NovelToon NovelToon
Benalu Dalam Rumah Tanggaku

Benalu Dalam Rumah Tanggaku

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / Pihak Ketiga / istri ideal
Popularitas:6.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: D'wie

Mentari merupakan seorang perempuan yang baik hati, lembut, dan penuh perhatian. Ia juga begitu mencintai sang suami yang telah mendampinginya selama 5 tahun ini. Biarpun kerap mendapatkan perlakuan kasar dan semena-mena dari mertua maupun iparnya , Mentari tetap bersikap baik dan tak pernah membalas setiap perlakuan buruk mereka.

Mertuanya juga menganggap dirinya tak lebih dari benalu yang hanya bisa menempel dan mengambil keuntungan dari anak lelakinya. Tapi Mentari tetap bersabar. Berharap kesabarannya berbuah manis dan keluarga sang suami perlahan menerimanya dengan tangan terbuka.

Hingga satu kejadian membuka matanya bahwa baik suami maupun mertuanya dan iparnya sama saja. Sang suami kedapatan selingkuh di belakangnya. Hanya karena pendidikannya tak tinggi dan belum juga dikaruniai seorang anak, mereka pun menusuknya dari belakang.

Tak terima perlakuan mereka, Mentari pun bertindak. Ia pun membungkam mulut mereka semua dan menunjukkan siapakah benalu sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TIGA

Mentari tampak sibuk memencet tombol di layar tablet PC miliknya. Siang hingga menjelang sore hari merupakan kegiatan rutinnya memeriksa sesuatu yang hanya ia dan beberapa orang terdekatnya saja yang tahu. Mentari mengulas senyum, ternyata usahanya makin maju dan berkembang pesat.

Namun tiba-tiba bel rumahnya berbunyi nyaring. Ia pun bergegas menonaktifkan tablet PC miliknya kemudian menyimpannya di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan orang lain tentunya. Setelah itu, ia bergegas ke depan untuk memeriksa, siapa yang datang.

"Heh, buka pintu aja lama banget! Pasti kamu sengaja kan!" hardik Rohani saat pintu baru saja terbuka.

Lalu masuk begitu saja sambil menabrakkan bahunya pada Mentari membuat Mentari sampai terhuyung ke belakang. Untung saja ia bisa menjaga keseimbangannya jadi ia tidak sampai terjatuh. Kemudian di belakang Rohani, ikut masuk juga Septi dan Erna yang Mentari ketahui anak teman Rohani. Mentari tersenyum getir, tentu ia paham apa tujuan sang ibu mertua tersebut.

Kemudian mereka tanpa malu menghenyakkan bokong mereka di sofa ruang tamu sambil bergurau seakan mereka berada di rumah milik mereka sendiri.

Mentari hanya menggelengkan kepalanya melihat sikap ibu mertua serta adik iparnya yang tidak pernah sekalipun menghargainya.

"Heh! Ngapain. bengong di situ! Cepat buatkan kami minum!" hardik Rohani lagi membuat Mentari menghela nafasnya. "Kamu mau minum apa Erna sayang? Bilang aja! Nanti mama bilang ke perempuan benalu itu untuk membuatkanmu minuman," tukas Rohani seraya memasang senyum semanis mungkin. Senyum yang tak pernah diberikan mertuanya padanya dari sejak pertama kali bertemu hingga kini di usia pernikahan mereka yang kelima tahun.

"Emmm ... apa aja deh, ma! Kasihan sama Mbak ... eeee .. siapa ya namanya? Maaf mbak, saya lupa! Hehehe ... " ujar Erna sambil terkekeh. Namun, Mentari tentu dapat menangkap arti dari tawa tersebut. Apalagi saat mendengar Erna memanggil mertuanya itu 'ma'. Sungguh, Mentari sebenarnya sedikit terusik. Mentari akan lihat, sampai batas mana ibu mertuanya itu akan ikut campur dalam urusan rumah tangganya.

