Leona Sarasmitha tiba-tiba terbangun di dunia asing dan merasuki tubuh seorang bangsawan yang tak memiliki sihir?
Leona Arathena Castallio, di kenal sebagai sampah karena tidak memiliki sihir dan diabaikan keluarganya.
Bagaimana kehidupan nya setelah di dunia aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Setelah membersihkan diri, Leona membagikan makanannya dan memberikan pada Jim. Sementara anak beruang itu terlihat asik dengan ikan mentah dan setoples madu.
Jim menerimanya dengan senang hati. Selama menjadi pelayan Leona, gadis itu tidak bersikap seperti seperti bangsawan pada umumnya. Dia lebih sering berbicara tanpa filter yang membuat orang-orang perlu terapi mental. Bahkan nonanya ini memaksanya makan bersama ataupun menyuruhnya bersikap tidak formal.
Jim mengetahui jika Leona adalah sepupu jauhnya, berdasarkan tingkah clan Tigries yang susah di tebak dan gaya bicara cenderung aneh dan berlidah tajam.
Setelah selesai makan, Jim segera keluar membawa nampan yang berisi piring kotor. Tak lama kemudian dia kembali dengan segelas lemonade hangat.
"Leona, aku membuat lemonade hangat agar tidurmu nyenyak." Jim memberikan segelas lemonade kepada Leona. Gadis itu menerimanya dengan ragu-ragu.
"Aku tidak menambahkan obat ataupun racun." Ucap Jim lagi.
Leona akhirnya menerima lemonade itu dan meminumnya. Rasa manis asam menyapa pengecapnya. Dia akui lemonade buatan Jim sangat enak.
"Terimakasih, Jim. Lain kali buatkan aku lagi." Lalu Leona menyerahkan gelas kosong itu pada Jim.
"Jim, julurkan lidahmu." Ucap Leona. Jim yang kebingungan menurut tanpa banyak kata.
Leona segera membuat sebuah segel di lidah Jim. Setelah selesai, Leona segera menjelaskan, "Aku membuatkan segel khusus. Aku khawatir jika ada orang yang menyanderamu dan meminta informasi tentangku."
Seketika wajah Jim berubah pucat.
"Jangan khawatir. Segel itu tidak akan membunuhmu. Namun, kau tidak bisa mengatakan apapun tentangku meskipun kau dipaksa. Segel itu akan lepas jika aku ingin melepaskannya atau aku mati." Jelas Leona.
Jim menghembuskan nafas lega. "Segel apa ini, Leona? Apakah segel terkutuk atau segel terlarang?” Tanya Jim.
"Itu jurus penyegelan. Fuinjutsu." Sahut Leona singkat. Dia mengambil sebuah gulungan dan membukanya di depan Jim dan menjelaskannya secara singkat membuat Jim kagum.
💠💠💠💠💠
Pagi datang dengan cepat, udara kini terasa lebih sejuk mengingat puncak musim panas sudah berlalu. Leona kini tengah sibuk dengan gulungan di kamarnya ditemani anak beruang yang meringkuk di sofa sebelum suara ketukan pintu mengganggu aktivitas nya. Leona mempersilahkan masuk dengan sedikit berteriak.
"Nona, Anda di panggil tuan Duke ke ruangannya." Ucap Lucas sopan.
"Ada apa tua bangka itu memanggilku?" Tanya Leona kesal. Pasalnya gadis itu tengah sibuk membuat beberapa formula fuinjutsu.
"Saya tidak tau, Nona." Ucap Lucas dengan keringat dingin mengalir di tubuhnya.
"Baiklah, aku akan kesana."
Leona akhirnya tiba di depan ruang kerja Calvian dan berpapasan dengan Iris. Sepertinya gadis itu juga di panggil oleh duke.
"Kak Leona. Apa kau di panggil oleh ayah?" Tanya Iris dengan tatapan bingung, sekilas Leona melihat tatapan tak suka dari gadis itu.
Leona memasang wajah jengkel yang tidak bisa di sembunyikan. Penjaga yang berdiri di depan pintu hanya bisa bergetar ketakutan.
"Hn."
Leona yang kesal menendang pintu dengan keras hingga membuat dua penjaga yang berdiri di samping pintu terlonjak kaget.
'BRAAKK'
Iris terkejut dan menatap Leona dengan kaget, begitupula dengan Calvian yang berada di meja kerjanya. Dia ingin membentak Leona, namun ada hal penting yang perlu di bicarakan.
