Niat ingin mencari ibunya yang sudah pergi meninggalkannya sejak kecil, justru membuat Yona harus terjebak ke dalam kehidupan seorang mafia yang sangat misterius. Yang akhirnya membuat keduanya jatuh cinta. Namun hubungan mereka penuh liku dan berpengaruh besar pada proses pencarian ibu Yona.
Akankah cinta mereka berdua tetap bertahan setelah ibu Yona ditemukan? Atau harus berakhir demi Yona bisa berkumpul lagi dengan Sang Ibu?
Simak terus kelanjutan kisahnya.. jangan lupa follow akun ig author @dee_k9191
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee_K, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Misterius
Hamparan luas taman bunga yang indah di halaman belakang rumah Baron memang sengaja diperuntukkan untuk istrinya yang memang pecinta bunga dan suka berkebun. Sebelum kejadian naas yang menyebabkan istrinya mengalami kelumpuhan permanen, wanita itu sangat hobi sekali berkebun.
Kini wanita itu sudah berada di taman bunga. Baron duduk di kursi besi tepat di samping kursi roda istrinya. Wanita yang bernama Danita itu menatap kosong hamparan taman bunga di depannya. Andai saja ia memiliki anak perempuan dengan Baron, pasti akan sangat senang karena bisa diajak berkebun. Namun sayangnya itu tidak akan terjadi. Dirinya mengalami kelumpuhan permanen dan tidak memiliki kesempatan untuk hamil lagi. sementara, anak dari pernikahan pertamanya, tidak mungkin mau tinggal bersamanya. Apalagi setelah mengetahui kalau dirinya bukanlah seorang ibu yang baik.
Sementara itu Baron juga terdiam. Memikirkan sesuatu yang sejak tadi mengganjal hatinya. Dari apa yang disampaikan oleh anak buahnya tentang kedatangan dua orang asing ke kawasannya, kenapa Baron mengira bahwa mereka bukanlah orang jahat. Justru yang terlintas di benak pria itu, orang asing yang mencarinya itu masih berhubungan dengan istrinya.
“Sayang, bolehkah aku tanya sesuatu?” ucap Baron tiba-tiba membuyarkan lamunan Danita.
“Apa? tanya saja,” jawab Danita seraya tersenyum tipis menatap suaminya.
Tatapan Danita yang penuh cinta itu semakin membuat pria yang memiliki kedudukan sebagai ketua mafia Eagle Eye selalu mampu meluluhkan hati seorang Baron. Tidak ada seorang pun yang bisa meluluhkan hatinya kecuali Danita. Begitu juga dengan Danita. Wanita itu juga sangat mencintai Baron. Karena bagi Danita, hanya Baron sang suami lah yang bisa menerima keadaannya yang seperti ini.
“Bagaimana kalau suatu saat nanti putri kamu datang dan mencarimu?” tanya Baron. Seketika membuat Danita terkejut.
“Tidak akan mungkin!” jawab Danita dengan tegas.
“Itu bisa saja terjadi, Sayang. Mungkin putri kamu sekarang sudah tumbuh menjadi gadis cantik dan dewasa seperti ibunya.”
“Jangan katakan itu lagi, Baron! Dia tidak mungkin mencariku. Ayahnya juga pasti tidak pernah mengenalkan aku pada dia. mengingat hubungan orang tuanya terjadi karena kesalahan. Aku adalah ibu yang jahat. Dia tidak pantas memiliki ibu sepertiku. Pantas saja Tuhan memberiku hukuman dengan cara seperti ini,-“
“Sttt…. Jangan berkata seperti itu, Danita! Aku tidak ingin melihatmu bersedih. Semua itu bukan salahmu atas kondisimu yang seperti sekarang ini. aku juga bersalah. Maafkan aku sudah membuatmu bersedih,” Baron memeluk Danita yang sedang menangis sesenggukan.
Baron tidak lagi membahas tentang masa lalu istrinya. Meski dalam hatinya masih sangat penasaran tentang dua orang asing yang ingin menemuinya. Mungkin lebih baik ia menemui dua orang itu jika nanti mereka datang lagi. tanpa memberitahu istrinya.
***
Malam ini Yona dan Finn sedang makan malam di sebuah restoran. Setelah kejadian tadi siang, hubungan keduanya semakin dekat dan hangat. Finn tak canggung lagi menunjukkan perhatiannya pada sang pujaan hati. Yona pun dibuat meleleh atas perlakuan pria itu.
“Makan yang banyak!” ujar Finn saat Yona baru saja menyantap makanannya.
“Aku nanti gemuk!” jawab Yona.
