Zafa tidak pernah menyangka, hidupnya yang mulai tertata harus direcoki oleh seorang gadis tengil yang tiba-tiba muncul dalam hidupnya.
"Jangan panggil aku, Star jika aku tidak bisa mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Makanan Kesukaan Zafa
Zafa menghampiri mamanya. Dia melihat mamanya sedang membaca buku catatan yang tadi di tulis oleh Star.
"Mah."
"Ada apa, Zaf?"
"Mama mengajarinya bahasa kita?" tanya Zafa. Meski sebenarnya dia tahu, tapi dia ingin mendapatkan jawaban dari ibunya.
"Ya, Mama mengajarinya. Dia sangat cerdas dan mudah paham. Lihat lah dia sudah bisa menulis dan tulisannya sangat rapi."
"Kenapa mama mengajarinya?"
"Mama ingin mengajaknya ke Indonesia. Mungkin mengenalkannya pada Dino juga tidak buruk. Dia dan kamu sama saja, tapi setidaknya Dino lebih bisa menghargai wanita.
"Mama tidak boleh mengajaknya dan mengenalkannya pada Dino," kata Zafa.
"Kenapa? Kau tidak menyukainya kan?"
"Semua butuh proses, Mah." Dian menatap putranya dengan lembut.
"Kau harus secepatnya menentukan pilihanmu. Wanita tidak suka digantung perasaannya, Zafa."
Zafa hanya diam mendengar nasehat ibunya. Meski apa yang mama Dian katakan ada benarnya, tapi Zafa tak ingin buru-buru dan salah langkah.
"Aku akan menghubungi Zafia dan Raiden dulu, Mah. Ada hal penting yang harus aku urus."
"Baiklah, yang terpenting ingat kata mama. Meski seorang wanita bisa terlihat sangat mencintai seorang pria dalam satu waktu. Akan tetapi jika pria yang dicintainya membuatnya kecewa, wanita bisa saja bersikap mengerikan."
"Ya, aku akan mengingatnya. Dia bahkan mengklaim jika aku adalah calon suaminya tadi."
"Hahaha ... Star memang gadis yang luar biasa."
Zafa akhirnya meninggalkan mamanya yang masih asyik menikmati suasana hari itu di taman. Sebentar lagi musim gugur akan berakhir. Cuaca mulai terasa dingin meski belum memasuki musim dingin.
Zafa menghubungi Zafia dan memintanya meretas data keluarga Montana. Zafa bukannya tidak bisa melakukannya sendiri, tapi dia tak ingin waktunya terbuang hanya untuk mencari tahu informasi keluarga Star tanpa memikirkan solusi yang baik untuk Star. Belum lagi Zafa harus menjaga Star dari orang-orang yang berniat mencelakainya.
Star membantu mama Dian menyiapkan makan siang. Star hanya membantu memotong sayuran dan mencucinya karena dia tak tahu, calon ibu mertuanya akan memasak apa. Yang Star tahu, mama Dian akan memasak menu makanan khas Indonesia.
"Apa ini menu kesukaan Zafa, Aunty?"
"Ya, Zafa sangat menyukainya. Sejak kecil dia sering sakit-sakitan. Dulu waktu dia masih bayi kami sering membawa Zafa berobat ke New York. Dulu kami mengira Zafa sakit parah. Dia sempat didiagnosis mengalami Fetal alcohol syndrom atau yang lebih dikenal dengan (FAS). Kami sekeluarga harus bolak balik Indonesia - Amerika untuk terapi dan pengobatan Zafa. Beruntungnya Zafa kami menunjukkan progress yang baik dan gangguan yang dia alami tak terlalu parah."
"Oh my God. Benarkah aunty?" tanya Star tak percaya.
"Ya, itu benar. Setelah Zafa dinyatakan benar-benar sembuh. Kami menjaganya dengan sungguh-sungguh. Dari pola makan, olahraganya, semuanya kami perhatikan."
"Jika begitu aku harus berterima kasih pada aunty karena berkat aunty aku bisa melihat Dosen tampanku yang sekarang," kata Star sembari memeluk mama Dian dan mengecup pipinya.
"Oh, kau manis sekali, Sayang."
Dian menyelesaikan masakannya. Star begitu takjub melihat menu buatan mama Dian.
"Ini apa, aunty?"
"Ini namanya nasi. Kau belum pernah melihatnya?"
"Aku pernah mendengar, tapi belum pernah tahu bentuknya," ujar Star tertawa canggung.
"Tidak masalah, sekarang kau di sini, kau bisa mencicipinya nanti."
"Lalu apa nama sayur yang di rendam air ini?"
"Ini namanya sup daging dan yang ini mananya kentang tumbuk goreng. Kami biasa menyebutnya Per_ke_del," ujar Dian menjelaskan dengan perlahan-lahan pada Star. Entah apa yang selama ini Star konsumsi sampai-sampai dia tidak mengetahui menu-menu ini.
"Panggilkan Zafa, Sayang. Ayo kita makan."
Star berjalan dengan riang dan mengetuk pintu kamar Zafa. Cukup lama Star mengetuk pintu. Namun, pintu tak kunjung terbuka. Star mencoba menekan gagang pintu dan pintu kamar Zafa terbuka.
"Bukan salahku masuk, aku sudah mengetuk tadi," gumam Star. Saat Star ada di dalam kamar Zafa. Dia tiba-tiba dikejutkan dengan suara pria itu.
"Sedang apa kau di dalam kamarku?"
Star langsung menoleh, tapi matanya seketika melebar mendapat pemandangan yang sangat indah di mata itu.
"Oh my God."
...****************...
Hayooo... ngaku gaess 😂😂