Ayana Frandrika harus diusir oleh kedua orangtuanya karna ia kedapatan hamil dengan posisi masih menjadi
siswi disalah satu sekolah Negeri disebuah kota. tak ingin menanggung malu, orangtua Ayana dengan tega menyuruh Ayana pergi dan mencari pria yang telah menghamilinya.
Ayana terpaksa datang pada Kelvin, kekasihnya yang juga termasuk ayah biologis dari calon anak yang dikandung Ayana.
Namun karna keadaan ekonomi Kelvin yang pas-pasan, membuat Kelvin selalu menyalahkan Ayana yang harus hamil diusia mereka yang masih sangat muda. Pernikahan bahagia yang diimpikan Ayana selama ini jika bersama Kelvin ternyata hanya sebuah mimpi saja. pada kenyataannya Ayana harus teraniaya dan tersakiti terus-terusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dan aku akan terus merangkulnya
Bab 31
.
.
.
Saat Eretha hendak memeriksa Ayana, Davian seketika menghentikan bacaannya. Iya, Davian tengah membacakan cerita disisi Ayana.
Terenyuh hati Eretha melihat adik iparnya yang seperti itu.
"Apa kau sudah makan ??" tegur Eretha.
"Sudah kak.. Itu bekasnya belum aku bereskan."balas Davian dengan senyum terhias diwajahnya agar sang kakak tidak bersedih.
"Kebiasaan.."timpal Eretha yang mendekati Ayana. Ia pun mulai memeriksa Ayana dengan bertahap.
"Kak..apa aku boleh membawa dia keluar jalan-jalan ??"tanyanDavian.
"Bagaimana kau membawanya ?? bahkan dia masih sangat lemah."Balas Eretha seraya melanjutkan pemeriksaannya.
"Aku hanya tidak mau dia bosan dikamar terus. Kakak bilang dia bisa merasakan semuanya, hanya saja tidak bisa membuka mata."Tutur Davian.
Eretha membalikkan tubuhnya seraya menepuk pundak Davian. "Kau begitu mencintai dia ya ?? Sampai seperti ini.."
Davian hanya tertunduk menyembunyikan senyumannya.
Eretha mendekati Davian seraya menepuk pundak Davian memberi semangat.
"Semoga impianmu bisa terwujud."
Davian hendak berkata namun tiba-tiba pintu ruangan diketuk seseorang
Tak lama masuklah pria berjas hitam yang menunduk hormat pada Davian.
"Siapa dia ??" Eretha menatap Davian.
"Orang ku kak. Sebentar ya.."Davian mendekati pria itu.
"Bagaimana ??" Tanya Davian tanpa basa basi.
"Dia sudah tidak tinggal disana Tuan. Menurut informasi, Dia pergi tanpa berpamitan, bahkan ibu kontrakan tidak tau jika Pria itu sudah tak disitu."terangnya.
"Kau yakin ??" Davian memastikan
"Saya sudah memantau beberapa hari ini disana. Tidak ada tanda-tanda dia kembali."balasnya
"Lalu diaprtemen Wanita itu ??"
"Sama tuan. Kosong."
Davian mengangguk mengerti. "Tetap pantau situasi. Saya tidak mau pria itu kemari dan melakukan hal jahat pada Ayanaku."perintah Davian.
"Baik tuan. Saya permisi." Pria itu segera undur diri dan pergi.
"Kau memantau suami Ayana ??" tegur Eretha yang langsung faham.
"Aku hanya tidak mau pria itu sampai kemari dan melukai Ayana lagi kak.."tutur Davian.
"Kau belum lapor polisi ??"
"Setauku Ayana dan Kelvin hanya menikah siri. Sulit bagiku melaporkan kejadian ini.."Terang Davian.
"Kakak ada kenalan seorang pengacara. Kau mau dibantu dia ??" tawar Eretha.
"Boleh kak.."Davian nampak bersemangat sekali..
"Nanti kakak hubungi dia dulu..Kau tunggu saja ya.. Aku keluar dulu."Pamit Eretha.
"Terima kasih kak.."
Eretha menggangguk dan segera melangkah keluar melanjutkan pekerjaannya.
Setelah kepergian Eretha, Davian kembali duduk disisi Ayana. Menggenggam jemari wanita itu.
"Aku akan mencari keadilan untukmu Ay..Kau tenang saja, Semua akan aku urus."ucap Davian dengan tulus.
Tanpa disadari Davian. Air mata lolos dari mata Ayana yang terpejam. Ayana benar-benar merespon apa yang didengar.
.
.
"Apa ?? Kemana anak saya ??" sentaj mama Liana saat mendapat laporan dari buk Hesti.
"Kontrakan kosong nyonya. Ayana dan suaminya tidak ada."Terang buk Hesti.
"Astaga.. Putriku dibawa kemana ??!!"Kepanikan begitu dirasakan Mama Liana.
"Maaf Nyonya. Saya lalai."Ucap Buk Hesti.
Mama Liana hendak bicara, namun suara barito seseorang membuatnya segera mematikan panggilan.
"Kau berbohong padaku Liana !!!?"
Mama Liana segera menoleh dan berusaha biasa saja. "Papa.."
"Kau mencari anak itu ??" Tanya papa Ardi, yang tidak lain adalah suami mama Liana.
Mama Liana sudah tidak bisa berbohong lagi. dengan berani mama Liana menatap lekat suaminya. "Lalu aku harus bagaimana ?? Menjadi gila karna kehilangan anak satu-satunya dirumah ini ?? Aku bukan kau pa !! Yang bisa hidup hanya dengan uang, aku butuh anakku !!!"
"Dia sudah mengotori nama baik kita !!!" sentak Papa Ardi.
"Dan aku akan terus merangkulnya !!! Merangkul kotoran itu !!! Karna kotoran itu adalah putriku, putri yang aku kandung selama 9 bulan !!! Darah dagingmu !!!" Mama Liana segera beranjak dan meninggalkan kamar serta papa Ardi.
.
.
.
Tengah malam, Davian yang memang tak mau meninggalkan Ayana walau sedetikpun, tertidur disisi Ranjang Ayana. Dengan posisi duduk dan kepala ia letakkan diranjang Ayana.
Tangan Davian juga tak melepas pegangan pada Tangan Ayana. Hingga Ayana bisa merasakan kedamaian dalam genggaman jemari Davian.
.
.
.
Belum sadar juga?
Trauma tapi sering tu ciuman dg Davian bahkan sering curi ciuman lagi.Waras gak si