Terjebak dalam pilihan, hal itu yang dirasakan Raisa saat berusaha menyelesaikan masalah keuangan di keluarganya.
Keputusannya untuk mengikuti saran mucikari, malah mempertemukan Raisa dengan sang hot duda, Diego.
Akankah Raisa berhasil mendapatkan keuntungan dan melepaskan dirinya dari pesona hot duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rya Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu Malam Bersama
Untungnya disaat itu Diego datang dengan tepat waktu, sehingga ia dapat melihat jelas bagaimana Raisa di sekap dan hendak dibawa kabur oleh seseorang yang tak dikenali itu dan juga sangat misterius karena menggunakan masker dan topi.
"Lepaskan wanitaku!" Teriak Diego, sehingga membuat orang itu pun merasa ketakutan dan langsung saja mencampakkan tubuh Raisa hingga terantuk ke dinding.
Orang yang juga menggunakan pakaian pelayan itu segera saja kabur meninggalkan Raisa dan Diego. Meskipun rasanya ingin mengejar orang tersebut, tetapi menurut Diego saat ini Raisa yang lebih penting. Sehingga ia mengabaikan orang itu terlebih dulu dan lebih memilih untuk mendahulukan Raisa.
"Raisa, Raisa, kau tidak apa-apa?" Tanya Diego yang melihat Raisa dalam kondisi yang sangat memperhatikan.
"Tuan Diego, aku sudah tidak kuat lagi Tuan. Rasanya sangat panas, gerah," ucap Raisa dengan tatapan matanya yang sendu dan tubuh Raisa pun terlihat menegang karena menahan sesuatu, membuat Diego merasa kebingungan.
"Raisa, kau kenapa? Apa yang terjadi denganmu?" Tanya Diego yang sangat tidak asing dengan apa yang terjadi dengan Raisa saat ini, hanya saja ia ingin memastikannya lagi.
"Aku tidak tahu Tuan, tapi tolong bantu aku pergi dari sini. Aku benar-benar sudah tidak kuat lagi," ucap Raisa.
Hingga di saat itu juga Diego langsung saja membawa Raisa pergi melalui pintu belakang, lalu segera saja mereka masuk ke dalam mobil dan meninggalkan kediaman Sastro.
------
Saat di perjalanan, Raisa terus saja menggeliat dan terlihat berusaha menahan tubuhnya yang terasa sangat panas. Sehingga membuat Diego pun tak berani untuk mengantar Raisa pulang ke rumahnya. Ia takut terjadi sesuatu dengan wanita itu sedangkan Raisa hanya tinggal sendiri di rumah. Ia juga tak mungkin menemaninya karena sudah pasti tetangga akan berpikiran buruk tentang mereka. Membawa pulang ke rumah juga tidak mungkin, mengingat kondisi Raisa saat ini tentunya akan membuat Siska bertanya-tanya.
Sehingga membuat Diego tak punya pilihan lain dengan membawa Raisa ke sebuah hotel terdekat. Ia menggendong tubuh Raisa yang disaat itu sudah tampak lemah dan segera saja ia memesan kamar hotel, lalu membawanya ke kamar tersebut dan langsung meletakkan tubuh wanita itu ke atas kasur.
"Rasanya panas sekali," ucap Raisa yang langsung saja membuka dress yang dikenakannya, membuat Diego merasa sangat terkejut.
Saat ini Raisa sudah tak seperti dirinya, membuat Diego benar-benar yakin jika saat ini wanita itu sedang di bawah kendali obat pe rang sang dan ia yakin sudah ada yang dengan sengaja menjebak Raisa dan ada kaitannya dengan orang yang tadi hendak membawa Raisa pergi.
"Raisa, kau kenapa melakukan itu?" Tanya Diego seraya menutup tubuh raisa dengan selimut.
"Aku kepanasan, jangan ditutup Tuan," ucap Raisa.
"Kau tidak boleh seperti itu Raisa, ada aku juga di kamar ini," sergah Diego yang mencoba menyadarkan Raisa.
"Aku tidak kuat Tuan, rasanya panas sekali. Tolong nyalakan AC-nya Tuan, tubuhku benar-benar terasa sangat panas," racau Raisa, padahal di saat itu kondisi kamar hotel sudah begitu dingin.
