NovelToon NovelToon
Dikira Mandul Ternyata Tidak

Dikira Mandul Ternyata Tidak

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:41.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lautan Biru

Shasy yang sudah menjalani pernikahannya selama dua tahun,harus menabahkan hatinya saat sang mertua dan kerabat menghinanya Mandul. Karena keadaan yang membuatnya stres dan merasa tersakiti. Sashy yang sedang kalut dan rapuh memilih untuk bersenang-senang bersama temannya. Hingga dirinya terjebak dengan pria yang membuatnya melampiaskan amarah dan kecewanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Pukul tujuh malam Sashy baru saja sampai di apartemennya, hari ini cukup melelahkan. Apalagi sikap Arga yang dalam mood serius. Meskipun Sashy akui jika Arga sangat profesional dalam bekerja. Tapi Sashy juga tak menyangka jika Arga begitu dingin. Seharian setelah tanpa dosa membuatnya kesal. Kini dirinya justru dibuat kesal. Namun Sashy tak menyerah, karena semua adalah demi kredibilitas kerjanya.

Ting

Saat hendak masuk, notif pesan ponselnya berbunyi, Sashy berdiri diambang pintu sambil merogoh ponselnya di dalam tas.

"Kamu tidak pulang, lihat ibumu ada di rumah." 

Mata Sashy terbelalak lebar, "Ibu, kenapa ibu bisa ada dirumah."

Ting

"Cepat pulang, atau kamu ingin ibumu tahu jika kamu pergi dari rumah." 

Sashy menggenggam erat ponselnya dengan wajah kesal.

"Jangan bilang, jika ini rencana mu Mas." Gumam Sashy dengan sorot mata tajam.

Tidak jadi masuk, Sashy memilih untuk mendatangi rumah tempat mereka tinggal dulu, bagaimana bisa ibunya datang tanpa memberi kabar, bahkan Sashy tuda tahu apapun.

Sashy hanya berpikir jika Fatur yang sudah merencanakan semua, pria itu yang tidak mau menandatangani surat perceraian dan kekeh tidak ingin pisah, membuat Sashy yakin. Tapi Sashy tak menyangka jika Fatur menggunakan ibunya dalam keegoisannya.

Bukan tanpa alasan Sashy takut jika ibunya mengetahui keadaan rumah tangganya, Salimah ibu Sashy memiliki riwayat sakit jantung, dan Sashy takut jika ibunya tahu dari orang lain, karena sejujurnya Sashy ingin memberi tahu ibunya pelan-pelan.

Tak sampai tiga puluh menit, mobil Sashy memasuki gerbang rumah yang sudah ia tinggalkan beberapa hari. Yang mana membuat Fatur uring-uringan dan apalagi Sashy yang justru menghindarinya. Dan saat ini Fatur benar menggunakan ibu Sashy agar wanita itu pulang.

"Ibu!"

Sashy berjalan cepat menghampiri ibunya yang sedang ada di dapur, memeluk tubuh paruh baya itu dari belakang.

"Ibu ngak bilang-bilang mau kesini?" Tanya Sashy sambil melonggarkan pelukannya dan meraih tangan ibunya untuk dicium.

"Kamu baru pulang nak?" Tanya Halimah lembut, dan Sashy mengangguk.

"Sashy banyak kerjaan Bu, sekarang sibuk banget." Ucapnya dengan senyum singkat.

Halimah tersenyum, mengusap kepala putrinya lembut.

"Ibu juga ngak ada rencana mau kesini, tapi-"

"Buat kejutan kamu sayang, dan sekalian merayakan kenaikan jabatan kamu." Suara Fatur menginterupsi dari belakang mereka, membuat keduanya menoleh.

Fatur tersenyum, dan mendekati Sashy merangkul bahu istrinya.

"Ibu senang nak, karir kamu naik. Selamat ya, semoga kamu tidak melupakan kewajiban mu sebagai seorang istri." Halimah tampak senang dengan kabar Sashy yang naik jabatan.

Sashy hanya mengamini, namun ia juga merasa risih dengan tangan Fatur yang mengusap-usap bahunya. Matanya mendelik tajam menatap suaminya saat ibunya tak memperhatikan.

