"Saya tidak akan pernah memaksa kamu untuk mencintai saya. Tapi yang harus kamu ketahui, cinta datang karena terbiasa bersama. Saya harap semoga kamu bisa merasakan cinta yang telah saya rasakan sejak tiga tahun yang lalu sampai saat ini Dik"
Satu kejadian yang tak pernah terduga yang saat ini sedang dialami oleh seorang gadis yang tidak percaya yang namanya cinta, gadis itu ialah Green Abreena.
Suatu hari, Abreena dinikahkan dengan seorang ustadz yang sama sekali tidak pernah ia kenal sebelumnya. Sebuah pernikahan yang terpaksa tanpa adanya cinta yang tak bisa dihindari oleh seorang gadis cantik.
Apakah kehidupan pernikahan yang dijalani oleh Abreena dan seorang Ustadz akan berjalan dengan mulus tanpa adanya ujian dipernikahan mereka?
Dan bagaimana cara mereka melalui ujian yang datang menerpa rumah tangga mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MamaRizky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31. Meminta Klarifikasi
Kbali kerumah Dayyan.
Setelah selesai menelpon Dion, kini Dayyan mulai mengatur nafasnya. Breena yang melihat tingkah Dayyan langsung mengangsurkan minuman ke suaminya.
"Minum dulu Mas biar tenang. Kamu kenapa sih marah marah gitu sama Mas Dion?" tanya Breena yang kebingungan melihat Dayyan. Tadi aja terlihat panik tapi sekarang malah marah marah.
"Istifar Mas. Biar lebih tenang lagi" lanjut Breena.
"Astafirullah. Astafirullah. Maaf sayang" ucap Dayyan.
Belum juga reda amarah Dayyan, justru berita selanjutnya malah semakin membuat Dayyan emosi. Karena berita itu tentang Brian Anderson yang membawa bawa nama Breena dan juga foto Breena.
Dayyan langsung menatap kearah Breena dengan tatapam yang sulit untuk diartikan.
Begitu pun dengan Breena. Ia juga terkejut kenapa namanya juga terseret dalam berita itu.
Breena menatap takut kearah Dayyan. Ia takut Dayyan akan salah paham.
"M-mas" panggil Breena ragu.
"Bisa kamu jelaskan sayang?" tanya Dayyan dengan aura dinginnya.
Breena yang baru pertama kali mendapati Dayyan bersikap dingin kepadanya pun matanya mulai berkaca kaca. Ia berusaha tak menangis dihadapan Dayyan.
"Sayang" panggil Dayyan. Namun Breena masih saja diam dan menundukkan wajahnya.
"Abreena" panggil Dayyan lagi kali ini dengan suara tegasnya.
"Mas tau kan kalau Breena pernah dikhianati kekasih dan sahabat Breena?" tanya Breena menatap Dayyan sedih.
"Hmmm" jawab Dayyan singkat.
"Di - Dia orangnya Mas. Brian Anderson. Pria yang ada diberita itu yang sudah buat Breena trauma dengan yang namanya hubungan yang serius Mas. Dia selingkuh dengan sahabat kecil Breena" jelas Breena yang kini dipipinya sudah mengalir air matanya.
"Breena yang awalnya ingin memberikan kejutan karena Brian ulang tahun dengan datang ke apartemen nya. Tetapi malah Breena yang justru mendapatkan kejutan itu. Breena memergoki mereka berdua sedang bercinta didalam kamar Brian" ucap Breena sambil memukul dadanya yang kembali sesak setiap kali mengingat kejadian itu.
Dayyan yang melihat istrinya menangis sampai memukul dadanya pun langsung menghampiri Breena dan membawa Brerna kedalam pelukannya.
"Apa salah Breena pada mereka Mas? Kalau memang dia sudah tidak mencintai Breena, dia bisa bilang langsung ke Breena. Bukan malah berselingkuh dengan sahabat Breena"
"Sayang maafkan Mas. Jangan nangis sayang. Mas mohon" pinta Dayyan.
"Breena tidak tau apa apa tentang berita itu Mas. Breena uda nggak berhubungan lagi dengan mereka. Tapi kenapa nama Breena juga ikut terseret Mas?"
"Kamu tenang dulu sayang nanti biar Mas yang mengurus berita itu iya" ucap Dayyan sambil mengelus kepala Breena didalam pelukannya.
"Kita kekamar iya. Kamu harus istirahat. Dan jangan pikirkan soal berita itu lagi sayang" ucap Dayyan kemudian ia menggendong Breena menuju kekamarnya dilantai dua.
...----------------...
Di kediaman keluarga Papa Doni.
Dirumah mewah itu hanya ada Mama Ratih yang sedang duduk santai diruang keluarga.ia menyalakan televisi karena merasa bosan membaca majalah fashion.
