Jodoh dicari ✖️
Jodoh dijebak ✔️
Demi membatalkan perjodohan yang diatur Ayahnya, Ivy menjebak laki-laki di sebuah club malam untuk tidur dengannya. Apapun caranya, meski bagi orang lain di luar nalar, tetap ia lakukan karena tak ingin seperti kakaknya, yang menjadi korban perjodohan dan sekarang mengalami KDRT.
Saat acara penentuan tanggal pernikahan, dia letakkan testpack garis dua di atas meja yang langsung membuat semua orang syok. ivy berhasil membatalkan pernikahan tersebut sekaligus membuat Ayahnya malu. Namun rencana yang ia fikir berhasil tersebut, ternyata tak seratus persen berhasil, ia dipaksa menikah dengan ayah janin dalam kandungan yang ternyata anak konglomerat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Ivy gugup saat semua orang menoleh ke arahnya akibat suara sendoknya yang terjatuh. Buru-buru, ia mengambil kembali sendok tersebut, lanjut makan meski saat ini di kepalanya dipenuhi pertanyaan tentang sosok Alice.
"Kak Alice itu saudara, bukan calon istri Kak Yasa," ujar Sani, melirik pada Ivy.
"Calon istri Mom," Luth malah ngeyel. "Kak El selalu bilang, kalau nanti dia akan menikah dengan Kak Yasa."
Yasa melirik Ivy yang ada di sebelahnya, cewek itu terlihat gelisah.
"Kak El juga manggilnya, Yasa sayang, Yasa calon suamiku," Luth menirukan gaya centil Alice saat merayu Yasa.
"Gak usah dengerin dia," ujar Yasa agak pelan, namun yakin Ivy bisa mendengar.
Ivy hanya tersenyum kecut, mau gak di dengerin, tapi kedengeran, jadinya kepikiran.
Selesai Luth makan, Sani mengantarnya ke depan untuk berangkat sekolah bersama Pak Jono. Yusuf tidak ke kantor hari ini, jari Luth ke sekolah bersama supir.
Sepeninggal Luth, Ivy merasakan aura di meja makan seperti horor. Entah hanya perasaannya, atau memang sebentar lagi ia akan diadili, dicecar banyak pertanyaan, dan di sudutkan. Pasalnya sejak tadi, tatapan Papa Yasa sangat tidak bersahabat. Tapi, semoga saja itu tidak benar. Ia berdiri setelah mengelap bibir dengan tisu.
"Tetap duduk!" ujar Yusuf tegas, tanpa melihat Ivy, matanya masih pada layar ponsel.
Dengan tubuh gemetar, Ivy kembali duduk. Ternyata feelingnya benar. Ia menoleh pada Yasa, tatapannya seperti sedang meminta dukungan.
Yasa, cowok itu mengangguk, berusaha membuat Ivy tenang, meski aslinya ia ikutan tegang juga.
Setelah selesai chat dengan asistennya, Yusuf meletakkan ponsel ke atas meja. Tatapannya lalu tertuju pada Ivy.
Jantung Ivy berdegup sangat kencang. Tatapan penuh intimidasi itu seperti langsung menembus jantungnya. Nyali Ivy menciut, laksana rusa yang ada di hadapan seorang singa yang siap menyantapnya.
"Anak siapa yang kamu kandung?" tanya Yusuf dengan suara tegasnya.
Bibir Ivy bergetar, tenggorokannya terasa tercekat, dan lidahnya kelu.
"Kenapa diam? Jawab!"
Bukan sebuah bentakan, hanya ucapan datar, tapi efeknya melebihi itu. Wajah Ivy sampai pias. Pun dengan Yasa yang ikutan gemetar meski bukan ia yang ditanya. Tapi disini, jelas dia dan Ivy yang duduk di kursi pesakitan.
"Gara-gara kamu, pagi ini saya jadi harus membatalkan sebuah meeting. Dalam bisnis, waktu adalah uang, dan saya kehilangan banyak uang gara-gara ulah kamu, persengkongkolan kamu dengan ayah kamu yang tak tahu diri itu."
Ivy menggeleng cepat. "Sa, saya tidak sekongkol dengan Papa."
Yusuf hanya tersenyum kecut, tak percaya. "Baiklah, kalau menurut kamu seperti itu. Jadi, kalau misal nanti terbukti itu anak Yasa, kamu mau dinikahi dengan mahar berapa?" ia sengaja memancing. "Jangan bilang kamu tak minta dinikahi, seperti yang istri saya ceritakan pagi tadi. Bullshit. Itu pasti hanya gimik kamu saja, biar kami yakin kalau kalian tak sekongkol. Tapi kalau pun benar kamu tidak mau dinikahi, serahkan anak itu pada keluarga kami."
