Just A Momen _Istri Tangguh

Sebuah kapal barang sedang bersiap untuk berangkat menuju tujuan, yang mereka kira akan mengantar kan mereka pada harapan yang indah. Nyata nya, organisasi Ayank sudah lebih dulu mengendus informasi tersebut. Dan di kapal inilah mereka berada, mengepung lalu melakukan penyerangan.

Baku tembak terjadi di geladak kapal, Arkhan terlihat gusar saat pengiriman barang yang dia pimpin langsung lagi-lagi mengalami kendala. Pria itu sungguh sangat kesal, dengan segala kemarahan yang memuncak, Arkhan mencari ketua dari klan yang memiliki nama paling tidak meyakinkan untuk menjadi kelompok Mafia yang harus di takuti.

"Cuteness? apa-apaan! sungguh pelecehan terhadap semua klan Mafia yang ada di muka bumi ini. Awas saja jika aku bertemu dengan mu, ku habisi kau dengan suka cita." Gerutu Arkhan sepanjang lorong menuju ujung tangga.

Pria itu bersiap dengan sebutan pistol di tangan kanan nya. Sedang kan di sudut lain kapal tersebut, Ayank sedang berusaha meretas sebuah data rahasia. Nama-nama orang yang terlibat dalam konspirasi pengiriman senjata api juga narkotika tersebut.

Dan ya, lagi-lagi wanita berhasil. Ayank mencabut sambungan kabel fiber optik setelah berhasil mentransmisikan semua data dari perangkat milik Arkhan. Wanita itu tersenyum puas, sudut bibir nya terangkat sempurna kala melihat hasil kerja nya.

"Tak rugi aku memberikan ciuman pertama ku pada mu Arkhano Gerardo, kini aku sudah mendapatkan bayaran yang setimpal." Gumam Ayank menyimpan tablet nya kembali ke dalam sebuah tas hitam, lalu di masukkan ke dalam tas punggung kecil nya.

Saat keluar dari ruang penyimpanan, Ayank di hadang oleh 4 orang pria kekar. Masing-masing menodongkan senjata ke arah nya membuat wanita itu tersenyum mengejek.

"Cih! menghadapi satu wanita saja kalian sampai harus beramai-ramai menodongkan senjata pada ku. Apa kalian tidak malu pada tatto yang terlihat lebih sangar dari pada wajah banci kalian?" ejek Ayank mulai memprovokasi. Anak buah nya tengah sibuk berpesta dengan letupan suara pistol di sisi lain kapal. Menghadapi empat orang dengan senjata yang mengarah tepat ke kepala nya? jelas Ayank akan kalah. Namun jika dengan tangan kosong, bisa di katakan yang sedang dia hadapi hanyalah remahan ikan teri sambel terasi.

Ayank harus memutar otak untuk bisa membuat ke empat pria tersebut menghadapi nya dengan tangan kosong. Adu otot? Ayank ahli nya.

"Cih! kami tak takut pada mu nona, meski konon kabar nya kau wanita paling susah di binasa kan." Ujar si pria meludah ke arah Ayank. Ayank hanya tersenyum simpul, lalu mulai mengambil ancang-ancang tanpa menunggu lawan bersiap. Begitu lah cara Ayank menghadapi lawan dalam jumlah banyak, setelah berhasil memprovokasi. Dia akan langsung menyerang setelah mempelajari celah keberhasilan yang sudah dia perhitungan sepersekian detik, meski hanya dengan melihat.

Bug bug bug

Brakk!

Tendangan Ayank yang tiba-tiba, berhasil membuat tiga orang sekaligus terpental mengenai beberapa barang yang ada di dalam sana.

"Dasar wanita ja la ng sialan!" seru si pria yang masih tersisa dengan tenaga full power. Berusaha memberikan serangan dengan beberapa kali pukulan kaki dan tangan, Ayank berhasil memojokkan di pria hingga ke sudut jendela bulat kapal tersebut.

Dengan mengunci pergerakan lawan, Ayank tak membiarkan kulit mulus nya lecet begitu saja.

"Harus nya kau jangan terlalu sering merokok bung, lihat alur nafas mu sudah seperti nenek buyut ku ketika berjalan lebih dari lima langkah." Ujar Ayank dengan nada mengejek. Lalu krek, dengan mudah Ayank memutar kepala si pria yang sudah terkunci pergelangan tangan nya.