"Ayah memanggil kami? Ada apa?" Tanya Iris smbil berjalan menghampiri Calvian yang duduk di meja kerjanya dan segera diikuti oleh Leona di belakangnya. Dia hanya mengamati ruangan itu dengan datar.
Calvian menatap mereka sejenak dan berkata, "Bulan depan pendaftaran akademi akan di buka. Apa kau ingin masuk akademi?" Tanya Calvian pada Iris dengan lembut.
"Tentu saja, Ayah." Seru Iris ceria.
Calvian menyerahkan formulir pendaftaran akademi pada Iris membuat gadis itu memekik senang. Akademi Mage&Knight Blackmoon yang terkenal bergengsi dan hanya bangsawan dan rakyat biasa yang bisa memasuki akademi itu, itupun mereka harus memiliki mana dan bakat sihir.
"Lalu untuk apa Anda memanggil saya, Tuan?" Tanya Leona datar membuat Calvian dan Iris menoleh ke arahnya.
Calvian tertegun. Leona tidak lagi memanggilnya ayah seperti biasanya dan gadis itu berbicara formal, dan tidak ada lagi nada manja yang minta perhatiannya.
Calvian menguasai dirinya dan berdehem sejenak. "Bulan depan pendaftaran akademi akan di mulai. Mengingat kau tidak memiliki mana, aku mencarikan akademi yang cocok untukmu." Sahut Calvian datar sambil menyerahkan sebuah formulir pendaftaran.
Leona menatap formulir itu dengan senyum miring di wajahnya. Akademi Moon Shadow, akademi buangan yang menerima anak-anak bangsawan yang tidak diinginkan dan orang-orang yang tidak memiliki mana dan sihir.
Mereka yang masuk di sini hanya mendapatkan pelajaran dan pelatihan selama setahun penuh lalu mendapatkan misi di tahun berikutnya. Mereka yang bersekolah disini tidak bisa kembali ke keluarganya, kecuali liburan dari misi.
Leona menerima itu dengan senang hati. Misi berarti menghasilkan uang dan membunuh. Sudah lama dirinya tidak melihat darah sejak terakhir Hagoromo membawanya ke dimensi khusus untuk bertarung dadakan.
"Ayah, kenapa kakak bersekolah di sana? Bukankah dia tidak memiliki sihir? Bagaimana jika dia tidak bisa bertahan?" Tanya Iris bertubi-tubi dengan nada di buat sedih. Dalam hati dia tersenyum senang.
"Aku bisa bertahan dengan caraku. Tidak usah khawatir. Jika tidak terima, ngerap saja dengan nada tinggi." Sahut Leona dan segera keluar tanpa berpamitan.
Calvian menatap sendu punggung Leona yang menjauh. Namun dia segera menatap Iris dengan hangat.
"Belajarlah dengan giat dan buat nama Castallio bersinar." Ucap Calvian penuh harap.
"Baik, Ayah."
💠💠💠💠
Cahaya bulan menerangi malam dengan cahaya lembutnya. Terlihat seorang gadis duduk di atas atap mansion dengan tenang. Mata merah itu menatap bulan dengan senyum sedih.
Dia merindukan dunia asalnya, dimana teknologi memudahkan segalanya. Namun percuma saja, dia tidak bisa kembali kesana mengingat tubuhnya sudah membusuk di dalam tanah.
"Haah~ Sudahlah. Lagipula aku sudah bisa beradaptasi dengan baik meskipun sering kaget jika melihat sihir." Gumam Leona dan segera berdiri. Sebuah seringai terpatri di wajah cantiknya. "Sebaiknya aku melancarkan rencanaku malam ini, khukhukhu..."
Leona segera menghilang dalam gelapnya malam sambil tersenyum setan. Jiwa usilnya meronta-ronta ingin keluar dan dia juga tidak sabar melakukannya.
Keesokan paginya kediaman Castallio mendadak geger. Terdapat coretan bewarna warni di dinding membuat para maid histeris.
"Astaga!! Apa ini!!?"
"Apa yang terjadi?!"
"Ada apa dengan penampilanmu?"
Emillio hanya bisa menatap lemari pakaiannya dengan dahi berkerut. Semua pakaiannya bewarna cerah, mulai dari kuning, orange dan merah muda yang membuatnya meringis.
"Siapa yang melakukan hal ini?" Tanya Emillio pada pelayan laki-laki yang kini sibuk menyiapkan pakaiannya.
