Azeeyra

Jam menujukan pukul 19:00

tok tok tok

suara ketukan di luar kamar mengusik tidur nyenyak seorang gadis, ia menggeliat dan mengerjapkan mata beberapa kali, terlihat begitu mengemaskan dengan wajah bantalnya, zee duduk untuk menyadarkan dirinya, lalu melangkah menuju pintu.

ceklek

saat pintu di buka terlihat bi jum tersenyum manis disana, wanita itu masuk kedalam kamar nona mudanya dan melihat kamar yang berantakan, tangan nya terasa gatal untuk segera membersihkannya.

"nona, makan malam sudah siap, pergilah bersih-bersih, tuan besar dan tuan muda sudah menunggu nona. " ucap bibi pengasuh sambil membereskan tempat tidur majikannya itu.

Bukannya pergi ke kamar mandi, zee malah memeluk bi jum dengan manja, matanya terpejam ia merasa masih mengantuk.

Bi jum tersenyum melihat tingkah nona muda nya, ia membelai sayang rambut panjang zee."sudah manja-manjanya, nona mau mandi sendiri atau bibi yang mandikan. "ucap bi jum tersenyum mengoda.

Zee segera melepas pelukannya lalu berlari masuk kamar mandi, ia merasa malu, bagaimana bisa ia yang sudah dewasa malah masih dimandikan pengasuh, zee bergidik ngeri membayangkan nya.

Setelah selesai mandi zee memakai dress berwarna pink muda selutut, gadis itu tampak imut mengemaskan, ia mengerai rambut panjangnya dan memasang jepit rambut berbentuk bunga di bagian sebelah kiri.

Setelah dirasa siap ia keluar kamar, saat menuruni tangga ia melihat papa dan kakaknya sudah duduk di kursi meja makan.

Zee berjalan dengan wajah datar, ia duduk di kursi sebelah kanan sang papah, ia hanya melihat sekilas ke dua pria berbeda usia itu.

kedua ayah anak itu menatap zee tak berkedip, bahkan daniel sampai melonggok dengan mulut terbuka, mungkin mereka shock melihat penampilan zee yang cantik dan imut, beberapa detik mereka berdua masih belum sadar kan diri.

zee menghela nafas kesal, padahal ia sudah sangat lapar, tapi lihatlah dua orang didepannya ini, apa mereka patung. Menyebalkan.

"Hemmm.. " zee berdehem dengan suara yang cukup keras, sehingga dua patung di depannya itu kembali mendapat kesadarannya.

"ahh... Maaf, zee kau terlihat berbeda hari ini, " ucap daren yang memperhatikan penampilan zee dari atas sampai bawah.

gadis itu mengerinyit heran mendengar daren memanggil namanya, seingat nya selama ini daren tidak pernah menyebut namanya, tiap kali bicara daren hanya memanggil 'kau' saja, so ada apa dengan pria tua ini.

"hmm... Hari ini aku menghabiskan uang anda ratusan juta, apa anda merasa keberatan. " tanya zee datar,ia tak menatap daren namun asyik memainkan kukunya yang di warnai peach cantik sekali di jari kecilnya yang lentik.

"tentu saja tidak, kau bisa belanja sepuasnya, " ucap daren tersenyum tipis.

Zee makin heran dengan pria ini, kenapa menjadi ramah sekali, apa dia mimpi.

" jika uang nya kurang, kau bisa minta sama papa lagi. " lanjut daren menatap zee lembut. Bukan hanya zee, daniel pun terkejut mendengar ucapan papanya, sejak kapan daren bicara lembut dengan zee, dan juga, apa itu tadi, dia menyebut dirinya'papa'

"nggak usah. " tolak zee singkat.

daniel merasa kesal dengan jawaban adik nya itu, bagaimana bisa ia bicara tidak sopan terhadap papa nya. Tak sadar diri emang.

"bicara yang sopan, kakak nggak suka sikap kamu kayak gini, "ucap daniel menatap tajam zee.