Ketiga rekan nya menatap ngeri lalu saling melempar pandangan. Entah berpikir siapa yang lebih dulu untuk menyerang. Ayank membunyikan kedua jari nya, seolah memancing lawan nya agar merasa di remehkan. Dia harus segera membawa anggota nya keluar dari sana, seperti biasa, Ayank dan anak buahnya sudah memasang alat peledak di setiap sudut kapal tersebut.

Dan kini dia terjebak di area paling bawah kapal itu, jelas akan menyulitkan nya untuk keluar dengan cepat Sedangkan anggota nya tak akan ada yang mau meninggalkan nya, jika tau dia masih terjebak di dalam sana.

"Ayo bung, mari kita selesai kan ini dengan cepat. Aku tak mau mati konyol di sini, terpanggang bersama para manusia bedebah seperti kalian." Ujar Ayank setelah sempat terhuyung akibat serangan serentak dari ketiga pria kekar itu. Mulut nya mengeluarkan darah tak sedikit, tendangan keras di dada nya cukup membuat organ dalam nya berjoget kaget di dalam tubuh nya.

"Cuihh! sudah di ujung maut saja kau masih sombong nona!" Bentak si pria botak meludah tepat mengenai ujung sepatu Ayank. Ayank melihat ujung sepatu nya yang belepotan ludah bercampur darah.

"Kau menjijikkan botak sialan!" Ayank kembali menyerang, setelah beberapa menit dua di antaranya sudah bisa di pastikan menyusul sang rekan pertama menuju keabadian. Tinggal satu lagi, yang untuk berdiri saja harus bertumpu pada dinding kapal.

"Apa kau masih punya tenaga? aku tak suka berkelahi dengan cara ibu-ibu kompleks. Saling menjambak dan merusak pakaian. Ini pakaian mahal, dan teman-teman mu sudah mengotori nya. Kau harus menyampaikan rasa kesal ku pada mereka..." Ayank kembali menyerang dengan sisa tenaganya, beberapa kali tendangan, si pria terkulai lemah dan mata nya mulai terpejam.

Ayank tersenyum lalu meludah ke arah pria tersebut.

"Sampaikan salam ku pada si botak sialan itu, andai di neraka ada laundry, aku ingin dia mencuci sepatu mahal ku ini lalu mengirim kembali dalam keadaan yang utuh. Untung-untung di neraka menyediakan layanan antar ekspress." Ujar Ayank berjongkok lalu memutar kepala si pria sebagai pamungkas perkelahian mereka.

Namun sadar waktu nya tak akan cukup untuk tiba di atas tanpa kendala. Ayank mengirimkan pesan darurat, yang akan di pahami oleh semua anggota nya tanpa bertanya.

Sepanjang jalan menuju ke atas, melewati lorong-lorong sempit dengan beberapa mayat bergelimpangan. Ayank terus berusaha membawa tubuh lelah nya. Namun saat akan menaiki tangga menuju pintu keluar, ujung selongsong menempel di kepala belakang nya. Meski menggunakan topi kupluk, kulit nya sangat sensitif terhadap sentuhan.

Wanita itu tersenyum manis, dia tau siapa yang tengah menodongkan senjata ke kepala nya.

"Akhirnya aku berkesempatan bertemu langsung dengan mu, nona Cuteness." Ucap seorang pria yang sangat Ayank kenali suara nya.

"Aku sangat senang bisa berkenalan langsung dengan mu, ah lebih tepat nya senjata ku akan sangat bahagia bisa mengirim mu ke neraka malam ini juga. Menghentikan aktivitas nakal yang kau lakukan untuk mengacaukan beberapa pengiriman ku beberapa kali. Berbaliklah secara perlahan, jangan membuat gerakan tiba-tiba. Atau senjata ku akan melubangi kepala mu." Ayank tersenyum samar. Lalu mulai berbalik secara perlahan, mengikuti instruksi yang Arkhan katakan.

Dia pun penasaran akan reaksi Arkhan saat mengetahui siapa diri nya.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Gak bosan-bosannya author mengingat kan untuk jangan lupa memberikan dukungan kalian.

Rate, like n subscribe ya 😚🥰

Kasih hadiah juga boleh banget, yang masih punya Vote mau dunk bagi buat Ayank 😘😘🤗🤗

Lope lope yang banyak buat kalian pembaca yang hebat 🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍🤍