NovelToon NovelToon
Airin & Assandi

Airin & Assandi

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: DewiNurma28

Airin dan Assandi adalah pasangan suami istri yang saling dijodohkan oleh kedua orang tuanya dari kecil. Namun Assandi sangat tidak suka dengan perjodohan ini. Dia merasa ini adalah paksaan untuk hidupnya, bahkan bisa bersikap dingin dan Kasar kepada Airin. Namun Airin tetap sabar dan setia mendampingi Assandi karena dia sudah berjanji kepada orang tuanya untuk menjaga keutuhan rumah tangga mereka. Akankah Airin sanggup bertahan selamanya? Ataukah Assandi akan luluh bersama Airin? Atau malah rumah tangga mereka akan retak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DewiNurma28, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebenaran

Assandi sore ini menuju rumah kakeknya. Entah apa yang akan diumumkan kakeknya. Karena mendadak memberitahu.

Dia memarkirkan motornya di halaman rumah kakeknya. Disana sudah banyak mobil yang terparkir rapi. Begitu juga dengan mobil orang tuanya.

Assandi mengeryit bingung, dia berjalan memasuki rumah.

Saat sudah di dalam dia dikejutkan dengan banyaknya orang yang sudah berkumpul.

Semua mata tertuju kepadanya. Begitu juga wajah orang tuanya yang terlihat tidak nyaman.

"Nah, akhirnya muncul juga tuh anak." Ujar Leo.

"Kamu duduk sini." Sambung Leo.

Assandi berjalan ke sofa dekat dengan kakeknya. Disana dia terkejut melihat ada Nando yang tersenyum ramah kepadanya.

"Loh, kamu kok disini juga?" Tanya Assandi penasaran.

Nando masih tersenyum, "Iya, aku juga mendapat panggilan dari kakek."

"Assandi, kamu belum tau? Jika Nando ini anak semata wayang tante kamu?" Tanya Leo.

Assandi menggeleng, "Belum kek, tunggu, maksudnya dia anak tante Ratih dan om Haikal?"

Leo mengangguk, "Benar sekali."

"Kok aku baru tau sekarang? Waktu dulu kemana memangnya dia?"

Ratih memajukan duduknya, dia tersenyum menatap Assandi.

"Nando lama tinggal di London, dia dari kecil sekolah disana. Saat kami balik kesini, dia tidak pernah mau ikut. Karena tidak ingin meninggalkan sekolahnya." Jelas Ratih.

"Makanya dia bisa sepintar itu karena giat belajar. Bukan seperti kamu belajar kalau ada maunya." Ejek Leo.

Assandi mendengus kesal kakeknya itu malah menjatuhkannya di hadapan banyak orang.

"Pa, dia dapat peringkat pertama loh saat ujian prestasi kemarin." Sahut Rosalina.

Leo tertawa pelan, "Hahaha, benarkah? Syukurlah kalau begitu, jadi nggak sia-sia aku akan memberikan lima puluh persen perusahaanku kepadanya."

Rosalina dan Fandi melotot mendengarnya. Sebab yang mereka inginkan adalah mewarisi perusahaan seratus persen.

"Pa, hanya lima puluh persen?" Tanya Rosalina.

"Kenapa memangnya? Untung-untungan dia masih aku beri separuh warisanku." Jelas Leo.

Rosalina mendengus kesal, "Tapi pa-..."

Fandi menahan Rosalina agar tidak membuat Leo marah dan membatalkan warisannya.

"Apa sih pa, aku mau ngomong sama papa kamu ini."

"Ma, sudahlah, gitu-gitu dia masih mendapatkan warisannya."

"Tapi pa..."

Leo berdiri menuju ruang kerjanya yang berdekatan dengan ruang tamu.

Dia keluar dengan membawa beberapa dokumen ditangannya.

"Ini buat kamu dan buat kamu Nando." Leo mengulurkan berkas itu kepada kedua cucunya.

"Apa ini kek?" Tanya Nando dan Assandi bersamaan.

"Buka saja." Perintah Leo.

Assandi membuka map hitam yang berisi beberapa lembar sertifikat penting. Begitu juga Nando yang mendapatkan dokumen sama seperti Assandi.

