NovelToon NovelToon
Gigoloku Bossku

Gigoloku Bossku

Status: tamat
Genre:Suami Tak Berguna / Selingkuh / Cinta Terlarang / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: mama reni

“Satu malam, satu kesalahan … tapi justru mengikat takdir yang tak bisa dihindari.”

Elena yang sakit hati akibat pengkhianat suaminya. Mencoba membalas dendam dengan mencari pelampiasan ke klub malam.

Dia menghabiskan waktu bersama pria yang dia anggap gigolo. Hanya untuk kesenangan dan dilupakan dalam satu malam.

Tapi bagaimana jadinya jika pria itu muncul lagi dalam hidup Elena bukan sebagai teman tidur tapi sebagai bos barunya di kantor. Dan yang lebih mengejutkan bagi Elena, ternyata Axel adalah sepupu dari suaminya Aldy.

Axel tahu betul siapa Elena dan malam yang telah mereka habiskan bersama. Elena yang ingin melupakan semua tak bisa menghindari pertemuan yang tak terduga ini.

Axel lalu berusaha menarik Elena dalam permainan yang lebih berbahaya, bukan hanya sekedar teman tidur berstatus gigolo.

Apakah Elena akan menerima permainan Axel sebagai media balas dendam pada suaminya ataukah akan ada harapan yang lain dalam hubungan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Delapan

Malam itu, suasana di lobi kantor sudah mulai sepi. Hanya ada suara langkah kaki yang sesekali terdengar dari arah lift. Elena duduk di kursi tunggu dekat pintu keluar, menatap layar ponselnya. Pesan dari Axel baru saja masuk.

Axel tadi memang harus keluar kantor, karena ada pertemuan. Elena tidak ikut karena memang tak dibutuhkan, hanya pertemuan untuk membahas sedikit kerjasama.

“Aku udah di parkiran. Kamu mau bareng pulang?” Axel mengirim pesan saat telah berada di parkiran perusahaan.

Elena menarik napas panjang. Hari ini terasa berjalan lambat sekali, emosinya seperti habis terkuras. Ia mengetik balasan pesan dari Axel.

“Boleh. Aku pulang ke apartemen untuk ambil baju. Habis itu aku cari hotel buat nginep.”

Tak lama kemudian, Axel muncul di depan pintu kaca. Penampilannya seperti biasa rapi, tapi wajahnya tampak lebih lembut malam ini. Mungkin karena dia tahu Elena sedang rapuh.

“Ayo,” katanya singkat sambil tersenyum tipis.

Elena berdiri. “Makasih ya udah nunggu.”

Mereka berjalan menuju parkiran. Malam itu udara agak dingin. Angin bertiup pelan, membuat rambut Elena sedikit berantakan. Axel membuka pintu mobil untuknya.

“Jadi kamu mau tinggal di hotel dulu?” tanya Axel sambil menyalakan mesin mobil.

Elena mengangguk. “Iya. Aku nggak mau pulang ke rumah itu untuk sementara. Aku butuh tempat yang netral, tempat di mana aku bisa mikir dengan tenang.”

Axel melirik sebentar. “Aku punya apartemen baru. Belum sempat aku tempatin. Kalau kamu mau, kamu bisa tinggal di sana dulu. Aman, dekat kantor juga.”

Elena menoleh, sedikit terkejut. “Hah? Kamu serius?”

Axel mengangguk mantap. “Serius. Aku nggak akan ganggu kamu. Aku cuma nggak mau kamu sendirian di hotel. Aku rasa apartemen lebih aman dan nyaman."

Elena terdiam beberapa detik, lalu tersenyum kecil. “Terima kasih, Xel. Tawaran kamu baik banget. Tapi aku rasa aku harus sendiri dulu. Aku mau belajar hadapi ini semua tanpa lari. Aku menginap di hotel saja beberapa hari."

Axel menghela napas pelan, lalu mengangguk. “Oke. Tapi aku akan pastikan kamu aman. Kalau ada apa-apa, langsung telepon aku.”

“Janji.” Elena mengangkat kelingking-nya sambil tersenyum tipis. Axel ikut mengaitkan jarinya.

Mereka pun melaju menuju apartemennya Elena. Jalanan malam itu cukup lengang. Hanya lampu-lampu jalan yang menemani perjalanan mereka. Elena duduk diam, menatap keluar jendela. Hatinya terasa berat. Bayangan tentang Aldi memenuhi pikirannya.