"Sashy bersih-bersih dulu Bu, ibu tidak perlu capek-capek nanti Sashy bantu."

Sashy segera menarik tangan Fatur agar mengikutinya. Sampainya di kamar Sashy menutup pintu dan menguncinya.

"Maksud kamu apa mas bawa ibu kesini!" Sembur Sashy dengan suara menahan marah.

"Upss, santai sayang, kenapa kamu marah-marah. Itu ibumu loh, kamu ngak seneng beliau ada di sini." Ucap Fatur santai dengan wajah menyebalkan.

Sashy semakin menatap Fatur tajam, "Kamu pikir aku akan berubah pikiran dengan membawa ibuku kesini, kamu salah Fatur! Kamu salah besar!" Tegas Sashy dengen emosi yang sudah di ubun-ubun.

"Jika memang ibuku harus tau, dia akan tahu dari aku anaknya. Bukan kalian orang-orang menafik!"

Fatur yang sejak tadi diam kini terlihat menajamkan matanya, pria itu mendorong tubuh Sashy sampai terjatuh di atas ranjang. Dan Fatur segera menindihnya dengan tangan mencengkram leher Sashy.

"Le-lepas!" Sashy berontak, wanita itu menatap Fatur penuh kebencian.

"Kenapa kau susah sekali di atur, sudah aku bilang. Aku hanya butuh anak, aku tidak akan menceraikan mu, karena setelah anak itu lahir, kaulah yang akan menjadi ibunya."

Mata Sashy membeliak, denyut jantungnya berpacu dengan cepat, hingga dengan sadar Sashy meludahi wajah Fatur.

"Mimpi! Kamu adalah pria baji ngan Fatur! Kamu baji ngan!" Teriak Sashy menggema di ruangan itu.

Fatur semakin naik darah, dengan kasar pria itu mencium bibir Sashy tanpa ada kelembutan. Hingga tak lama terdengar suara pekikan dan Fatur melepaskan ciumannya.

Rasa anyir merusak lidahnya, Fatur menatap Sashy tajam namun wanita itu membalaskan tak kalah tajam.

"Brengsek!"

Brak

Sashy masuk kedalam kamar mandi, dan membanting pintu dengan keras. Napasnya tersengal dengan dada bergemuruh. Sebisa mungkin ia tak terlihat murka di depan ibunya. Karena nyatanya ia tak bisa mengendalikan dirinya jika berhadapan dengan Fatur. Dalam diam sambil mengatur napasnya, otaknya mulai berpikir, bagaimana dia menyelesaikan masalahnya namun tidak menanggung kesehatan ibunya, sungguh yang membuat Sashy dilema adalah ibunya sendiri.

"Aku harus bisa bicara dengan ibu, biar bagaimanapun, aku tidak bisa berpura baik-baik saja dengan Fatur. Mungkin jika Celine tidak hamil aku bisa mengulur waktu. Tapi keadaannya jauh dari yang aku inginkan."

Sashy memejamkan matanya dengan air mata yang mengalir, wanita itu menangis menyesali apa yang sudah di pilihnya. Jika waktu bisa kembali di putar, Sashy memilih untuk tidak terjebak dengan cintanya pada pria seperti Fatur, yang tak bisa menepati janjinya untuk tidak mendua. Nyatanya pria itu justru menjadi mimpi buruk baginya.

Hampir satu jam Sashy baru keluar dari kamar, di meja makan hanya ada ibunya sendiri, Sashy pun mendekat dan tersenyum.

"Ibu nunggunya lama ya." Ucap Sashy yang sudah duduk didepan ibunya.

"Ngak apa, itu tadi suami mu mau kemana, ibu tanya tidak menjawab." Ucap Halimah.

Wanita paruh baya yang memakai kerudung itu tampak menatap putrinya.

"Sashy gak tau Bu, tadi Sashy mandi dan ngak tau kalau mas Fatur pergi." Balas Sashy cuek.

Halimah terdiam, namun pandanganya tak lepas dari Sashy.

"Nak ada yang kamu sembunyikan dari ibu."

Sashy yang hendak minum, terhenti, matanya menatap Halimah yang juga sedang menatapnya.