Tanpa sadar kini raisa pun telah melepas kaca mata pelindung yang digunakannya langsung di depan Diego, sehingga sebagai pria normal membuat Diego terlihat menelan salivanya secara kasar, merasa sangat tergoda dengan 2 gundukan sintal yang menyembul pada tubuh Raisa dan rasanya ingin segera melahapnya. Akan tetapi Diego tak mau menikmati hal itu karena saat ini Raisa dalam kondisi tidak sadar karena pengaruh obat. Sehingga ia pun mendekati Raisa dan hendak menutup tubuhnya kembali.
Akan tetapi di luar dugaan yang terjadi, Raisa malah menarik tubuhnya hingga ia pun tersebut terjatuh tepat di atas tubuh Raisa serta menyentuh benda kenyal tersebut.
"Apa yang kau lakukan Raisa, kau ja-"
"Tuan, aku sudah tidak kuat lagi Tuan, tolong puaskan aku," pinta Raisa yang menyela ucapan Diego begitu saja dan lagi-lagi membuat Diego merasa terkejut.
"Kau jangan gila Raisa, kau akan menyesalinya nanti," ucap Diego yang hendak membangunkan tubuhnya.
"Tolong Tuan, aku mohon," pinta Raisa yang mencegah Diego untuk bangun.
Dengan sangat agresif Raisa malah memeluk dan mengalungkan kedua tangannya di leher Diego, lalu mencumbu serta me lu mat bibir pria tersebut dengan penuh gairah. Meskipun Diego merasa terkejut dengan perlakuan Raisa yang tiba-tiba, tetapi ia tak menolaknya karena memiliki perasaan terhadap Raisa. sehingga Diego pun membalas me lu mat bibir Raisa dengan tak kalah gairahnya dan terlihat semakin memanas.
Pada kenyataannya hanya dengan ciuman saja tak membuat Raisa terpuaskan, ia pun membuka satu persatu pakaian yang melekat pada tubuh Diego, hanya meninggalkan boxer yg digunakan untuk menutupi juniornya saja. Lalu dengan sangat brutal Raisa menjelajahi tubuh Diego seakan mencari kepuasan di sana, lalu memasukkan jari-jari mungilnya itu ke dalam boxer dan meraih ular kobra yang tampak mengeras seakan sudah siap untuk mematuknya karena sudah lama sekali tidak disentuh serta dimanjakan oleh wanita.
"Ough … Raisa."
Diego terlihat pasrah dan sangat menikmati di saat Raisa tiba-tiba saja mengulum miliknya. Ia sudah tak bisa lagi untuk menolak kenikmatan yang diberikan oleh Raisa dan tak ada sama sekali niatnya untuk memanfaatkan keadaan, tetapi Raisa lah yang memulainya, sehingga ia yang sebenarnya sudah sangat merindukan belaian kasih sayang pun menjadi tak berdaya.
Setelah Raisa memanjakan Diego serta juniornya tersebut, kini giliran Diego yang tampak ahli memuaskan Raisa. Karena saat ini Raisa benar-benar sudah dipengaruhi oleh obat pe rang sang yang membuat nafsunya sudah tak terkendali lagi, sehingga ia meminta Diego untuk memuaskannya. Apalagi Diego sebagai seorang duda ya sudah sangat berpengalaman tentunya sangat ahli memanjakan Raisa.
"Ahg … terus Tuan."
Raisa terus men de sah karena mendapatkan sensasi yang luar biasa dari duda hot tersebut. Sehingga membuatnya pun sudah melakukan pelepasan yang pertama.
Sedangkan Diego masih tampak asik menjelajahi lembah milik Raisa, memain-mainkan jarinya di sana, yang membuat Raisa terus aja men de sah tanpa henti. Kini mereka kembali bercumbu mesra, saling me lu mat dengan gairah yang menggebu-gebu seakan tak ingin menyudahinya. Lalu Diego menurunkan ciumannya dengan menyapu leher Raisa hingga tiba pada 2 gundukan yang masih sangat padat. Dengan sangat brutal Diego melahapnya, layaknya bayi besar yang sangat kehausan dan sedang me nyu sui, serta tangan satunya lagi yang aktif menjelajahi lembah di balik segitiga bunga-bunga yang sudah sangat basah karena ulahnya.
