifa mengatakan hal itu. Mereka segera ke kantin untuk menikmati istirahat dan menghilangkan lelah sejenak.
Saat berada di kantin ...
" Apakah jadi menikah ?!!! Ada yang mau memangnya sama kamu," Goda diandra dari arah belakang dan meyenggolnya.
" Ck. Kau ini ... Kamu pikir aku buruk rupa sehingga sampai tidak laku sampai ke akar - akarnya," Kesal Zifa namun bercanda.
" Hahahah ... Kali aja sob! Oh, iya ini undangan nikah gue! Dateng ya ... Jangan ampe mangkir loh karena gak ada yang di gandeng," ejeknya namun bercanda.
Itulah mereka berdua Zifa dan Diandra. Kedua sahabat iti selalu sjaa menghabiskan waktu bersama di mana pun berada. Tak ada hal yang membuat mereka harus bertengkar. Mereka selalu menghindari pertengkaran.
" Selamat ya beib!!! Semoga Devano gak kelimpungan ngadepi sikap jahil kamu ini! Astaga dokter Devano pasti de javu lihat kelakuan kamu yang kayak burung beo bawel!!!" seru Zifa membuat seisi kantin tertawa. Dua dokter itu memang sudah terbiasa demikian sehingga seisi rumah sakit sedikit banyak paham bagaimana mereka berdua.
" Bener ya!? Sialan apa iya aku seburuk itu??? Gak- lah beib. Devano cinta beneran dan apa adanya pasti betah!!!" serunya dengan riang sekali.
Dari kejauhan Devano sudah memberi kode diam pada Zifa. Diandra asik saja mengomel dan nyamil ala dirinya. Devano menggelengkan kepala kala melihat calon istrinya yang demikian.
" Sayang ... Berhentilah nyamil begini??? Kebaya kamu bisa gak muat entar!" seru Devano. Sontak saja Diandra menoleh.
" Ups ... Nah loh ada orangnya. Gimana ini dong!" serunya dengan tersenyum kikuk.
" Apa? Alasan apalagi yang kamu buat?? Katakan .... " tanya Devano sambil menyipitkan matanya.
Namun kala obrolan itu belum selesai. Ada satpam yang menghampiri mereka dan mencari Zifa.
" Permisi dokter Zifa ... Ada yang mencari anda!" seru pak satpam.
" Oh iya pak ... Di mana??!" belum sempat menjawab pertanyaan di belakang pak satpam sudah ada pemuda yang berperawakan tinggi kekar memakai kaos TNI dan celananya. Wajahnya yang tampan meskipun sedikit eksotis karena baru pulang dari nugas. Membuat Diandra mengo. Bingung siapa pemuda itu.
" Aku harus menjemputmu untuk persiapan pernikahan kita," ucap pemuda itu membuat Diandra yang menganga makin mengangakan mulutnya itu.
Zifa mengangguk paham. Namun pada menit berikutnya Devano menghampiri pemuda itu. Dia tersenyum pada calon suami Zifa.
" Sulaiman!!! Kamu kan?" tanya Devano.
" Bang Devan?!" tanyanya balik Dan Devan mengangguk membenarkan.
" Apa kabar Sulaiman??? Aku masih kagum padamu sampai detik ini," ujar Devano.
" Abang berlebihan ... Ini sudah lewat beberapa tahun bang," jawabnya.
Sedangkan di pojok kasir Diandra bertanya pada Zifa.
" Dia siapa??? Kenapa bisa mengenal Devano Zif?" tanya Diandra dengan suara pelan.
" Mana kutahu .... Tanyakan padanya!" jawab Zifa terdengar menyebalkan sekali.
" Hubungan dia denganmu apa?" tak puas dengan pertanyaan awal.
" Calon suami," jawabnya singkat.
Mata Diandra makinlah membola. Tak percaya bahwa sahabatnya itu bisa sekeren ini. Dapat si tampan dan gagah begitu.
Zifa!!!! Teriaknya dalam hati.
semangat Nara 💪💪