Sashy tampak diam namun ekspresi wajahnya yang terlihat banyak menyimpan kesedihan membuat Halimah semakin penasaran.

"Kamu mau cerita sama ibu."

Di taman yang terlihat remang, namun begitu sunyi menenangkan, Sashy duduk dengan kepala bersandar di bahu sang ibu. Tangan Halimah pun mengusap kepala Sashy penuh kasih.

"Sashy salah apa Bu, hanya karena Sashy belum hamil Sashy dituduh mandul, padahal dokter tidak mengatakan Sashy mandul, tapi mereka," Sashy bicara dengan suara bergetar, air matanya tak bisa ia cegah untuk tidak mengalir.

Halimah yang mendengarkan cukup merasa sakit hati, putrinya satu-satunya yang ia banggakan ternyata tersiksa dengan pernikahannya.

"Tuhan tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuan, jadi kamu adalah wanita pilihan yang mendapat cobaan seperti ini." Halimah mengusap punggung putrinya yang bergetar. Rasanya ia juga merasakan apa yang dirasakan Sashy, naluri seorang ibu begitu kuat.

"Bu, Sashy ingin bercerai dengan mas Fatur." Sashy menatap ibunya serius, tangannya menggenggam kedua tangan Halimah.

"Mungkin ini akan menjadi berita mengejutkan bagi ibu, Sashy tahu ibu akan syok tapi Sashy sudah tidak bisa menahannya lagi Bu. Pria yang Sashy anggap baik dan layak menjadi imam dalam rumah tangga, tapi nyatanya dia tidaklah hanya seorang pria baji ngan." Ucap Sashy dengan penuh kesakitan dalam hatinya.

Halimah tampak kesulitan untuk bernapas, wanita itu memegangi dadanya sebelah.

"Ibu, ibu kenapa? Maafkan Sashy Bu. Ini yang Sashy takutkan."

Sashy tentu saja panik, wanita itu lekas membantu ibunya untuk masuk kedalam kamar, membaringkannya dengan hati-hati di atas ranjang.

Air mata Sashy tak bisa di bendung, wanita itu duduk bersimpuh di disisi ranjang Halimah.

"Bu, Sashy minta maaf, karena Sashy ibu harus merasakan sakit. Tapi Sashy tidak bisa bertahan Bu, wanita itu sudah hamil anak mas Fatur.

Jederrr!!

1
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Erna Fadhilah
semoga🤲🤲🤲 rekaman yang orang tadi bisa buat tambahan untuk bisa sashy lepas dari fatur
Erna Fadhilah
ayo shy tunjukkan kalau fatur yang udah mengkhianati kamu duluan, agar kamu ga di cap jelek sama orang yang di situ
Erna Fadhilah
tenang ga pasti nanti kamu dapat imbalannya 😅😅
💝F&N💝
ayo up lagi dooooong😅😅😅😅🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Fitria Syafei
Wow mereka Kk 😊 semoga ya mereka bisa bersama dan bersatu 🤲 Kk yang baik terima kasih 😘
Nazwa Azzahra
next
Nazwa Azzahra
lanjut
Erna Fadhilah
waduh kamu kecolongan ternyata fatur ngikutin kamu shy
🥀HartiQueenn_Dee🥀
ya ampun sas km tau siapa orang itu berani sekali km main cup aja 🤣🤣🤣🤣
🥀HartiQueenn_Dee🥀
maaf thor baru mampir...
Chindy Miracle
Untuk tmn2 yg mo bc crt novel yg bgs dan alur na ndak berbelit2 cb dh bc karya2 author ini.
Istri siri Chivaaree😎: Makasih kk🫶
total 1 replies
Puspa Dewi kusumaningrum
ayo thooor buruan cerai lah
SigMa love
semoga dipermudahkan sama kak biru 😄😄
Nazwa Azzahra
lanjut
Erna Fadhilah
semoga 🤲🤲🤲mama arga bisa menerima sashy, tp kan kemarin mama arga udah ketemu sashy tp dia udah cocok san pengen menantunya seperti sashy
Ila Lee
insyallah mama akan menerima nya seadanya 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!