Yasa kaget, Ivy lebih syok lagi, tangannya reflek memegang perut.
"Kamu fikir hanya ayah kamu si tukang palak itu yang bisa ngancam, saya juga bisa, bahkan lebih handal," Yusuf menyeringai. "Kalian salah nyari lawan."
Ivy meremat celana piyamanya, wajahnya makin pucat, dan makin gemetaran. Dia bukan wanita penakut, tapi di depan Yusuf, ia mati kutu. Mungkin karena tak mampu membela diri, merasa bersalah.
"Kalau terbukti itu cucu saya, pilihan hanya ada dua, menikah, atau berikan anak itu pada kami. Saya tidak rela, cucu saya hidup dengan kakeknya yang rakus dan culas itu, dan dengan ibu yang EGOIS."
Dada Ivy seperti dihantam sesuatu yang keras dan berat, nafasnya sesak, semoga saja di sudutkan seperti ini, ia tak pingsan lagi seperti kemarin.
"Tapi, kalau pun kamu memilih opsi untuk menikah, jangan harap akan dapat mahar 1 milyar. Kamu jelas-jelas yang menjebak anak saya, dinikahi saja, sudah untung, tapi malah gak tahu diri, mau minta mahar 1 M. Bukan kalian yang pegang kendali disini, tapi SAYA!" tekan Yusuf dengan mata membulat lebar dan rahang mengeras.
Sani yang beberapa saat lalu sudah kembali dari halaman, ikutan tegang dan bergidik melihat suaminya. Suami yang beberapa tahun terakhir terlihat lembut dan penyayang pada anak istri, ternyata masih bisa galak juga. Jadi ingat awal-awal mereka bertemu dulu. Rupanya suaminya itu belum kehilangan taringnya, masih buas jika menghadapi orang-orang yang ingin menghancurkan keluarga mereka.
"Sa, saya tidak akan menentukan mahar, Om," ujar Ivy dengan suara bergetar. Jika opsinya hanya dua, menikah atau menyerahkan anak, ia jelas memilih opsi pertama, yaitu menikah. "Sa, saya akan terima berapa pun mahar yang diberikan Yasa, meski hanya seratus perak pun."
Sani yang merasa iba pada Ivy, langsung mendekat, sambil tersenyum, menarik lengan gadis yang tampak pucat pasi itu. "Ayo ikut Tante milih baju buat ke rumah sakit. Pah, nanti dibahas lagi, kalau hasil tes DNA sudah keluar." Membawa Ivy ke dalam kamarnya.
lha lo juga ngebuka baju Ipi.,
jadi satu sama donk..
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
s' Ipi santai banget
s' Ilyas bingung banget
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
capai di jodohkan atau mirip di jual,,
seperti yang bdi ceritakan kepada mama Sani makanya seolah cari ke bahagia an
nya sendiri suka suka,,,,agar ayahnya
marah justru baik menurut Ivi jadi buat
sengaja',,, sukses Vi tetap semangat dan
selalu jadi wanita cantik dan baik,
yang ke dua,,,di kasi h mahar hanya liontin satu gram,,,bukan menghina na Yasa
tapi Ivi berasa bersalah,,,coba cewek lain seperti mantan Abangnya bisa mirip
rampok ,,,tapi yang sudah di hina oleh papa usup justru sangat nrimo dan jujur
melas kan malah di nikahi saja sudah
bahagia 😭 nangis bukan apa tapi terharu
dengan Ipi yang sederhana dan tidak
neko neko dan serakah ,,, Yasa uangnya
banyak Vi ga usah takut belilah kalung
yang kecil tapi manis,, sederhana tapi
elegan paksa beliin Yas ,,, sebenarnya ga bisa beli ga mampu belum mampu beli
Ivi jadi di paksa atau diam diam belikan
ayahnya duit mataan tapi lihat putrinya
lope lope sekebon jengkol yabVi kirim
ke Kakak Yuuuuuu 🤣🤣👍
dengar penjelasan Yasa. saking berharap bamget beli tiket nyongkel tabungan 🤣
El ku akan kece a abis melas justru ya
nanti tidak ada El yang ramai dan senyum
riang,,,abis bagaimana lagi ya yayang nya
di perkosa cewek cantik,,itu kata Luth,,,
kecil juga tau mana yang cantik dan jelek
Ipi beneran ya mau sendian dengan calon anak tanpa suami. bila ga ada dukungan
percaya Vi seratus ribu,,,,kaya cinta Alice
1000 pun akan setia haduhhh El 😭😭
cuma melas mau nonton saja nyongkel celengan,,