NovelToon NovelToon
Ikatan Tuan Muda

Ikatan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Fantasi Wanita
Popularitas:856
Nilai: 5
Nama Author: Nida

Fifiyan adalah anak dari ketua mafia kegelapan yang dikenal kuat dan kejam, banyak mafia yang tunduk dengan mafia kegelapan ini. Tetapi disaat umurnya yang masih belia pada perang mafia musim dingin, keluarga besarnya dibunuh oleh mafia musuh yang misterius dimana membuatnnyabmenjadi anak sebatangkara.
Disaat dia berlari dan mencoba kabur dari kejaran musuh, Fifiyan tidak sengaja bertemu dengan seorang pria kecil yang bersembunyi di dalam gua, karena mereka berdua berada di ambang kematian dan pasukan mafia musuh yang berada diluar gua membuat pria kecil itu mencium Fifiyan dan mengigit lehernya Fifiyan. Setelah kejadiaj itu, Fifiyan dan pria kecil itu berpisah dan bekas gigitannya berubah menjadi tanda merah di leher Fifiyan.
Apakah Fifiyan mampu membalaskan dendam atas kematian keluarganya? Apakah Fifiyan mendapatkan petunjuk tentang kehidupan Fifiyan nantinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Prolog

Namaku Fifiyan Valentina, aku adalah anak terakhir dari empat bersaudara keluarga pemegang mafia yang terkuat dan terhebat. Keempat saudaraku tidak aku ketahui keberadaannya bahkan wajah mereka aku tidak pernah mengetahuinya. Kehidupanku awalnya yang bahagia berubah menjadi petaka saat keluarga besarku dibunuh dan hanya tersisa aku seorang. Pembantaian itu terjadi disaat aku masih berumur 7 tahun, aku sangat ingat bagaimana pria-pria berjubah hitam itu membunuh keluarga besarku yang membuatku ketakutan disetiap malamnya bahkan diumurku 15 tahun ini

.

"Fifiyan!!!" Panggil Sarah, Sarah adalah teman baikku selama aku bersekolah.

"Eehh Sarah, kenapa kamu kesini?" Tanyaku mencoba tersenyum.

"Tidak ada, aku tadi mencarimu. Kenapa kamu disini?" Tanya Sarah menatapku dari bawah, aku melompat dari pohon dan merapikan pakaianku.

"Tidak ada apa-apa kok, aku hanya ingin bersantai saja di dahan pohon."

"Astaga kamu ini seperti laki-laki saja, ya sudah mari makan!" Ucap Sarah menggandeng tanganku pergi.

Selama bertahun-tahun ini tidak ada yang tahu aku dari keluarga mana bahkan banyak orang yang tidak tahu kalau aku anak dari ketua mafia terkejam, aku menutupi identitasku agar aku bisa mencari informasi mengenai pembunuh keluarga besarku dan juga aku ingin membalaskan dendam atas kematian keluargaku suatu hari nanti.

"Fifiyan, aku akan memesankanmu makanan ya, kamu mau pesan apa?"

"Bebas, terserah Sarah saja. Sebentar ya, aku mau ke toilet dahulu..." gumamku melangkahkan kakiku kearah toilet sekolah.

Didalam toilet yang sepi, aku sedikit membuka kerah pakaianku dan terlihat tanda aneh di leherku. Tanda itu benar-benar tidak hilang bahkan sampai bertahun-tahun lamanya setelah kejadian itu. Pria kecil yang tampan dengan warna mata merah dan tanda merah aneh di lehernya juga yang masih aku ingat sampai sekarang, aku benar-benar berusaha mencari pria itu tapi aku belum mendapatkan informasi sama sekali sampai sekarang.

Kriiiinnggg...

Terdengar suara ponselku berbunyi, aku mengangkat telepon itu dan ternyata Sarah yang meneleponku.

"Fifiyan! Kenapa kamu lama?" Ucap Sarah khawatir.

"Sebentar, aku akan kesana..." gumamku mematikan telepon dan bergegas pergi ke kantin kembali.

Di kantin sekolah aku melihat Sarah yang terlihat menungguku dengan meja penuh makanan. aku berjalan kearah Sarah dan terduduk disampingnya.

"Kenapa kamu lama?" Tanya Sarah dingin.

"Hehehe maaf-maaf, kenapa kamu memesan banyak makanan?" Tanyaku bingung.

"Ini hari ulang tahunku jadi aku mentraktir kamu."

"Astaga, hari ini ulang tahunmu? Selamat ulang tahun! Maaf aku terlupa kalau ini ulang tahunmu!"

"Haish tidak apa, santai saja. Makanlah!" Ucap Sarah memberikanku sendok dan garpu.

"Terimakasih!!" Ucapku senang dan memakan makanan di depanku.

"Oh ya, nanti akan ada pesta ulang tahunku. Kamu datang ya..." Ucap Sarah serius.

"Aku? Mmm tapi kan..." gumamku pelan.

"Kamu ada di asrama kan? Jadi ikutlah, kamu sahabat terbaikku loh!" Ucap Sarah terlihat memohon.

"Tapi kan..." Ucapku menatap kalender di ponselku.

"Aku mohon padamu!" Ucap Sarah menatapku sedih.

"Hmmm baiklah...." desahku mengalah.

"Terimakasih Fifiyan!!" Ucap Sarah senang sedangkan aku hanya terdiam tersenyum pelan.

Hari ini adalah hari penderitaanku disetiap bulannya, Disetiap bulan purnama berada di tengah bumi leherku terasa sangat sakit yang diakibatkan oleh tanda di leherku sehingga setiap tanggal 15 disetiap bulannya aku selalu menahan sakit. Semoga aku bisa menahan rasa sakit itu di pesta ulang tahunnya Sarah nanti malam, hanya itu harapanku.

