* Mohon bijak memberi bintang 🌟!!! Jika tidak berkenan dengan cerita ini,,, silahkan langsung di tinggalkan.... tanpa perlu berkomentar yang menyakitkan...
Kusumaningtyas seorang gadis Kalimantan yang di nikahi Bayu wicaksono 1,5 tahun yang lalu. Pernikahan bahagia yang di impikan ternyata malah menjadi petaka baginya. Berharap suami yang menjadi pelindungnya ternyata justru malah menghancurkannya. Memiliki suami yang tukang selingkuh.
Membuat Ningtyas merasa di uji kesabarannya. Nafkah yang seharusnya di berikan ke istrinya ternyata malah di kuasai oleh ibunya. Ningtyas selalu di Hina jadi Benalu di keluarga itu. Padahal Ningtyas merasa dirinya tidak pernah menuntut apapun sama Bayu. Berapapun nafkah yang Bayu kasi dia tidak pernah protes. Ningtyas di perlakukan seperti Babu di rumah mertuanya. Mampukah Ningtyas melewati cobaan demi cobaan yang dia hadapi? atau kah Ningtyas memilih pulang ke Kalimantan dan berkumpul bersama orang tua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31.
Suara deru mobil yang meninggalkan pekarangan rumah bagai menghancurkan benteng pertahanan ku. tangis sejak tadi yang tertahan seakan menggumpal di tenggorokan, sekarang tumpah ruah seiring dengan rasa sesak yang datang begitu hebatnya.
Kuat Ning kamu harus kuat. Kamu pasti bisa melalui semua ini meski dengan sayap-sayap mu yang patah. Ku cengkraman bantal dan menekannya ke wajah kuat-kuat.
2 jam aku menangis sendiri di kamar, hingga melewatkan waktu sarapan ku. Kini perut ku mulai terasa perih. Aku bangkit berusaha untuk duduk. Badan ku terasa lemas sekali. Aku mecoba berjalan perlahan menuju ke ruang makan. Terlihat di ruang makan banyak sekal piring kotor yang berserakan, ini pasti ulah ibu mertua dan kakak ipar ku. Terlihat Mangkok sayur yang ada di atas meja sudah kosong tak bersisa. tempat lauk juga sama. "mereka benar-benar keterlaluan". Gumam ku lirih. Kali ini tak akan ku biar lagi mereka memperbudak ku, selama ini aku diam bukanya karena aku lemah dan mudah ditindas, tapi lebih ke rasa hormat dan pengabdian ku untuk meraih surga suami. Aku tak ingin mencari masalah dengan ibu mertua Surga suami ku ada padanya. Tapi nyatanya mereka sudah salah mengartikan sikap ku.
Ku biarkan saja piring kotor berserakan tanpa ada niat untuk membersihkannya. Aku pun pergi ke dapur untuk mencari apa yang bisa aku makan. Di dapur nyatanya sama juga sudah tidak ada apa-apa. akhirnya aku pun keluar menuju kandang ayam yang ada di belakang. Dan Alhamdulillah ada telur ayam yang baru saja keluar tapi sudah di tinggal induknya entah kemana, ku ambil 2 biji untuk ku goreng. Mertua ku memang memelihara ternak tidak hanya sapi saja, tapi juga ayam. dia memilih ayam kampung yang lumayan banyak dan memang di jual.
saat keluar dari kandang aku bertemu dengan mba Ayu.
"Ngapain kamu kok mengendap-endap di situ Ning". tanya mba Ayu sambil nyapu halaman belakang.
" Ini mba ngambil telor, untuk lauk". ku tunjukkan 2 biji telor yang ada di genggaman ku.
"lho memangnya kamu gak masak". tanya mba Ayu sedikit heran. karena gak biasanya aku jam segini sampe belum masak.
" tadi ibu sudah masak kok mba, tapi semua sudah habis tak bersisa ". ujar ku bicara apa adanya.
" ya Allah Ning.. Ning.. ibu mertua dan ipar rakus mu itu benar-benar keterlaluan. ya sudah kalo gitu kamu makan di tempat mba aja. Mba tadi sudah masak". Tawar mba Ayu.
"gak mba makasih, aku mau goreng telur aja sudah cukup". tolak ku dengan halus, sebenarnya aku sungkan dengan suami mba Ayu.
" Ya Allah Ning beneran gapapa, sini ayo. tadi mba masak juga cukup banyak". mba Ayu sedikit memaksa ku.
"gak usah mba beneran. ya sudah mba aku masuk dulu ya". tanpa menunggu jawab dari mba Ayu aku pun berlalu.
Saat sedang menikmati sarapan. Mba Ayu pun masuk dari pintu belakang. Membuat ku terkejut, karena tiba-tiba saja sudah berada di belakang ku.
" kamu ini di suruh makan di rumah mba kok malah kabur gitu aja". ucap mba Ayu sambil cemberut.