Hanya saja Assandi mendapat perusahaan kakeknya yang ada di Jerman. Sedangkan Nando mendapatkan perusahaan kakeknya di negeranya ini.

"Perusahaan Jerman?" Gumam Assandi.

"Iya, kamu besok segera bersiap karena akan kakek antar untuk kesana."

"Oh iya, sama disana ada tiga hotel yang kakek kelola. Ketiganya itu akan menjadi milikmu." Sambung Leo.

"Tapi kek..."

Rosalina menyikut pinggang Assandi, "Awwkkhh, ma sakit."

Rosalina memberi isyarat kepada putranya agar menerima semuanya.

Assandi menghela napas pelan, "Baiklah kalau begitu akan Assandi terima."

"Baik, karena kalian disini sebenarnya kakek panggil untuk pembagian perusahaan. Jadi, karena sudah selesai. Boleh kalian kembali pulang." Ujar Leo.

Mereka semua berdiri berpamitan dengan Leo. Tetapi Assandi memiliki pertanyaan lebih kepada Nando.

Dia mengisyaratkan Nando untuk menemuinya di halaman samping.

Nando mengangguk mengerti dan berjalan mengikut Assandi dari belakang.

Mereka berdua kini berdiri di tengah taman untuk mengobrolkan sesuatu.

"Sejak kapan kamu menjadi anak tante Ratih?" Tanya Assandi yang masih penasaran.

"Karena setauku, tante Ratih tidak mempunyai anak." Sambung Assandi.

Nando menunduk, "Aku sebenarnya bukan putra kandungnya." Ungkapnya.

Assandi melotot tidak percaya, "Hah, maksudnya?"

"Aku anak dari panti asuhan yang diambil Mama Ratih."

"Tunggu, jangan bilang kamu juga se panti dengan Airin?"

Nando mengangguk pelan, dia menatap langit yang begitu cerah.

"Makanya kamu sangat akrab dengan dia." Lanjut Assandi.

Nando menoleh menatap Assandi, "Aku dulu sangat menyukai Airin, selalu melindunginya. Makanya ada rasa cinta yang tumbuh dalam diriku."

Perasaan Assandi seperti terbakar cemburu mendengar ucapan dari Nando. Namun dia tahan agar laki-laki disampingnya itu tidak curiga.

"Tapi entah, dia juga memiliki perasaan yang sama atau tidak. Hingga aku dibawa pergi oleh Mama Ratih dan Papa Haikal. Tanpa berpamitan dengannya dulu." Sambung Nando.

"Bagaimana kamu tau jika Airin sekarang ada disini?"

"Karena yang menyarankan kakek untuk menikahkan Airin denganmu adalah aku." Jujur Nando.

Assandi mengepalkan tangannya, "Jadi kamu yang membawanya kepadaku? Akhirnya aku menikah paksa dengannya?"

Nando menatap wajah Assandi penuh penyesalan. Dia mengetahui semua perilaku Assandi kepada Airin.

"Karena aku tidak ingin membiarkan dia menderita di panti asuhan selamanya. Aku ingin dia juga mendapatkan keluarga yang utuh seperti aku."

"Tapi setelah mendapatkannya, ternyata kamu malah menyia-nyiakannya dan menyakitinya!!" Bentak Nando.

Assandi terkejut melihat wajah Nando yang sudah berubah merah menahan amarah.

"Kamu tau tidak? Airin itu sangat mencintaimu, bahkan saat kamu menyakitinya. Dia menerimanya dengan tulus, tidak pernah merasa balas dendam kepadamu dan keluargamu!!" Jelas Nando.

Assandi menunduk mengusap wajahnya. Dia tahu jika dia memang salah. Tapi itu dulu, sekadang dia sudah berdamai dengan hatinya dan bisa menerima Airin lagi.

"Aku paham San, kamu memang mempunyai cinta pertama. Sama seperti aku, cinta pertamaku adalah Airin. Tapi setelah mendengar ceritanya jika dia sangat mencintaimu. Aku menyerah, aku akan mundur dan mendukung cintanya kepadamu." Sambung Nando lagi.

Mata Assandi sudah berkaca-kaca. Dia tidak tahu harus berbicara apa.