Sesampainya di halaman apartemen, Elena menarik napas panjang. Entah kenapa ia merasa ada sesuatu yang menunggunya di dalam.

“Kamu yakin nggak mau aku temenin masuk?” tanya Axel dengan nada cemas.

"Percayalah, aku bisa hadapi ini sendiri," jawab Elena.

"Tapi kamu kan habis ngalamin hari yang melelahkan dan sangat menguras emosi. Aku cuma mau pastikan kamu nggak kenapa-kenapa.” Axel menatapnya serius, jelas enggan meninggalkannya sendirian.

Elena menarik napas panjang. “Justru karena hari ini menguras emosi, aku butuh sendiri. Kalau Mas Aldi tahu kamu ada di sini, dia bisa makin marah. Aku nggak mau bikin situasi tambah runyam.”

Axel terdiam beberapa detik, ragu. “Aku nggak tenang kalau ninggalin kamu sendirian malam ini.”

Elena tersenyum tipis. “Aku janji akan baik-baik aja. Aku cuma mau ambil baju, itu pun cepat. Aku butuh selesaikan semuanya dengan Mas Aldi tanpa ada orang lain. Kalau kamu ikut, aku takut emosinya meledak.”

Axel akhirnya menghela napas. “Oke. Tapi kalau ada apa-apa, kamu langsung telepon aku. Jangan tahan sendiri.”

“Janji.” Elena mengangguk mantap.

Axel menatapnya sebentar, lalu mengusap pelan bahu Elena. “Kamu lebih kuat dari yang aku kira.”

Senyum kecil terbit di wajah Elena. “Makasih, Xel.”

Pria itu akhirnya turun, membukakan pintu mobil untuk Elena. Mereka berjalan bersama sampai lobi. Setelah memastikan Elena masuk ke lift, Axel berdiri di sana beberapa saat sebelum berbalik menuju mobil.

Elena berjalan pelan menuju pintu tempat tinggalnya. Entah mengapa dadanya berdetak kencang. Dia merasa sesuatu akan terjadi. 

Begitu pintu terbuka, Elena langsung melihat Aldi duduk di sofa ruang keluarga. Wajahnya lelah, mata merah, seolah habis menangis.

“Elena … aku mau bicara,” suara Aldi terdengar serak.

Elena berdiri kaku. "Bukankah di kantor kita sudah bicara."

Aldi berdiri, mendekatinya perlahan. “Aku cuma … aku cuma mau kita bicara baik-baik. Aku nggak mau semua berakhir seperti ini.”

Elena mundur setengah langkah. “Aku sudah bilang, Mas. Aku nggak mau lagi bahas ini. Aku cuma mau ambil barangku.”

Aldi tiba-tiba memeluk Elena erat. Tubuh pria itu bergetar. “Aku minta maaf, Elen. Aku salah. Aku bodoh. Aku nggak tahu kenapa aku bisa sejauh itu sama Lisa. Tapi aku janji akan berubah. Aku juga minta maaf karena telah kasar denganmu. Tolong kasih aku kesempatan sekali lagi.”

Elena mencoba melepaskan diri, tapi pelukan Aldi terlalu kuat. “Mas, lepaskan. Aku nggak mau!”

Akhirnya Aldi melepaskannya. Elena mundur, menatap suaminya dengan mata berair. “Aku sudah kasih kesempatan. Tapi Mas selalu ulangi kesalahan yang sama. Aku nggak bisa lagi. Aku capek.”

Aldi menatapnya dengan pandangan putus asa. “Aku rela lakukan apa saja. Asal kamu jangan pergi.”

“Mas, tolong ….” Suara Elena bergetar. “Aku harus pergi. Ini bukan lagi tentang marah atau cemburu. Ini tentang harga diriku.”

Elena lalu melangkah menuju kamar. Aldi mengikuti dari belakang, tapi tidak lagi mencoba menyentuhnya. Di dalam kamar, Elena mengambil koper besar. Ia mulai memasukkan baju-bajunya, satu per satu.

Suasana hening, hanya suara ritsleting dan lipatan baju yang terdengar. Aldi berdiri di pintu kamar, menatapnya dengan mata kosong.

“Elena, kamu beneran ingin berpisah dariku?” suara Aldi nyaris berbisik.