"hehehehe, maaf mba". ucap ku sambil nyengir.
mba Ayu hanya geleng-geleng kepala. sambil menyodorkan semangkok sayur dan sepiring lauk ke hadapan ku..
" ini di makan. masak cuma sarapan pake telor aja.. gimana bisa kuat buat ngadepin kenyataan pahitnya hidup". olok mba Ayu.. "sudah Ning gak usah di pikir ayo kita jalan-jalan. cari makanan enak atau apa gitu.. yang penting bisa bikin kita happy". ajak mba Ayu.
" lho memangnya mba gak ikut ngadirin acaranya mas Bayu". tanya ku.
"Alah ngapain. Gak penting juga, mba juga gak suka sama keluarga Susi, bakalan nyesel itu si Bayu kalo tau kelakuan asli Susi seperti apa"... ucap mba Ayu dengan senyum penuh arti.
" emangnya kenapa mba". tanya ku penasaran. saat melihat gelagat mba Ayu sepertinya menyembunyikan sesuatu.
"suda selesai belum makannya, ayo siap-siap. kita lansung cusss"... ajak mba Ayu. tanpa menjawab pertanyaan ku.
"tapi aku belum beberes rumah mba".
"Sudah tinggal kan saja. ngapain kamu harus capek-capek ngurusin semuanya.. sedangkan mereka saja tidak perduli sama kamu. sekali-kali kasi mereka pelajaran. terutama buat si Mila itu. hidup bisanya cuma jadi benalu. sudah ayo nanti keburu panas".
" Ok deh kalo gitu kita let's go". aku melangkah ke kamar mandi dengan penuh semangat.
seketika masalah yang mendera ku tadi menguap begitu saja. Ku usap perut untuk memberikan kekuatan pada sang jabang bayi.. jujur saja aku benar-benar stress kala di terpa bertubi-tubi ujian yang mendera akhir-akhir ini.
cepat-cepat aku mandi dan siap-siap. agar mba Ayu tak menunggu terlalu lama. selesai ganti baju dan make up. aku pun keluar lewat pintu belakang. tidak lupa semua pintu dan jendela aku kunci semua. saat aku keluar dari pintu samping ternyata mba Ayu sudah nangkring di atas motor.
"lama amat sih bu dandannya".guyon mba Ayu sambil mengerucutkan bibirnya.
" maaf mba". aku pun langsung naik ke atas motor.
cuaca hari ini agak sedikit mendung, membuat kami bisa menikmati perjalanan tanpa harus terburu-buru untuk sampai di tempat tujuan. Aku yang tidak tau tujuannya ke mana mba Ayu mengajak ku. aku hanya ikut saja dan menikmati perjalanan ini tanpa banyak bertanya.
setengah jam kemudian, kami sudah berada jauh dari rumah. Badan yang tadinya terasa tak bertenaga sekarang jadi fresh. saat mba Ayu sudah membelokkan motor ke arah pantai. saat aku tersadar ternyata sudah berada di parkiran pantai. Aku pun turun dari motor.
suasana dan di pantai sekarang ini cukup ramai, karena memang hari weekend. banyak anak-anak kecil yang berlarian di pinggir
pantai. Daerah memang berada di pantai utara jadi ombaknya tidak terlalu tinggi dan aman untuk anak-anak berenang.
Mba Ayu mengajak ku untuk duduk di gazebo yang di tersedia di situ. kuatnya angin pantai menerpa pohon pinus membuat udara terasa segar, serta di dukung oleh cuaca yang sedikit mendung membuat ku sedikit ngantuk. Mba Ayu membawa 2 buah kelapa muda untuk kami nikmati sambil melihat kearah pantai.
ku lupakan sejenak semua masalah yang menimpa... ku elus terus perut yang terasa tegang sejak pagi. tak banyak yang kami obrolkan, hanya diam dan menikmati suasana saja. Saat mba Ayu menawari ku berbelanja aku pun tidak menolak, pikirku mumpung sedang berada di luar, aku bisa sekalian belanja perlengkapan bayi. dan baju untuk ku setelah melahirkan. Dia tersenyum senang saat melihat ku kembali bersemangat.
"Ning kapan kamu periksa kandungan lagi"?
tanya mba Ayu saat kamu sedang melihat-lihat baju bayi.
"Untuk bulan ini aku sudah periksa mba, dan sekarang hanya tinggal nunggu HPLnya saja". timpal ku sendu.
"ohhh... kata Dokter kapan HPLnya"?
" kata dokter awal. bulan depan mba. tapi kan gak tau maju mundurnya kapan"!!!
"ya sudah nanti kalo kamu sudah ada tanda-tanda mau lahiran mba di kabarin ya".
Dengan beberapa kantong belanjaan di tangan, akhirnya kami pun memutuskan sudah waktunya untuk pulang. Apa lagi kini kaki ku yang sudah mulai terasa keram karena terlalu banyak berjalan....
up yg banyak ya,,,,😍