"Fifiyan, padahal kamu sangat cantik loh! Kenapa kamu benar-benar tidak tergoda pria sama sekali?" Tanya Sarah menatapku serius.

"Entahlah, aku... tidak tahu..." gumamku pelan dan kembali melahap makananku.

Tanda merah ini selain membuatku menderita tetapi juga membuatku tidak tertarik pria lain dan dipikiranku hanya pria kecil yang memberiku tanda itu saja yang aku ingat. Awalnya aku kira memang pria lain yang menyukaiku itu bukan typeku tapi ternyata aku tidak ada rasa apapun dengan pria lain karena tanda dileherku ini, saat di pertemuan mafia saat itu banyak yang berkata kalau tanda merah ini adalah tanda ikatan yang diberikan oleh seseorang yang menandakan kalau aku miliknya bahkan tanda itu tidak akan hilang walaupun didunia nanti ada inkarnasi yang membuatku terkejut sampai sekarang ini.

Walaupun keluarga besarku tewas tapi mafianya tetap ada dan kini aku yang memegang kendali atas seluruh masalah mafia bahkan teman sekolahkupun tidak ada yang tahu kalau aku merupakan ketua mafia terkejam yang pernah ada.

"Fifiyan!!" Ucap seorang pria dibelakangku, aku menoleh kebelakang dan melihat Han berjalan kearahku.

"Eeehh kak Han..." Ucap Sarah menatap Han dengan wajah senangnya, wajar saja Sarah seperti itu mengingat banyak yang menyukai Han karena ketampanannya tetapi banyak orang yang tidak tahu kalau Han adalah wakil mafiaku yang terkenal kejam dan licik.

"Waah kalian sedang makan besar ya?" Ucap Wan terduduk disebelahku.

"Ehh mmm iya, aku mentraktir Fifiyan."

"Mentraktir? Tumben, apa ada acara?"

"Ini hari ulang tahunnya..." gumamku meletakkan sendok dan garpuku keatas piring dan memberikannya kepada Han.

"Benarkah? Selamat ulang tahun ya Sarah..." Ucap Han melahap makananku dan Sarah terlihat senang sampai tidak bisa berkata apapun.

"Ada apa kak Han berada disini?" Tanyaku pelan, Han memberiku sebuah kertas dan aku membacanya.

"Haish... aku ada agenda lain.." ucapku memberi kode kepada Han.

"Ohh ada pesta ulang tahun ya?"

"Ya benar, dia harus datang ke pesta ulang tahunku!" Ucap Sarah serius.

"Tapi kan... Haish ya sudah sebelumnya saja aku akan menjemputmu Fifiyan!" Ucap Han dingin.

"Yayaya terserah kak Han saja..." gumamku pelan.

"Ehhh mmm kalau boleh tahu... hubungan kalian apa?" Tanya Sarah menatap kami berdua serius.

"Dia orang terpenting didalam hidupku..." ucap Han mengacak rambutku.

"Apa kalian pacaran?"

"Hahahaha! Tidak! aku tidak akan mau berpacaran dengan wanita terkejam dan menguasai..." Tawa Han kencang yang membuatku langsung menginjak kaki Han yang membuatnya terdiam menahan sakit.

"Menguasai apa?" Ucap Sarah bingung.

"Haish tidak usah dibahas, emang kak Han agak... aneh..." ucapku dingin.

"Hei serius loh!" Ucap Sarah serius, aku menatap Han kesal dan Han tersenyum dingin.

"Hehehe tidak ada, maksudnya menguasai hati laki-laki. Banyak kan laki-laki yang ingin menjadi pasangan Fifiyan yaah walaupun Fifiyannya menolak sih."

"Oh ya benar juga, kak Han buatlah Fifiyan memiliki pasangan!"

"Aduh kalau itu agak rumit, biarkan dia memilih sendiri..." gumam Han dingin dan melahap makananku hingga habis sedangkan aku hanya terdiam dan Sarah memainkan ponselnya.

"Fifiyan, kalau berangkat ke pestaku hati-hati ya..." gumam Sarah serius.

"Ada apa?" Tanyaku bingung.

"Di berita ada beberapa kelompok mafia yang berkeliaran bahkan polisi pun berjaga-jaga di sepanjang jalan, kamu hati-hati ya!"

"Tenang saja, nanti dia akan datang bersamaku tapi mungkin sedikit terlambat, tidak apa-apa kan?" Ucap Han sedikit manja.

"Eehh mmm b-baiklah... t-tidak apa-apa..." ucap Sarah terbata-bata sedangkan aku hanya menghela nafas dan menggelengkan kepalaku pelan.

"Ada apa Valentina?" Ucap Han pelan. Valentina adalah nama di dunia mafia sedangkan Fifiyan adalah nama yang aku gunakan untuk sehari-hari.

"Valentina? Siapa Valentina?" Tanya Sarah bingung.

"Haish! KAAAKK HAAANNN!!!" Protesku kesal yang membuat Han terkejut.

"Eehh mmm V-Valentina kan namanya juga, yaahh kadang aku memanggilnya Fifiyan tapi kadang juga Valentina... jadi jangan terkejut kalau aku sering memanggilnya Valentina."

"Oh namanya itu ya? Aku baru tahu..."

"Astaga, dia kan sahabatmu seharunya kamu tahu nama panjangnya..." gumam Han mengalihkan pembicaraan sedangkan aku hanya terdiam tidak memperdulikannya. Han memang selalu keceplosan membahas masalah mafia jika di ruang umum jadi aku lebih sering memarahinya dan langsung memotong ucapan Han kalau dia membahas masalah mafia di ruang umum, walaupun begitu dia adalah wakil mafiaku yang sangat setia.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!