Elena tidak menjawab. Ia terus melipat bajunya, berusaha fokus agar tidak menangis.

“Kamu nggak mencintaiku lagi, Elen?” Aldi mulai berjalan mendekat. “Kita bisa mengulang semua dari awal. Kamu pasti masih ingat dengan perjalanan cinta kita. Kamu tak mungkin melupakan secepat ini. Kamu janji akan berjuang bersamaku sampai restu orang tuaku kita kantongi."

Elena berhenti sejenak, menutup matanya rapat. Air matanya jatuh, tapi ia tetap melanjutkan pekerjaannya.

“Elen ... kamu tak bisa tinggalin aku begitu saja. Kita masih punya banyak mimpi,” suara Aldi meninggi.

"Mimpi itu telah sirna. Kita tak mungkin bersama lagi, Mas. Semua juga demi kebaikan kita, agar tak saling menyakiti lebih dalam," balas Elena.

“Aku nggak akan tanda tangani surat cerai!”

Elena tetap diam. Aldi mulai kehilangan kesabaran. “Kamu pikir kamu bisa seenaknya pergi begitu saja?”

Tiba-tiba Aldi melangkah cepat keluar kamar. Elena baru menyadari ketika mendengar suara klik! dari pintu luar.

“Mas Aldi!” teriak Elena, panik. Ia berlari ke pintu dan memutarnya, tapi benar saja, pintu terkunci dari luar.

“Buka pintunya!” Elena berteriak lagi, menghentakkan tangannya di daun pintu. “Mas, jangan gila!”

Dari luar, terdengar suara Aldi. “Kamu nggak boleh pergi. Kita akan bicara sampai kamu mau maafin aku!”

Elena merasakan dadanya sesak. Ia memandang koper yang belum selesai dipenuhi baju. Tangannya gemetar. Ia merasa terjebak.

“Mas, bukan begini caranya!” teriak Elena lagi. “Kamu cuma bikin aku makin yakin kalau aku harus pergi!”

Tapi Aldi tidak menjawab. Hanya terdengar langkah kaki menjauh.

Elena berdiri mematung di samping tempat tidur. Air matanya jatuh semakin deras. Malam ini, rumah yang dulu terasa aman, kini terasa seperti penjara.

Elena mencoba mencari gawainya, tapi tak dia temukan. Dia yakin Aldi yang mengambilnya.

Elena berdiri dan mendekati pintu, dia menghantam pintu dengan tangan. “Mas! Tolong buka pintunya!” suaranya mulai serak karena berteriak terlalu keras. Tidak ada jawaban.

Elena menunduk, menangis. Ia merasa tak berdaya. Malam ini dunianya seakan runtuh lagi dan kali ini, ia benar-benar sendirian di balik pintu yang terkunci.