"Aduh mbak Erna, buat apa sih ingat-ingat nama perempuan itu, nggak penting banget tau!" imbuh Septi acuh tak acuh. Ibu dan anak itu memang sama saja, sejak awal tidak menyukai Mentari menjadi istri Shandi. Bagi mereka, Shandi pantas mendapatkan perempuan yang lebih baik dari Mentari. Lebih baik bukan dalam arti sifat ataupun kecantikan, sebab sebenarnya mereka pun menyadari Mentari lebih baik dan cantik dari Erna. Tapi yang mereka utamakan justru kekayaan. Mereka menyukai Erna karena memiliki pekerjaan yang bagus. Selain itu, melihat Erna memakai barang serba branded dan bergaya glamor, tentu membuat mata mereka berbinar-binar. Berharap mereka dapat ikut merasakan menjadi seperti Erna. Sangat berbeda dengan Mentari yang kerap bergaya sederhana. Dan mereka tidak menyukai itu.

Mendengar kata-kata pedas itu, Mentari bersikap masa bodoh. Telinganya sudah kebal mendengar entah itu sindiran, cibiran, bahkan makian, ia sudah biasa. Entah terbuat dari apa hati Mentari. Tapi ingat, hati-hati dengan marahnya orang sabar. Sebab orang sabar dan diam, bila ia sudah sampai pada titik kesabarannya, maka kemarahannya bisa menghancurkan. Bisa menghanguskan. Bisa meluluhlantakkan.

Diam bukan berarti kalah Diam juga bukan berarti lemah. Tidak percaya, silahkan dicoba!

Sebagai tuan rumah yang baik, Mentari pun bergegas membuatkan minum untuk ketiga tamu tak diundang tersebut.

Setelah selesai, Mentari pun segera menghidangkan 3 cangkir teh chamomilel kesukaannya. Aroma harum bunga chamomile menguar sesaat setelah disajikan. Tak lupa Mentari menghidangkan sepiring pie brownies yang sempat dibuatnya pagi tadi ke hadapan mertua dan adik iparnya juga tamu tak diundang satunya.

Kemudian mereka pun. menyantap hidangan itu tanpa rasa malu dengan begitu nikmatnya. Mentari hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah ketiganya.

"Ma, rumah mas Shandi besar juga ya! Isinya juga perabot mahal semua. Pasti gaji mas Shandi gede banget ya, ma. Beruntung banget perempuan yang bisa jadi istri Mas Shandi," puji Erna sambil mengedarkan pandangannya. Ia bahkan sampai berdiri memperhatikan satu persatu perabot yang ada di rumah 2 lantai itu.

"Iya, perempuan itu yang beruntung, tapi kemalangan bagi Shandi. Udah punya istri udik, miskin, nggak berpendidikan, nggak ada penghasilan, eh mandul pula. Benar-benar sial kan!" ucap Rohani pedas dan tajam. Telinga Mentari terasa panas. Tapi ia memilih diam. Enggan menanggapi. Berharap mereka tutup mulut sendiri nantinya. Tapi ... mungkinkah itu terjadi?

"Iya mbak Erna. Ah, coba aja kak Shandi kenal mbak Erna lebih dahulu. Pasti kalian sudah menikah dan pastinya juga aku udah punya ponakan yang lucu-lucu sejak lama. Nggak kayak sekarang, rumah aja gede, tapi sepi. Nggak ada anak-anak. 5 tahun nikah tapi nggak hamil-hamil, apa itu artinya kalau bukan mandul," imbuh Septi sambil melirik sinis Mentari yang duduk tak jauh dari mereka.

"Apa buktinya kalau mbak mandul?" sergah Mentari yang mulai jengah mendengarkan penghinaan demi penghinaan yang dilontarkan oleh ibu mertua dan adik iparnya itu padanya. "Memiliki anak itu hak prerogatif Allah, bukan kehendak manusia. Selain itu, anak itu terjadi karena hubungan dua manusia yang berbeda jenis kelamin jadi jangan hanya menyalahkan Mbak kalau Mbak belum bisa hamil sampai saat ini," sahut Mentari tenang sambil memainkan ponselnya.

"Heh, jadi kamu mau nuduh anakku mandul begitu?" hardik Rohani tak terima dengan apa yang baru saja Mentari katakan. "Asal kamu tahu ya, di dalam keluarga besar saya, tak ada keturunan yang mandul. Baik dari keluarga mendiang papa Shandi, maupun keluarga besar saya jadi jangan asal bicara kamu. Beda dengan kamu, udah yatim piatu, nggak ada saudara sama sekali, jadi kelihatan bukan siapa yang kemungkinan memang mandul?" imbuh Rohani menggeram murka.

"Ada apa ini ribut-ribut?" Tiba-tiba terdengar suara lembut oleh 4 perempuan itu.