Sebab dirinya sebenarnya juga mengetahui jika Airin sangat tulus mencintainya.

Hanya saja dia yang bodoh dibutakan oleh cinta Rosy yang palsu selama bertahun-tahun.

"Jika kamu memang mencintainya, kejarlah dia. Jangan sampai dirimu menyesal selamanya." Ujar Nando yang kemudian pergi meninggalkan Assandi.

Dia ingin membuat Assandi sadar, jika cinta yang selama ini dia pertahankan sudah musnah. Karena Rosy sudah tidak mencintainya lagi.

Nando sudah tahu semuanya, saat Assandi memukuli Mario dirinya juga sedang di cafe itu.

Dia bersama dengan Revita sedang menikmati makan malam disana.

Tetapi mereka mendengar keributan dan melihat dari jauh. Setelah tahu itu Assandi, dirinya membiarkannya menonton sampai mana akan selesai cintanya Assandi itu kepada Rosy.

"Benar yang dikatakan oleh Nando, aku harus menemui dia. Tapi..." Ucap Assandi tertahan.

Dia mengacak rambutnya bingung, "Tapi bagaimana aku harus kesana? Besok sudah berangkat ke Jerman."

Tangannya mengusap wajahnya gusar, "Setelah dari Jerman aku akan terbang ke Paris menemuinya."

Assandi berbalik badan meninggalkan taman. Dia ingin menemui kakeknya untuk menanyakan sesuatu.

Assandi melihat kakeknya sedang duduk santai di sofa ruang tamu.

Dia berjalan mendekatinya, "Kakek."

Leo menoleh menatap Assandi yang sudah duduk di sampingnya.

"Kenapa?"

"Berapa hari kita besok ke Jerman?"

Leo mencoba mengingat memo keberangkatannya.

"Sekitar semingguan kita akan disana."

"Hah, seminggu kek?"

Leo mengangguk, "Iya, kenapa? Karena sekolah? Kakek sudah bicara dengan kepala sekolahmu. Dan dia mengizinkanmu."

Assandi menggeleng cepat, "Bukan karena sekolah kek."

"Lalu?"

Leo mengangkat satu alisnya. Dia mengamati wajah cucunya yang terlihat panik.

"Ada apa sih?" Sambung Leo.

"Em, setelah dari Jerman aku berencana akan langsung terbang ke Paris. Menyusul Airin." Jelas Assandi.

Leo tersenyum senang, karena cucunya ini semakin hari peduli dengan Airin.

"Kamu merindukannya?"

"iissshhh, kakek."

"Jujur saja."

"Sudahlah, aku mau pulang dulu. Yang pasti satu minggu ya kek jangan nambah hari lagi."

Leo mengangguk paham, dia tersenyum senang melihat cucunya itu terlihat mengkhawatirkan Airin.

Assandi pergi meninggalkan rumah Leo dengan mengendarai motornya.

Leo melihat kepergian cucunya itu dari jauh. Dia ingin menyatukan kembali dua pasangan pengantin itu.

"Nanti kamu juga akan tau dimana dia." Ucap Leo.

1
DewiNurma28
siappp kak, terima kasih supportnya 🥰
DewiNurma28
Coba di Refresh kak.
xiao xiao bai
sumpah thorr aku baca dari awal sampai saat ini nyesek pokoknya lanjut lagi thorr dan tetap semangat update nya
DewiNurma28: Authornya juga nyesek pas ngetik 😭

terima kasih supportnya kak, ditunggu bab selanjutnya ya 🥰😍
total 1 replies
Marifatul Marifatul
😭😭😭
risa Muawenah
lanjut thorr
DewiNurma28: siapp, ditunggu updatenya ya.

Terima kasih sudah menyukai karyaku 😍🥰
total 1 replies
DewiNurma28
Karya yang sangat luar biasa.
Kisah cinta yang cuek tetapi sebenarnya dia sangat perhatian.
Alurnya juga mudah dipahami, semua kata dan kalimat di cerita ini ringan untuk dibaca.
Keren pokoknya.

The Best 👍
Elain
Terima kasih penulis, masterpiece!
DewiNurma28: Terima kasih kak 🙏 ditunggu part selanjutnya ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!