Namun pergerakan jarinya berhenti memencet tombol yang ada diremot itu. Ketika ia melihat berita tentang kepulangan Brian Anderson. Seketika amarah menguasai hatinya. Mama Ratih tak terima jika anaknya harus terseret dalam beriya keluarga itu lagi.
Apa belum cukup dulu mereka menyakiti hati anaknya. Kenapa sekarang justru membawa bawa hubungan anaknya yang gagal dengan anak bungsu keluarga itu.
Mama Ratih langsung menelpon suaminya. Namun teleponnya tak dijawab oleh sang suami. Tak hilang akal, Mama Ratih langsung menghubungi asissten suaminya.
"Hallo Nyonya" jawab asissten Papa Doni yang bernama Damian.
"Damian dimana suami saya?" tanya Mama Ratih dengan nada tegas.
Damian yang mendengar suara tegas dari Mama Ratih pun seketika terdiam. Karena tak biasanya istri atasannya itu berbicara dengan nada tegas. Mama Ratih terkenal dengan kelembutannya dan keramahannya.
"Ini pasti ada sesuatu yanh terjadi, makanya Bu Boss ngomongnya seperti ini" batinnya.
"Tuan sednag melakukan operasi Nyonya. Ada pasien Tuan yang tadi tiba tiba saja kritis Nyonya" jawab Damian hati hati takut salah.
"Baiklah. Kalau sudah selesai tolong segera hubungi saya" perintah Mama Ratih kemudian menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Damian.
Kemudian Mama Ratih kembali menghubungi seseorang. Kali ini dia menghubungi Dayyan karena ingin tau bagaimana keadaan anaknya. Namun hal yang serupa didapatinya ketika ia menghubungi suaminya tadi. Dayyan tak mengangkat panggilannya.
Jalan terakhirnya adalah dia harus menghubungi Breena langsung. Dipanggilan pertama ia tak mendapati jawaban. Namun dipanggilan kedua, baru deringan pertama ia sudah mendengar suara Dayyan.
Hallo. Assalamualaikum Mah" sapa Dayyan.
"Wa'alaikum salam. Dayyan kamu sedang bersama Breena?"
"Iya Mah. Maaf baru Dayyan angkat. Tadi Dayyan sedang menenangkan Breena mah"
"Bagaimana keadaan Breena Dayyan? Tanya Mama Ratih khawatir.
"Breena nangis terus Mah. Breena tidak terima kalau namanya harus terseret oleh berita itu Mah"
"Tolong kamu hibur Breena iya Dayyan. Mama akan menghubungi Papa lagi untuk meminta solusi tentang berita itu" pesan Mama Ratih.
"Iya Mah. Dayyan pun juga akan menghubungi pihak mereka Mah. Dayyan mau meminta mereka mengklarifikasi tentang yang sebenarnya terjadi dulu Mah. Kasian Breena kalau harus kena bully. Pasti mentalnya Breena akan down" ucap Dayyan tegas.
"Iya uda nanti kita bicarakan lagi setelah Papa pulang iya. Mama sama Papa akan kerumah kamu nanti. Assalamualaikum"
"Wa'alaikum salam Mah. Dayyan tunggu iya Mah" ucap Dayyan yang langsung mematikan teleponnya.
Kemudian Dayyan menatap kearah istrinya yang sedang tertidur setelah ditenangkan oleh Dayyan tadi.
"Mas keruang kerja dulu iya sayang" pamit Dayyan sambil mencium kening istrinya.
Diruang kerjanya Dayyan langsung mengambil ponselnyadan menghubungi asissten Tuan Martin.
Tuutt
Tuutt
Tuutt
"Hallo" sapa Gabriel.
"Hallo Pak Gabriel. Saya Dayyan CEO Pratama.Corp . Saya ingin membuat janji temu besok pagi jam 09:00 WIB didekat restauran AD Grup dengan Tuan Martin Anderson dan anaknya Tuan Brian Anderson. Apakah bisa?" tanya Dayyan to the point.
"Saya akan melihat jadwal Tuan Martin dulu Tuan Dayyan. Dan saya akan bertanya lebih dulu dengan Tuan Martin. Karena mereka baru saja pulang dari Jerman dan belum masuk kekantor" ucap Gabriel sopan.
"Baiklah dan tolong sampaikan pada mereka, ini ada hubungannya langsung dengan Aurellia Abreena" ucap Dayyan tegas.
Dayyan tau kalau asissten Tuan Martin menolak permintaannya secara halus. Namun Dayyan tak kehilangan akal, dia membawa nama Breena agar mereka mau menemuinya besok.
"Baik Tuan nanti akan saya sampaikan"
"Terima kasih" ucap Dayyan kemudian memutuskan panggilannya.
Setelah selesai menelpon asissten Tuan Martin, ponsel Dayyan kembali berdering. Ternyata mertuanya yang menelponnya.
"Assalamualaikum Papa" jawab Dayyan.
"Wa'alaikum salam. Bagaimana Breena Dayyan? Apa dia kembali mengingat leleki itu lagi?" tanya Papa Doni khawatir.