1
Mamah Dini11
minta maaf sm elena aldi , kmu terlalu banyak nyakitin elena, aku gk tau aldi itu beneran jujur atau pura2 baik,
Mamah Dini11
itu balasan nya karna kmu telah menghancurkan rumah tangga sahabatmu sendiri lisa, itu hasil dari kelicikanmu, berapa pria lis yg menidurimu.
Mamah Dini11
ah jgn sampai ath, rasanya surya gk kenal sm lisa dn juga ke elena
Mamah Dini11
dan kalau benar Elena anakmu pasti kmu malu dn menyesal om karna waktu itu mengata ngatai elena yg bukan2 dn kmu juga om surya bkn axel yg minta maaf kayak tpiii om sendiri yg harus bilang makasih sm axel karna telah menjaga dn menyangi elena dgn segenap jiwa raga nya, semoga ini semua jln yg indah buat kluarga kecil elena setelah tau kebenaran nya, cepat pulih len salam untuk axel dn bayi cantikmu cepet pulang dari RS nya.
Mamah Dini11
Hai tante apa udh di bedong cucunya kok malah pergi
Mamah Dini11
tante itu kalung alena, jadi benarkan alena anak tante, anak tante yg di sakiti si aldi ,, ayo tan buka tabir itu jgn pake lama, alena sudah merindukan semua itu
Mamah Dini11
alhmdulilah alena udh lahiran selamat ya lena udh jadi seorang ibu moga anakmu membawa ke bahagian di masa depan jadi kluarga kecil bahagia, ya untuk lisa dn aldi selamat menikmati karnamu untu kalian semoga pda bertobat. moga aja kalung itu jadi petunjuk lena, petunjuk ke baikan semoga ya.
Mamah Dini11
semoga bayi nya bisa di selamatkan, untuk bukti anak siapa sebenarnya moga aja
Mamah Dini11
makan tuh aldi si karma emang udh waktunya kamu merasakan yg alena rasakan, apa kmu msh yakin anak yg di kandung lisa anak kamu, kayakny anak si ridwan deh, ayo Thor sekarang giliran si aldi dn si lisa menikmati hasil perbuatan sendiri jgn lama2 di kasih hidup enaknya, dn untuk om surya pelan2 tpi pasti om perusahaan nya akan turun anjlok kalau si aldi yg pegang (si aldi jauh berbeda dgn axel) om salah udh ngusir axel walau anak angkat tpi axel bisa jadi pemimpin perusahaan, minta maaf om kalau ketemu anak angkatmu, omongan axel benerkan om.
Mamah Dini11
wah wah yg di banggakan lisa mengandung anak aldi, kayaknya waktunya terbongkar kali ya, aldi melihat pemandangan yg sangat indah sekali, apa kamu percaya aldi itu anakmu, mungkin si karna tiba waktunya sekarang selamat menikmati al dn di tunggu ke hancurkan kalian berdua, semoga cepet ter kuak semuanya, yg di rasakan alena moga terjadi sm si lisa .
D
ak baca ny jam 04 subuh....
Mama Reni: 😘😘😘😘😘
total 1 replies
Mamah Dini11
mending jadi patung tuh si songong dari pada menjawab, malukah kmu aldi atau ada yg lain, kmu gak bisa membanggakan om kmu aldi, orang yg udh korop masih bisa tenang hidupnya apa pak surya begitu percaya sm si aldi kelihatan nya msh aman2 saja
Si Memeh
sangat bagus thor..penuh dgn nasehat hidup
Mamah Dini11
semangat buat kalian ya axel alena semoga kedepannya lbh baik dari yg terbaik,
Elly Rasmanawati
wah Lena hamidun nii...
Mamah Dini11
semoga apa yg kamu katakan sm pak surya cepat terbukti xel kmu yg terbaik walaupun kmu anak angkat, dan heran nya sm surya dn Ratna cepet sekali ganti posisi axel dn sm si aldi lagi emang gk yg lain gitu yg lbh bisa di percaya, kan tau pak surya axel udh beri bukti2 kalau aldi korup kok malah di kasih jabatan tinggi lagi ahhh gk bener ini, mungkin saking marahnya pak surya lgsung beri tau saudara2 bahwa axel bkn anak kandungnya, pdahal jgn dulu di buka rahasia itu om niat banget bikin axel menderita di mana hati nurani kalian hah hah, semoga axel sm lena bisa kuat menjalani rumah tangga nya walaupun dgn keterbatasan di waktu sekarang jgn kecil hati lena axel kmu pasti bisa menjalaninya dgn baik dn penuh cinta.
Mamah Dini11
kalau Alena bener anak nya surya dn Ratna kenapa ya waktu ketemu di apartemen axel gak ada mirip2 mereka apa biasanya kan gitu, kalau iya anakny pasti ada satu kemiripan salah satunya misalkan mirip surya atau Ratna, tpi gk ada kalinya sehingga mereka bebas berkata2 yg nyakitin alena, atau blm waktunya terungkap, tpii kalau lena bener anak mereka suatu saat nanti terbongkar, pasti mereka bilang makasih sm axel telah menjaga alena dn dgn penuhpenyesalan dari surya dn Ratna.
Mamah Dini11
mungkin saja Alena anak Ratna dn surya, waaah bakal ada penyesalan yg gk ada ujungnya kalau Alena benar anak mereka, kalau iya selamat menikmati penyesalan nanti, moga itu benar semua, nanti ke adaan nya bisa berbalik.
Mamah Dini11
semoga baik2 semuanya, Alena baru saja balik jgn ambil ke bahagian nya thor, dan semoga axel bisa menyelesaikan segala masalahnya.
Mamah Dini11
moga aja sadar ortu axel dan warasnya pulih, awas axel jaga Alena jgn tinggalkan dia sendirian ingat pesan doktr , walaupun keadaan darurat tetap Alena no satukan dulu xel.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!