Zee menghela nafas panjang, mengabaikan daniel lalu mengisi piring nya dengan nasi dan berbagai lauk, lalu ia berdiri, lebih baik makan di kamar saja, mau makan saja harus banyak drama.

" duduk, "

Daniel menatap tajam zee, dia menahan lengan gadis itu ketika zee akan melangkah.

Zee menatap daniel tak kalah tajam, hingga rasanya seperti duri yang menusuk. Daniel sedikit merasa terintimidasi oleh tatapan adiknya.

"jangan memaksa ku, bersikap lah seperti orang asing seperti biasanya, dan..." zee berhenti sejenak,"sejak kapan kau menjadi kakak ku, jangan mengurusi hidupku. " setelah mengatakan itu zee mengambil makanannya lalu membawanya kekamar, ia merasa muak dengan dua pria itu, kenapa mereka sok perhatian sekali.

Daniel merasa sedih melihat sang adik, ia merasa bersalah sudah mengabaikan gadis itu, rasanya sakit sekali saat mengetahui zee tak lagi menginginkan kasih sayang nya.

Sejak zee keluar dari rumah sakit, dan melihat perubahan sikap zee, daniel merasa kehilangan karna selama ini ia terbiasa dengan kehadiran zee, yang slalu mengikutinya kemana-mana, sekarang ia benar-benar sangat kehilangan.

"sudah makanlah makanan mu, wajar saja dia bersikap seperti itu, mengingat bagaimana sikap kita selama ini dengannya, " ujar daren lirih, setelah melihat zee pergi ia merasa sangat sedih.

" jangan terlalu menekannya. " tambah daren lagi. lalu ia memulai makan malamnya dengan diam. daniel menghela nafas, lalu mengikuti sang papa menikmati makan malam yang terasa dingin.

...****************...

setelah selesai makan malam, zee menyiapkan perlengkapan sekolahnya, besok ia akan mulai masuk sekolah, meski tak ada kenangan baik selama sekolah, zee tak mau larut dalam kesedihan dan ketakutan, ia sudah bertekad untuk berubah, zee tak akan membiarkan dirinya ditindas lagi.

Pukul 06

Zee terbangun, mungkin karna semalam ia tidur cepat, sehingga ia bisa bangun pagi. Zee duduk di tepi ranjang, meregangkan sedikit anggota tubuhnya yang terasa kaku, lalu bangkit menuju kamar mandi, selang 15 menit zee keluar dengan wajah segarnya.

Zee memakai seragam baru yang dia beli, seragam barunya lebih pas di tubuh langsingnya, tidak terlalu ketat,sedikit longgar, serta rok di atas lutut tidak terlalu pendek, ia membiarkan rambut nya tergerai, menyemprotkan sedikit vitamin pada rambutnya, sehingga tampak lebih berkilau, ia juga memakai bedak tipis-tipis, lalu memoles lip tin sehingga penampilannya tampak lebih segar.

Setelah di rasa cukup, zee mengambil tas nya lalu berjalan keluar kamar, ketika membuka pintu zee melihat bi jum di tangga mungkin orang tua itu ingin membangunkan nya, melihat zee berjalan ke arahnya bi jum tersenyum, entah apa yang membuat wanita tua itu senang.

Di meja makan dua orang pria sudah duduk disana, 'ah... Malas sekali bertemu mereka', zee berjalan melewati mereka yang sedari tadi menatap zee sejak turun dari tangga.

"sarapan dulu sebelum sekolah. " ucap papa daren saat zee akan melewati meja makan.

Zee tetap dengan wajah datarnya, terus melangkahkan kaki keluar rumah. "aku berangkat. " ucap zee saat melewati kedua orang itu, sebenarnya ia malas untuk berpamitan, toh biasanya mereka juga tidak peduli.

didepan rumah terlihat pak asep menunggu kedatangan zee, semalam zee memang meminta pak asep buat mengantarnya sekolah, biasanya zee pergi menggunakan motor matic nya, tapi sekarang ia ingin naik mobil saja, mungkin nanti zee akan membeli motor sport, tapi ia harus belajar menggunakannya.