Melihat Raisa yang begitu sangat menikmatinya, setelah memberikan beberapa tanda kepemilikan pada 2 bukit kembar milik Raisa, kini ia pun membuka segitiga penghalang itu, lalu bermain kembali di bawah sana tetapi dengan lidahnya, serta mengecupnya dengan sangat kuat. Raisa terus saja menjambak rambut lawan mainnya itu untuk melampiaskan rasa gairahnya serta menekan kepala Diego, berharap pria tersebut terus melakukannya tanpa henti. Ia terus menggeliat merasakan kenikmatan yang membuatnya benar-benar ingin terbang melayang, sehingga ia pun mengalami pelepasan yang kedua kalinya.
"Raisa, aku rasa ini sudah cukup," ucap Diego yang menurutnya itu sudah sangat cukup untuk Raisa, sedangkan ia sendiri ingin segera menuntaskannya di kamar mandi.
"Aku tidak puas, ayo lakukan sekarang," pinta Raisa.
Karena sebenarnya Diego juga sudah tidak tahan lagi untuk memanjakan sang junior dan tentu saja sudah sangat siap untuk masuk ke dalam goa yang sedari tadi sudah menunggunya, sehingga ia langsung saja mengarahkan miliknya itu ke lembah milik Raisa. Diego mencobanya secara perlahan karena terasa sangat sempit.
"Akh … ," rintih Raisa serta menitikkan air matanya.
Diego yang melihat akan hal itu pun menjadi tak tega dan mengurungkan niatnya. Meskipun saat ini nafsunya sudah mencapai ke puncak dan ingin meminta untuk segera dipuaskan bersama Raisa, tetapi rasa sayangnya itu lebih besar daripada rasa nafsunya. Apalagi sudah dipastikan jika wanita tersebut masih perawan yang membuat Diego tak tega untuk menyakitinya.
Akan tetapi di saat Diego hendak mengangkat tubuhnya dan tidak melanjutkan aktivitas panas mereka, Raisa malah menarik tubuh Diego dan menggelengkan kepalanya seakan tak ingin Diego menghentikan aktivitas tersebut.
"Apa kau yakin sudah siap untuk melepaskannya bersamaku?" Tanya Diego.
"iya aku sudah sangat siap, ayo lakukan saja," pinta Raisa dengan sangat yakin.
"Baiklah jika itu maumu, aku tidak mungkin bisa menolaknya Raisa. Tapi aku harap kau jangan menyesal dengan apa yang terjadi malam ini keesokan harinya setelah kau sadar," ucap Diego.
Lalu ia pun kembali mengarahkan gagang sapunya itu pada kepemilikan Raisa. Dengan beberapa kali hentakkan pada akhirnya benda tumpul milik Diego itu berhasil merobek selaput keperawanan milik Raisa, serta terlihat darah yang keluar dari bawah sana. Meskipun awalnya Raisa merasa kesakitan, tetapi karena Diego terus aja melakukannya dengan penuh kelembutan dan juga sesekali sambil me lu mat bibirnya.serta memberikan sentuhan lainnya, membuat rasa sakit itu berubah menjadi rasa kenikmatan yang Raisa rasakan. Diego menaik-turunkan pinggulnya itu dari tempo lambat hingga cepat seakan mengikuti irama.
"Ahg … ."
"Ough … ."
Terdengar suara de sa han yang saling bersahutan memenuhi ruangan yang menjadi saksi aksi panas yang dilakukan pasangan tersebut di atas ranjang. Hingga di saat itu Raisa merasakan semburan hangat di dalam rahimnya pertanda keduanya sama-sama sudah melakukan pelepasan dan mencapai puncak kenikmatan yang hakiki.
Diego yang mengira jika di saat itu Raisa sudah merasa puas, pada kenyataannya beberapa menit kemudian wanita itu kembali menjamahi tubuhnya dan meminta untuk mengulanginya lagi. Sehingga tanpa ragu Diego pun melayaninya dan entah beberapa kali mereka melakukannya di malam itu sampai keduanya benar-benar merasa sangat lelah dan tertidur dalam posisi berpelukan dan juga tanpa sehelai benang yang menempel pada tubuh keduanya.
Entah apa yang terjadi keesokan hari dan entah apa yang akan dikatakan oleh Raisa setelah ia menyadari sudah melepas satu malam bersama duda hot tersebut.
Bersambung …