"Saya tidak tau, Tuan Muda. Semua pelayan di kediaman ini mengalami hal yang serupa." Sahut pelayan itu sopan.
Sementara Calvian hanya menatap horor pakaiannya, apalagi saat melihat pantulan dirinya di cermin. Rambutnya yang bewarna hitam kini bertambah tiga warna, yaitu oranye, merah dan kuning.
"Panggil seluruh pelayan dan penjaga! Termasuk pelayan paviliun Lotus!" Teriak Calvian marah.
Mau tidak mau dia memakai pakaian itu daripada tidak sama sekali.
Sementara Iris hanya bisa terpaku saat mendapati gaun cantik yang mahal berubah warna menjadi pink, kuning dan oranye cerah bergradasi. Dia ingin menangis namun tidak bisa. Rasanya air mata akan berubah menjadi air mata darah.
"TIDAKKK!! GAUN CANTIKKU!!" Jerit Iris histeris.
Sementara itu sang pelaku senyum-senyum sendiri membuat Arthur dan Jim menatapnya dengan cemas. Begitupun dengan ksatria yang sedang beristirahat bersamanya.
'Apakah Nona sakit?' Batin mereka bersamaan namun takut mengeluarkan suara.
"Ah, hari yang indah~ Hihihi..." Ucap Leona sambil terkikik.
"Sepertinya Anda bahagia sekali." Celetuk Ben.
"Hu'um. Pagi ini ada berita yang menggemparkan, mungkin." Sahut Leona santai.
"Leona, berhenti membuat kehebohan." Tegur Jim.
"Aku tidak membuat apapun." Elak Leona.
"Tapi Anda menghabiskan semua cat yang saya belikan kemarin. Aku curiga kau melakukan sesuatu." Ujar Jim penuh selidik.
Leona menatap Jim tajam dan tersenyum manis, tidak lupa nada membunuh yang keluar dari mulutnya. "Jim tutup mulutmu."
Jim tersenyum menanggapi. "Ahem~"
"Memangnya apa yang Anda lakukan dengan cat itu, Nona?" Tanya Arthur penasaran.
"Sebentar lagi kau akan tau, Sir." Ucap Leona tersenyum misterius.
Tak lama kemudian Lucas datang dengan keringat bercucuran membasahi tubuhnya. "Nona, Jim. Kalian di panggil tuan duke."
"Apakah terjadi sesuatu?" Tanya Leona polos.
"Entah apa yang terjadi, seisi kediaman mengalami kekacauan." Ujar Lucas berkeringat dingin.
"Apakah sangat parah?"
"Tidak, Nona. Hanya coretan dinding dengan gambaran aneh, begitu pula dengan tuan dan nona." Sahutnya gugup. Leona tersenyum menyeringai. Sementara para ksatria menatap aneh dirinya. Jim menatap Leona curiga.
"Aku sudah menduga jika kau menghabiskan cat itu." Gerutu Jim yang dapat di dengar oleh mereka. Leona mengabaikan gerutuan Jim dan tatapan bertanya dari mereka.
"Baiklah. Ayo kita kesana." Leona bangkit dari duduknya bersama Jim. "Sir, kami pamit undur diri. Senang berlatih bersama kalian. Selamat pagi." Pamitnya sopan dan melambaikan tangannya dan berlalu dari sana.
"Nona benar-benar hebat. Dia bahkan bisa menggunakan belati kecil untuk melawan kita." Ucap Ben kagum.
"Benar, apalagi pelayannya yang bernama Jim itu. Stamina mereka benar-benar mengerikan."
"Bahkan Nona bisa menggunakan tangan kosong untuk melawanku. Aku sampai kewalahan." Imbuh Robert dengan tubuh di penuhi dengan memar.
"Dan lebih mengerikan lagi..." Mereka melirik area latihan dengan horor. Tempat latihan itu luluh lantak dan hancur lebur. "Bahkan kita tidak memiliki tempat latihan karena mereka berdua." Ucap Robert dengan berkeringat dingin.
Arthur hanya bisa meringis dalam hati. Leona yang mendapat julukan sampah karena tidak memiliki mana dan tidak bisa sihir, siapa sangka tenaganya sangat mengerikan?
Apalagi pelayan nya yang bernama Jim. Pemuda yang memiliki sihir yang dianggap tidak berguna mampu membuat sword master sepertinya kewalahan.
"Mereka benar-benar mengerikan."