Melihat kepulangan suaminya, Mentari pun segera beranjak untuk menyambut kepulangannya. Namun, belum sampai Mentari di depan Shandi, tampak Erna sudah lebih dahulu menyambut kepulangannya dengan meraih tas kerja dan menyalaminya seperti seorang istri yang menyambut kepulangan suaminya.

Mentari mengerutkan keningnya tak suka. Shandi pun gelagapan melihat ekspresi tak suka sang istri.

"Ini lho istri kurang ajar mu ini, masa' dia bilangin kamu mandul. Mana mungkin anak-anak mama mandul. Tidak ada riwayat keluarga kita satupun yang kesulitan punya anak apalagi mandul. Dasar menantu kurang ajar, nggak punya akhlak sembarangan aja kalau ngomong," adu Rohani dengan wajah merah padam.

Shandi yang mendengar aduan itu lantas mengerutkan keningnya, merasa tak percaya dengan apa yang dikatakan sang ibu. Tapi ia juga tidak mungkin tidak mempercayai sang ibu apalagi sang adik ikut menimpali.

"Iya kak, kurang ajar bener emang mbak Tari itu, seenaknya aja ngomong. Kalau kak Shandi nggak percaya, tanya aja mbak Erna, benar kan mbak, mbak Tari nuduh Kak Shandi mandul?" ujar Septi meminta dukungan pada Erna.

"Benar begitu?" tanya Shandi sambil mengarahkan pandangannya pada Erna yang berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri. Bukannya meminta penjelasan dengan Mentari, Shandi justru menanyakannya pada Erna.

"Aku nggak maksud bilang begitu, mas!" sergah Mentari kesal karena merasa disudutkan oleh ibu mertua dan adik iparnya itu. Tapi bukannya mendengarkan, Shandi justru mengangkat tangannya agar Mentari tidak bicara terlebih dahulu.

"Eee ... itu ... anu ... i-iya. Maaf ya mbak Tari, aku ... aku nggak bisa bohong soalnya," cetus Erna seolah merasa bersalah dengan Mentari.

...***...

...HAPPY READING 🥰🥰🥰...

1
Kartini Kartini
idih dasar gak ada malu
Kartini Kartini
bener kan kata aku ge gak ada orang yang bener " tulus apalagi sampai memberikan apa aja kaya gitu secara cuma"pasti ada udang dibalik batu
Kartini Kartini
Hahaha 😂 😂 lucu dari makin gencar deketin belinda tapi kenapa aku yang dek jantung aku sakitt banget seolah gak mudah percaya apa utu cinta apa itu lelaki bagi ku sama aja bulsit
Lusi Seksi
Luar biasa
Kartini Kartini
jujur thoor aku aja susah banget buat lupain yang namanya sakit hati karena seorang yang kita sayangi kita kasihi tapi malah di hancurkan dipatahkan ,jujur susah buat menerima membuka hati lagi itu masih begitu terasa sakit
Kartini Kartini
jangan "si edward hanya mau anaknya saja istilanya membeli rahim buat naruh bibit doang
Dyan Eka
Luar biasa
Muzayanah Chanafi
Luar biasa
Kartini Kartini
waw keluarga penuh drama
Kartini Kartini
moga aja bisa membungkam mulut durjana yang sering menghina tari
Kartini Kartini
dasar maniak bukan nya sadar eh malah di pupuk terus rasa benci dan iri terus menerus emang kalau penyakit hati udah mendarah daging susah di ilangin
Kartini Kartini
mending mentari bisa buka hati dan mau menerima orang baru lah aku apalah daya sakit banget coo perih banget
Kartini Kartini
egois
Kartini Kartini
percaya diri xx mantan marmer udah sombong pongah lagi,terima aja lamaran jevra tari
Kartini Kartini
ngomong mentari jalang eeeh tau nya jamu sendiri septi malah jual diri cuiiih najis....
Dwi Setyaningrum
knp ga di namakan Fortune d Pajero aja Thor hrg mobilnya juga mahal tuh drpd Agya d Ayla hehehehe becanda thor
Dwi Setyaningrum
kirain mentari hamil tripel ternyata twins😁
Dwi Setyaningrum
ternyata Tuhan msh kasi kesempatan utk Bu rohani utk meminta maaf pd mentari..good..
Dwi Setyaningrum
wah rejeki nomplok dong utk dario ga usah lama2 ngejar Belinda utk jd pasangannya hehehe
Sri Mulyaningsih
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!