Pengantin Tuan Aksa

Eva terdiam di tempatnya, seluruh tubuhnya menjadi dingin, kedua tangannya mengepal kuat, ada amarah dan rasa tidak terima yang memenuhi rongga dadanya, suasana menjadi begitu hening.

Dia menarik nafas panjang dan menghembuskan nya dengan kuat, setelah itu dia berbalik menatap Aksa dengan tatapan terluka.

"Tuan, ayah saya memang bekerja untuk anda hingga akhir hidupnya, tapi saya tidak. Saya bukan bawahan Tuan yang harus mengikuti peraturan keluarga anda, jika Tuan merasa saya kurang sopan, saya akan keluar dari rumah ini dan tidak akan kembali"

Keras kepala, benar-benar keras kepala

Itulah kalimat yang ada di kepala Aksa dan Riko asistennya. Riko bahkan tercengang mendengar penolakan Eva terhadap Aksa, apakah nyalinya besar?

Yang tidak diketahui Riko adalah, bahwa Eva tidak memiliki rasa hormat terhadap Aksa seperti kebanyakan orang karena gadis itu tidak tau status sosial Aksa dan seberapa besar pengaruhnya terhadap dunia luar.

Dia juga sudah terlanjur kesal karena Aksa yang memaksanya menandatangani kontrak Pernikahan.

Eva bukanlah gadis yang sulit di atur, dia terkenal kalem dan suka menuruti kemauan orang-orang disekitarnya, tapi untuk urusan yang terjadi antara dia dan Aksa, adalah pengecualian. Dia sedang tidak mau bercanda dengan pernikahan, apalagi dengan pria seperti Aksa.

Tatapan Aksa setajam pisau diarahkan kepada Eva, andai tatapan bisa membunuh orang, Eva pasti sudah mati sekarang, dia tidak menyangka memiliki istri yang begitu keras kepala.

Aksa bangkit dari duduknya, lalu perlahan mendekat kearah Eva membuat gadis itu was-was.

"Tuan..."Riko sedikit mengingatkan Tuannya bahwa Eva adalah perempuan.

"Sepertinya perkataanku kurang jelas bagimu"Geram Aksa. Eva sedikit gentar, pria tinggi tegap di depannya ini terlihat sangat marah, apakah kakinya beneran akan dipatahkan olehnya? Dia jelas tidak akan mampu melawan pria arogan seperti itu. Dalam keadaan genting seperti saat ini, tiba-tiba timbul penyesalan di hati Eva mengapa dulu tidak serius belajar karate.

Kaki Eva tanpa sadar bergerak mundur untuk menghindari Aksa, namun pria itu terus mengikutinya hingga Eva terjebak di dinding samping pintu.

"Jangan mendekat lagi.. "Eva menyamping dan menutup matanya. Aksa mengamati gadis kecil di depannya, melihatnya takut sedikit cibiran muncul di bibirnya. Bukannya tadi dia galak? Baru segini saja sudah takut? Tapi ada rasa senang di hati Aksa melihat ketakutan Eva.

Tangan Aksa menyentuh dinding mengukung Eva dengan dua tangannya "Dengar... Selama aku tidak mengucapkan kata talak untukmu, kamu adalah istriku yang artinya harus ikut peraturan yang aku buat. Jika kamu ingin memiliki komitmen yang jelas, maka tanda tangani kontrak itu.

Apa menurutmu aku cemburu? Cih.. Untuk perempuan seperti kamu, aku bisa mendapatkan banyak bahkan tanpa harus bersusah payah, tapi kamu adalah beban yang di titipkan ayahmu padaku, menurutlah agar hidupmu tenang.

Aku tak peduli kamu bertemu siapa, tapi ingat batasanmu bahwa kamu wanita bersuami. Jika ada kabar tak sedap di luar sana, terima sendiri akibatnya"Tekan Aksa dalam setiap kalimatnya.

Riko tidak mendengar apa yang di katakan Aksa kepada Eva, tapi melihat bibir pria itu yang tak berhenti bergerak, hatinya bergetar tak percaya 'Sejak kapan Bos memiliki banyak kata untuk diucapkan? Bukankah selama ini dia irit bicara?'

Aksa menunduk untuk mengamati Eva yang masih bungkam, namun sial begitu dia menunduk, dia malah melihat pemandangan yang tidak seharusnya dia lihat sekarang. Kemeja bagian atas yang di pakai Eva sedikit longgar, menampakkan dua buah bukit kembar milik Eva yang terbungkus dengan bra berwarna hitam, tidak sepenuhnya terlihat tapi mata Aksa seakan tak mau berpindah tempat.

Tanpa sadar Aksa menelan saliva nya, dia mengalihkan tatapannya kearah lain namun lagi-lagi tak tahan untuk melihatnya kembali.

Drrtt

Ponsel Eva kembali berdering, Aksa semakin kesal "Tanda tangani kontraknya dan kamu aku biarkan pergi. Jika tidak mau tanda tangan maka diam lah di rumah"Lalu Aksa berbalik meninggalkan Eva ditempatnya. Dia kembali ke ruang kerja lalu menutup pintu dengan keras.