Pukul 06:45

Zee sampai disekolah, terlihat di parkiran sudah ramai siswa yang datang. Zee menghela nafas panjang, setelah hampir 1 bulan tak sekolah zee merasa sedikit gugup, apalagi mengingat ia akan bertemu adel si ratu bully, ada sedikit rasa takut di hatinya, tapi seperti tekadnya yang ingin berubah ia harus berani menghadapi rasa takut itu, agar tak lagi ditindas sesuka hati.

Para siswa siswi bertanya-tanya, mereka memang sering melihat murid Sma Aksara menggunakan mobil mewah.

Namun mobil ini baru pertama kali mereka lihat.

"mobil siapa itu"

"ngak tau tapi mobilnya mewah sekali.

" kira-kira siapa yang keluar dari mobil itu, cowok apa cewek,

Brum...brum...brum...

Obrolan siswa siswi yang sedang asyik bergosip itu terhenti ketika terdengar suara deruman beberapa motor. Ada lima motor yang datang lalu memarkir motor tersebut, para siswi yang melihat langsung memekik histeris ketika lima orang di atas motor itu membuka helm full face nya, terlihat lima orang siswa berwajah tampan seolah tebar pesona, sehingga menghilangkan kesadaran para fans fanatik mereka.

Mereka adalah geng dragon, geng yang cukup terkenal di indonesia, geng dragon bukan geng preman jalanan, mereka adalah orang-orang berpendidikan, tidak melawan yang lemah, suka membantu masyarakat yang kesusahan, mereka juga tidak segan-segan membunuh penjahat, apalagi dengan kasus pelecehan dan pemerkosaan. Geng yang terkenal kejam namun baik hati. eh

Anggota inti geng dragon ada 5 orang yang di ketuai oleh.

Reynard jordhan, pemimpin atau ketua geng dragon,jenius dengan wajah tampan bak dewa yunani, hidung mancung , bola mata hitam pekat, cuek dingin tak tersentuh. Tidak ada yang berani menyinggung pria datar ini, karna hanya dengan tatapan saja ia seakan bisa membunuh.

Abi sanjaya, wakil ketua geng dragon, cuek dan dingin 11 12 dengan reynard, meski tak se kaku rey abi terkenal dengan kekejaman nya dalam menghadapi musuh.

Denis adibaskara,anggota inti dragon , ceria, lucu dan penyayang, tapi sangat menakutkan jika sedang menghadapi musuh.

Arshaka wirayudha, terkenal playboy, dan slalu merasa jadi cowok paling tampan, sering bersikap konyol dan bercita-cita jadi tentara.

Seno wijaya,cowok tampan yang ramah, sering disalah pahami karna keramahannya, kalem, dan hobi makan.

Rey turun dari motornya di ikuti oleh ke empat inti dragon.

"eh.. eh, mobil siapa itu, baru liat gue, " tunjuk saka pada sebuah mobil mewah yang pemilik mobil masih nyaman di dalamnya.

Ke empat inti dragon termasuk rey melihat arah yang di tunjuk saka.

Keluarlah seorang gadis cantik dengan rambut panjang berwarna dark brown sedikit begelombang bagian ujungnya, gadis itu berjalan melewati beberapa siswa yang berbisik bisik membicarakannya.

"cantik banget. "

"siapa cewek itu, siswi baru? "

"wajahnya agak familiar, mirip si cupu itu nggak sih. " celetuk seorang siswi yang baru datang.

"ha... Sicupu azeeyra, masa sih, kok jadi cantik, tapi emang agak mirip kan ya. "

para siswa itu terus saja berbisik hingga zee menghilang di hadapan mereka, sementara terlihat rey juga memperhatikan setiap langkah zee, entah kenapa ia bisa memperhatikan gadis itu, selama ini rey tidak pernah tertarik pada gadis mana pun selain mommy.

kelima inti dragon berjalan menyusuri lorong kelas, disetiap langkah mereka tak pernah lepas dari perhatian para fans fanatik mereka, yang selalu histeris hingga mimisan agak lebay memang tapi itulah kenyataannya, para ciwi ciwi emang ngak bisa lepas dari yang namanya cogan.

***