“Gemuk dari mana? Tubuh kamu sangat ringan saat berada dalam gendonganku,”
“Kak Finn sudah! Lebih baik fokus dengan makanan masing-masing!” ujar Yona bersungut-sungut. Ia sangat malu saat Finn membahas kejadian tadi siang.
Finn hanya terkekeh, kemudian melanjutkan makannya. Wajah Finn yang penuh luka tadi perlahan sudah hilang bekasnya. Lebam di muka tinggal sedikit, karena Yona tadi mengompresnya. Sedangkan sudut bibirnya yang berdarah, lukanya juga sudah mengering.
Keduanya tampak asyik menikmati makanannya. Sambil menikmati pemandangan di luar restoran, di mana jalan-jalan dipenuhi dengan salju. Lampu-lampu jalan yang menyala dengan rintik salju yang turun, membuat suasana semakin syahdu.
Usai makan malam, Finn mengajak Yona bersantai di area yang disediakan restoran. Di dalam ruangan luas itu tampak beberapa kursi besi untuk duduk sambil menikmati pemandangan kota. Terlebih sedang musim dingin seperti sekarang ini.
“Besok kita akan datang lagi ke tempat tadi. apa kamu siap?” tanya Finn seraya menggenggam tangan Yona.
Yona menatap Finn dalam. Meskipun sempat ada keraguan dan ketakutan akan kejadian tadi, namun tatapan Finn seolah meyakinkan kalau semuanya akan baik-baik saja.
“Aku siap. Kedatanganku ke sini harus membuahkan hasil. Aku harus bisa bertemu dengan ibu,” jawab Yona dengan yakin.
“Aku senang mendengar jawabanmu, Yona. Kamu harus menjadi perempuan kuat dan tangguh.”
Yona mengangguk. Tersenyum hangat menatap Finn. Pria itu memang sangat baik. mungkin Yona tidak sadar kalau sudah jatuh cinta pada Finn sejak lama. Hanya saja ia masih awam untuk menyelami arti sebuah perasaan cinta dengan lawan jenis.
“Kamu kedinginan? Kemarilah!” ujar Finn kemudian merentangkan tangannya dan siap memeluk Yona.
Yona tidak sungkan lagi untuk memeluk Finn. Nyatanya pelukan Finn memang sangat nyaman dan menenangkan. Mungkin ini juga pelukan kedua setelah ayahnya yang mampu membuat Yona merasa nyaman.
Finn mendekap erat tubuh Yona. Meskipun gadis itu sudah memakai pakaian tebal, dapat Finn rasakan getaran tubuh Yona karena kedinginan. Setelah itu kepala Finn menunduk, menghadap ke arah Yona yang rupanya sejak tadi gadis itu terus memperhatikannya.
“Apa yang kamu lihat, hemm?” tanya Finn tidak melepas pelukannya.
“Wajah Kak Finn sangat tampan, tapi juga misterius.” Yona berkata jujur.
Finn hanya terkekeh pelan. Pria itu kemudian menunduk semakin dalam agar bisa meraup bibir manis Yona yang sudah mulai membuatnya candu. Dan Yona pun menyambutnya dengan hangat ciuman itu.
***
Keesokan harinya, Finn dan Yona sudah bersiap untuk pergi lagi ke kawasan tempat tinggal Jendra. Saat ini Yona sedang berada di kamar Finn. Sejak tadi Yona berusaha tetap tenang dan tidak menampakkan ketakutannya pada Finn.
Yona duduk di bibir ranjang. Sedang Finn tengah bersiap. Entah apa yang dilakukan pria itu dengan kopernya. Yona tidak bisa melihat dengan jelas. Setelah selesai, Finn menghampiri Yona.
“Kita berangkat sekarang?” tanya Finn mendekati Yona. Duduk di samping perempuan itu.
“Siap, Kak!” jawab Yona mantap.
“Bawa ini, Yona!” ujar Finn sambil meletakkan sebuah pistol di tangan Yona. Seketika Yona terkejut. Tangannya bergetar memegang senjata yang baru saja Finn berikan.
Finn juga membawa pistol untuk ia bawa sendiri. Sebenarnya siapa Finn? Kenapa pria itu memiliki senjata. Kalau bukan orang biasa, tidak mungkin Finn memiliki senjata api lebih dari satu.
“Gunakan senjata ini untuk berjaga-jaga, Yona! Jika nanti terdesak dan nyawa kamu terancam, kamu bisa menggunakannya,” ucap Finn suara tegas. Berharap Yona tidak ketakutan.
“Apa kamu mengerti?” tanya Finn dengan tatapan tajam.
.
.
.
*Happy Reading!!