"Iya Pah, Breena sedari tadi menangis terus"
Huuuffttt
"Papa sudah menduganya. Baiklah Papa akan urus masalah ini. Nanti Papa akan berkunjung kemansion Anderson untuk membahas hal ini. Kamu tolong jagain Breena iya Dayyan. Jangan tinggalkan dia sendirian. Papa takut dia akan melakukan hal yang tidak tidak seperti dulu" pesan Papa Doni.
Dayyan yang mendapati pesan itu dari Papa mertuanya, tanpa salam ia mematikan panggilan dari Papa Doni. Ia berlari menuju kekamarnha. Sampai dikamar ia merasa lega karena Breena masih tertidur. Dayyan jadi khawatir kalau meninggalkan Breena sendoriam tanpa pengawasannya. Dayyan pun akhirnya memilih bergabung bersama Breena menuju kealam mimpi.
...----------------...
Sementara itu Papa Doni yang sudah keluar dari ruang operasi berjalan menuju keruangan pribadinya.
Belum juga ia duduk tetapi asissten pribadinya sudah membarikan Ipad yang ada ditangannya kepada Papa Doni, yang menampilkan berita tranding topic hari ini.
Ia pun segera menelpon menantunya. Dan meminta menantunya untuk menjaga Breena. Dan jangan meninggalkan Breena sendirian. Ia takut kejadian dulu terulang kembali.
Setelah menelpon menantunya, Papa Doni. Menelpon Mama Ratih dan meminta Mama Ratih untuk bersiap. Karena Papa Doni akan mengajak Mama Ratih pergi kemansion Anderson.
"Damian kosongkan jadwal saya setelah ini. Karena saya ada urusan yang jauh lebih penting sekarang" perintah Paap Doni. Kemudian ia membuka jas putih kebanggaannya.
"Baik Tuan" jawab Damian.
Setelah mendapatkam jawaban dari Damian. Papa Doni menuju parkiran dengan tergesa gesa. Banyak pasang mata yang melihat kearah Papa Doni. Namun tak dihiraukan olehnya.
Dan disinilah Papa Doni dan Mama Ratih sekarang, dimansion mewah keluarga Anderson.
Belum ada yang mau memeulai perbincangan. Semua orang memilih diam. Karena aura yang ada saat ini bukan aura yang bagus, tetapi aura intimidasi dan ketegangan.
Papa Doni menatap semua anggota keluarga Amderson dengan tatapan intimidasinya. Sedangkan keluarga Anderson menatap dua orang tamunya dengan tatapan ketegangan.
"Saya tidak mau tau, apa pun yang terjadi nantinya. Saya mau kalian mengklarifikasi semua kebenaran hubungan antara anak saya dengan anak kalian. Sudah cukup anak saya memderita selama ini karena ulah dari anak kalian. Dan sekarang setelah anak saya bahagia dengan suaminya. Ia harus terseret dengan berita tak bermutu itu. Akui semua kesalahanmu, bersihkan nama anak saya. Jangan hanya diam setelah menyakiti anak saya. Saya tunggu 2 x 24 jam. Kalau kalian tidak mau mengklarifikasinya, maka dengan berat hati saya akan mencabut semua saham saya dirumah sakit juga diperusahaan kalian. Dan saya juga akan mengambil kembali Dokter Dokter saya dirumah sakit kalian" ancam papa Doni tak main main.
"Ayo kita pulang Mah. Kita masih harus memastikan kondisi Breena baik baik saja saat ini" ajak Papa Doni yang sudah berdiri dan berjalan keluar dari mansion keluarga Anderson tanpa pamit pada sang Tuan rumah.
Seperginya Papa Doni, Mama Ratih masih duduk dihadapan keluarga Anderson. Ia menatap satu persatu sahabatnya dulu dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Sepertinya sudah cukup kami bersabar selama ini dengan asumsi asumsi diluaran sana yang menjelekan anak kami, karena gagal bertunangan dengan anak kalian. Tapi kesabaran kami kali ini sepertinya sudah setipis kulit bawang merah. Kalau kalian tidak ingin menfklarifikasi sesuai dengan permintaan suami saya. Maka jangan salahkan saya kalau saya sendirilah yang akan mengungkapkan semuanya dihadapan para wartawan. Permisi" ucap Mama Ratih dengan suara tegasnya. Bentuk perlindungan seorang Ibu yang tidak ingin anaknya terus terusan tersakiti oleh orang yang sama.
Kemudian Mama Ratih pun menyusul suaminya yang sudah berada didalam mobil menunggu kedatangannya. Setelah Mama Ratih sudah duduk manis didalam mobil, supir Papa Doni pun langsung melajukan mobilnya meninggalkan perkarangan luas mansion mewah keluarga Anderson.
maaf 🙏 Thor aku kritik tulisanmu banyak salah, nulisnya ngantuk ta gmn thor