NovelToon NovelToon
Pria Seksi Itu, Suamiku

Pria Seksi Itu, Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: redwinee

Lima tahun yang lalu, Damien dan Amara menandatangani perjanjian pernikahan demi menunjang keberlangsungan bisnis keluarga mereka. Tidak pernah ada cinta diantara mereka, mereka tinggal bersama tetapi selalu hidup dalam dunia masing-masing.
Semua berjalan dengan lancar hingga Amara yang tiba-tiba menyodorkan sebuah surat cerai kepadanya, disitulah dunia Damien mendadak runtuh. Amara yang selama ini Damien pikir adalah gadis lugu dan penurut, ternyata berbanding terbalik sejak hari itu.

---

“Ayo kita bercerai Damien,” ujar Amara dengan raut seriusnya.

Damien menaikkan alis kanannya sebelum berujar dengan suara beratnya, “Dengan satu syarat baby.”

“Syarat?” tanya Amara masih bersikeras.

Damien mengeluarkan senyum miringnya dan berujar, “Buat aku tergila kepadamu, lalu kita bercerai setelah itu.”

---

WARNING : CERITA INI ITU TIPE ADULT ROMANCE DENGAN VERSI ROMANCE SLOWBURN !!!

[ROMACE TIPIS-TIPIS YANG BIKIN JANTUNGAN DAN TAHAN NAPAS]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon redwinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 13

Dengan susah payah, Amara melingkarkan lengan besar Damien pada bahunya kemudian dengan perlahan memapah tubuh pria itu untuk bangkit dari duduknya. Secara perlahan, Amara melangkah dengan memapah tubuh besar Damien yang tampak lemah, melewati pintu balkon dan berakhir membaringkan Damien diatas kasur.

Setelah dekat dengan area sisi kasur, Amara langsung melepaskan genggamannya pada tubuh Damien, membuat pria itu terbanting ke atas empuknya kasur.

Tubuh Damien benar-benar berat, padahal mereka hanya melangkah belasan langkah dari area balkon tapi rasanya hampir setengah dari energi Amara sudah terkuras habis.

Amara menaikkan kedua kaki Damien kemudian melepas sepatu pria itu. Damien hanya diam dengan kedua matanya yang masih setia terpejam erat, membiarkan Amara yang mengurus segalanya.

“Kau mabuk?” tanya Amara di sela-sela keheningan saat Amara kembali mengecek pelipis Damien dan ternyata masih sangat panas.

“Tidak, aku kuat minum,” samar-samar Damien membalas dengan suara paraunya.

Amara berdecak pelan mendengar jawaban dari pria itu, “Dasar sombong.”

“Aku hanya mengatakan fakta,” balas Damien lagi.

Padahal pria itu sudah dalam keadaan sekaratnya, tetapi masih sempat-sempatnya membalas ucapan Amara.

“Terserah,” balas Amara singkat kemudian menarik selimut dan menutupi tubuh Damien hingga sebatas dada.

Damien lagi-lagi tertawa di tengah keheningan, membuat Amara menatap pria itu bingung.

“Aku menyesal kita tidak banyak berbicara selama lima tahun belakangan ini,” ujar Damien secara tiba-tiba sembari membuka kedua matanya dan membuat pandangan mereka bertemu untuk sesaat.

Amara menatap bingung ke arah pria itu, “Maksudnya?”

“Cara bicaramu sangat lucu,” komentar Damien lagi sembari membayangkan kembali wajah kesal Amara beberapa waktu belakangan ini ketika berdebat kecil dengannya, sama seperti saat ini.

Mata Amara membulat dan bibir pink-nya itu terbuka seolah tidak percaya dengan kalimat yang barusan ia dengar itu.

“Kau meledekku?” tanya Amara.

“Aku memujimu,” balas Damien.

Dan tanpa ia sadari, berdebat dengan Amara seperti ini perlahan berhasil mengalihkan fokusnya pada rasa sakit dan trauma di masa lalunya itu. Napas Damien sudah lebih teratur walau demam tinggi masih menyerang tubuhnya.

Amara berdecak pelan, “Terima kasih, tapi aku tidak mengharapkan pujian darimu,” ujar Amara dengan nada sok jual mahalnya kemudian melipat tangannya sombong.

Damien mengangkat alis kanannya kemudian menatap gemas ke arah Amara, “Jadi, apa yang kau mau?” Damien bertanya.

“Perceraian kita,” balas Amara. Jujur, mulutnya teruka dan berbicara lebih cepat daripada otaknya memproses. Aksi mendahului pikirannya dan yang terjadi setelahnya hanyalah keheningan.

Diam. Benar-benar diam.

Amara menyadari sepertinya dia telah melakukan kesalahan. Amara telah berhasil merusak suasana dengan kalimatnya barusan, sebab atmosfer diantara keduanya langsung berubah.

Mampus.

Amara memberanikan diri untuk melihat ke arah Damien dan mendapati pria itu tengah melempar tatapan seriusnya ke arah Damien. Manik biru Damien menatap penuh tekad ke arahnya.

“Kau masih ingat taruhan itu?” tanya Damien.

“Ingat, taruhan tidak masuk akal itu,” lanjut Amara smebari menangguk kecil, teringat akan syarat yang Damien berikan ketika Amara mengajukan cerai kepadanya tempo waktu.

“Buatlah aku jatuh hati kepadamu, patahkan hatiku dan kita berpisah setelah itu,” ujar Damien serius sembari menyelami kedua manik hazel milik Amara.

Damien sendiri tidak tahu alasan dibalik ucapannya barusan dan kenapa dia bersikap seperti itu saat ini. Namun ada satu hal yang Damien yakini secara jela. Ia tidak ingin hubungannya dengan Amara berakhir dengan cepat. Mereka baru saja berinteraksi banyak belakangan ini bahkan berdebat kecil dan Damien tidak rela jika momen singkat ini berakhir dengan cepat karena perceraian mereka.

Terbesit sebuah perasaan asing dalam sudut hati Damien yang nyatanya hadir dan tidak pernah ia sangka-sangka sebelumnya.

Perasaan kehilangan orang yang berharga dan Damien benci perasaan itu.

Kemudian yang terjadi selanjutnya adalah Damien tidur. Bahkan Amara harus berjalan mendekati sisi kasur, membungkukkan tubuhnya kemudian melambaikan tangannya di depan wajah Damien demi memastikan apa pria itu benar-benar tertidur atau hanya sekedar berakting.

Dan itulah bagaimana obrolan mereka berakhir malam itu.

Amara berbalik ke arah toilet kemudian mengambil handuk kecil dan membasahinya dengan air hangat dan berjalan kembali ke sisi kasur untuk meletakkan handuk itu pada pelipis Damien. Amara mengulangi kegiatannya itu selama hampir sepuluh kali sembari memastikan Damien tidak bangun dair tidurnya atau mimpi buruknya tidak menyerangnya kembali.

Napas pria itu sudah teratur dan Damien sekarang terlihat seperti seorang anak kecil yang polos. Sangat jauh berbeda dengan sosok Damien yang dikenal oleh publik dimana pria itu terkenal dingin dan kejam ketika berhadapan dengan dunia bisnisnya.

Amara masih terus memperhatikan wajah damai Damien, pria itu bahkan masih terlihat tampan dalam keadaan kacaunya. Alis tebalnya, kemudian bulu matanya yang lentik disusul hidung mancung pria itu dan bibir merah mudanya yang banyak menggoda para kaum hawa. Amara tahu fantasi liar orang-orang, sebab Amara pernah membaca laman komentar dalam sebuah postingan yang menyorot tentang kesuksesan Damien dalam memenangkan tender bisnisnya.

Amara tidak tahu harus beruntung atau tidak dapat menikah dengan Damien, pria yang nyatanya banyak di idam-idamkan oleh para wanita di luar sana. Mereka memang menjalin sebuah ikatan pernikahan, tetapi Amara tidak pernah merasakan kehangatan didalamnya. Semua hanya karena paksaan dan Amara tidak memimpikan jenis pernikahan yang seperti itu.

Itu adalah salah satu alasan kenapa Amara lebih memilih untuk meminta cerai dari Damien.

Setelah memastikan untuk yang terakhir kalinya kalau keadaan Damien baik-baik saja, Amara segera meraih handuk yang menempel pada pelipisnya kemudian menggantinya dengan yang baru untuk terakhir kali. Amara kemudian meraih tas yang ada diatas meja nakas dan sudah hendak pergi dari sana sebelum sebuah tangan mengenggam pergelangan tangannya, membuat Amara menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

“Jangan pergi,” Damien meracau pelan, pria itu mengigau dalam tidurnya.

Amara menatap kedua manik Damien yang terpejam erat, ia menghela napas sekali saat kantuk kembali melandanya. Amara memutuskan untuk meletakkan kembali tasnya kemudian mendudukkan dirinya di atas lantai sembari menumpuhkan kepalanya pada sisi kasur dengan tautan tangan mereka yang masih terjalin erat.

 

Amara lupa jam berapa ia tidur tetapi karena posisinya yang tidak nyaman, Amara bangun cukup cepat. Melirik ke arah ponslenya, waktu masih menunjukkan pukul lima pagi. Amara merasakan lehernya kebas dan susah digerakkan sebab ia tidur dengan posisi menopangkan kepalanya pada sisi kasur.

Amara berusaha untuk bangun sembari menyeimbangkan tubuhnya membuat tautan tangannya dengan Damien terlepas begitu saja. Dan hal itu berhasil memancing Damien untuk bangung dari tidur lelap pria itu.

Untuk pertama kalinya sejak kejadian nahas di malam itu, Damien tidak mengalami mimpi buruknya tahun ini.

Sepertinya Damien benar-benar berhutang budi dengan Amara yang sudah merawatnya semalaman ini.

Damien mengerjapkan maniknya pelan dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah Amara dimana wanita itu sibuk melakukan peregangan pada tubuhnya itu.

Melihat Amara yang hendak berjalan kelaur dari kamar, Damien langsung mengeluarkan suaranya, “Mau kemana?” tanya Damien.

Amara menoleh dan menyadari ternyata Damien sudah bangun, “Memasak sarapan untuk kita.”

“Aku saja,” balas Damien kemudian secara perlahan mendudukkan dirinya, membuat selimut yang menutupi tubuhnya tersingkap, memperlihatkan tubuh bagian atas pria itu yang tidak dibalut pakaian.

Amara berusaha mengalihkan pandangannya dari tubuh Damien. Kemarin malam, kamar itu terlalu gelap, tetapi sekarang pagi sudah menjemput mereka membuat akses penglihattan Amara bisa terfokus dengan jelas dalam menjelajahi tubuh kekar Damien.

“Kau masih sakit,” ujar Amara menolak smebari membenarkan surainya yang tidak kusut.

“Kau tidak bisa memasak,” balas Damien membuat Amara merasa tersinggung, wanita itu membulatkan matanya saat kekesalannya berhasil dipancing keluar kembali oleh Damien.

Memang benar yang Damien katakan, sebagai seorang wanita yang gila dengan kerjaannya, otak Amara hanya pintar ketika melakukan negoisasi dengan para kolega bisnisnya, merancang rencana untuk memperluas bisnisnya, namun skill Amara dalam memasak benar-benar nol besar.

Amara pernah sekali membawakan bekal ke kantor Damien demi menghindari kecurigaan orang-orang di kantor Damien mengenai hubungan mereka yang dingin, tetapi berakhir dengan Damien yang muntah-muntah karena makanannya.

Lagian Damien juga salah, sudah tahu tidak enak dan sangat asin, tetapi Damien tetap memakannya sampai habis. Jadi itu salah Damien.

Amara meringis pelan, tidak bisa menepis fakta itu, “Kalau begitu aku akan menjadi asistenmu saja,” ujarnya berniat membantu.

Damien kemudian bangkit dari kasur dibantu oleh Amara. Sempat beberapa kali Amara menahan napas, sebab ia tidak tahu bagaimana harus menempatkan tangannya pada tubuh bagian atas Damien yang tidak terbalut apapun itu.

“Damien, pakailah bajumu dulu,” protes Amara, mengurungkan niatnya untuk membantu memapah Damien berdiri.

Damien menaikkan alisnya, “Kenapa? Tubuh seksiku membuatmu tidak fokus?” tanyanya dengan nada bicaranya yang terkesan sangat percaya diri.

“Kalau kau masuk angin nanti, aku berjanji tidak akan mengurusmu lagi,” ujar Amara kesal sembari menatap ke lantai bawah, tidak berani melihat ke arah Damien. Pasti pria itu akan kembali mengejek pipi meronanya itu.

“Ambilkan bajuku di lemari itu,” ujar Damien kemudian menunjuk ke arah sebuah lemari di sudut kamar.

Sebab itu adlaah ruangan private milik Damien, maka tidak heran pria itu meletakkan beberapa pakaian disana.

Amara mengeluarkan sebuah kaos putih kemudian memberikannya kepada Damien.

Damien memakainya dengan cepat kemudian menatap Amara yang masih sibuk memusatkan pandangannya ke arah bawah, wanita itu benar-benar menjaga pandangannya dan menyia-nyiakan pemandangan tubuh atletisnya itu. Merasa gemas dengan tingkah Amara, Damien mengacak surai wanita itu pelan kemudian berjalan keluar dari kamar.

Amara tertegun, ia menaikkan pandangannya dan menyadari Damien sudah pergi dari kamar kemudian memutuskan untuk mengekori pria itu dari belakang.

1
Faf Rin
setia
Faf Rin
ceritanya bagus
Wineeeee: Makasih udah berkenan baca kak😊😊😊
total 1 replies
Aleana~✯
hai kak aku mampir....yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Lya
Hotelnya private buat Damien?
Wineeeee: Makasih kak sebelumnya udah mampirrrr 😁 Bener kak, soalny Damien punya bisnis di bidang perhotelan. Jadi hotel itu punya dia
total 1 replies
Lya
Tapi di bab sebelumnya si Amara kan masak?
Wineeeee: Amara ga pandai masak, Damien yang jagoo /Joyful/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!