Seorang wanita berdiri terpaku, melihat seorang pria mengandeng perempuan lain dengan mesra, terlihat mereka bersenda gurau dan sesekali pria itu menciumi tangan wanita yang di gandengnya .
Tak terasa air matanya mengalir, pandangannya nanar melihat pasangan yang sepertinya sedang kasmaran.
" Kenapa kalian menghianatiku, tega sekali kalian melakukan ini padaku " gumam wanita yang memakai topi dan kacamata hitam itu.
Dengan air mata yang berderai ia membalikkan badannya dan melangkah cepat dengan menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan air matanya.
Bruuk... wanita itu menabrak seorang pria di dekat pintu keluar.
" Maaf.... " Ucapnya dan kemudian ia berjongkok dan tiba - tiba menangis tersedu sedu, pria yang di tabrak nya ikut berjongkok untuk melihat keadaan wanita itu.
" Maaf.. apa ada yang sakit? " tanya pria itu, tak ada sahutan dari wanita itu , justru tangisan wanita itu semakin kencang , sontak membuat pria itu panik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. Mia. t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RASANYA SESAKIT INI
keyla dan novi melihat video yang di kirimkan oleh arum. dada keyla seperti di hantam palu besar, walaupun dia sudah pernah melihat mereka dan sudah menyiapkan mentalnya, tapi saat melihat suaminya mengikrarkan janji suci pernikahan dengan wanita lain. dunianya serasa hancur, nafasnya terasa sesak, walaupun kemarin ia sudah janji tak akan menangis lagi, tapi saat melihat itu semua, airmatanya kembali berderaian.
Novi memeluk sahabatnya itu, tangis keyla semakin kencang, tubuhnya terguncang.
" Sakit nov...sakit sekali.." kata keyla dalam tangisnya. Novi pun turut menangis,melihat sahabat baiknya terpuruk seperti itu.
" Kenapa ia tega melakukan ini padaku, apa kurangku, semua cintaku sudah ku serahkan padanya, pengorbanan ku selama ini, apa tak berarti baginya, untuk bisa bersamanya aku aku menentang orang tuaku, sekarang apa yang di berikan padaku, hanya kesakitan nov..sakit sekali di sini" ucap keyla dalam tangisnya. ia memegang dadanya yang seperti mau meledak.
" Mungkin ini adalah hukuman yang di berikan tuhan kepadaku, karena dulu tidak mendengarkan papa dan mama " isak tangis keyla semakin kencang.
" Ma ..pa..maafkan keyla " teriak keyla histeris. Novi hanya terdiam menatap sahabatnya yang terisak isak dalam tangisnya.
Novi membiarkan temannya itu untuk meluapkan emosinya. tanpa di sadari mereka di luar kamar berdiri dua orang pria yang berbeda usia.
" Pa...apa perlu kita datangi damar?" pria yang di panggil papa itu menggeleng.
" Tidak perlu, biarkan keyla yang memutuskannya nanti, saat ini biarkan dia sendiri dulu, biar ia menenangkan hatinya " ujar papa keyla dan meninggalkan kamar keyla.
Ada setitik air mata yang menetes dari matanya, Hati seorang ayah akan terluka jika melihat putri kesayangan terluka, hatinya begitu nyeri mendengar tangisan putrinya, putri satu satunya dan putri kesayangannya.
Dulu memang papanya menentang hubungan keyla dan damar, bukan karena harta atau kedudukan, tapi firasat seorang papa yang merasa bahwa damar bukanlah jodoh yang tepat buat putrinya.
Tapi karena putrinya begitu mencintai damar, maka Papanya merestui pernikahan setelah terjadi perdebatan, yang membuat keyla pergi dari rumah dan tinggal di rukonya.
Setelah lama menangis akhirnya keyla tertidur, Novi menatap sahabatnya itu, hatinya turut begitu sakit, ia tahu bagaimana perjuangan keyla agar bisa bersama dengan damar, rasa cintanya begitu besar terhadap damar sampai dia berani pergi dari rumah, saat orangtuanya tidak menyetujuinya.
****
Disebuah universitas ternama di kota j, tepatnya di sebuah parkiran. mobil yang dikendarai oleh Bimo berhenti si bawah sebuah pohon besar di area universitas.
Keempat orang itu turun dari mobil, kiara terlihat cantik dengan kebaya yang di gunakannya, begitu juga ibu yunita yang terlihat anggun di usianya yang sudah tidak lagi muda, Kendaru dan bimo pun terlibat gagah dengan baju batik yang sama, warna baju mereka senada, karena bu yunita memesannya di rumah baju keyla.
" Abang dan kakak seperti upin dan ipin " kata kiara dengan tawa renyahnya, melihat kedua pria kesayangan yang dari tadi berdebat di kursi depan.
Bimo adalah sahabat kendaru sejak sekolah menengah atas , dia adalah seorang anak yatim, ayahnya meninggal sejak ia kelas 2 sma, dia menjadi tulang punggung keluarganya, pada awalnya papa kendaru membantu biaya sekolah Bimo atas permintaan kendaru, tapi sejak papanya ken menikah lagi. semua biaya di ambil alih oleh mamanya ken,karena istri keduanya sudah menghentikan biaya setelah bimo lulus SMA. Dengan alasan sudah cukup sampai SMA saja, Bimo di suruh untuk bekerja, tapi mama yunita yang melihat kecerdasan Bimo, menyuruh Bimo untuk masuk kuliah.
Bimo sudah selayaknya anak dari mama yunita, kini bimo juga membantu di perusahaan mama yunita dan perusahaan Kendaru.
" Ehem...." Sebuah deheman keras terdengar di belakang mereka, keempat orang itu serentak menoleh ke arah suara itu.
" Papa..." sapa kiara, ia berjalan mendekati padanya kemudian mencium tangan papanya dan ia beralih mencium tangan ibu tirinya.
Kendaru hanya menatap ketiga orang yang ada di hadapannya itu tanpa ada niatan untuk menyapa mereka.
Papanya berdiri menatap tajam ken dan ibu tirinya yang berdiri disampingnya menatap kendaru dengan mata yang berbinar.
" Sayang kenapa kamu nggak langsung pulang kerumah kemarin, kami juga sangat merindukanmu. " kata mariska, ibu tiri Ken, dia berjalan mendekati ken dan langsung memeluk tubuh anak tirinya itu.
Ken langsung melepas pelukan itu dan berjalan mundur.
Papa ken terpaku melihat penampilan mantan istrinya yang terlihat masih cantik di usianya. Bu yunita hanya tersenyum tipis dan mengangguk pelan sebagian sapaan.
" Bagaimana kabarmu " kata mama yunita menyapa mantan suaminya yang berdiri tak jauh darinya.
Papa rafli tergelagap saat mantan istrinya itu menanyakan kabarnya.
" Baik..bagaimana denganmu? " mama yunita tersenyum tipis.
" Baik juga.." sahut mama yunita, kecanggungan menyelimuti keduannya.
Mariska yang melihat itu dadanya berdengup kencang karena menahan marah, tangannya mengepal, kemudian ia berjalan mendekati suaminya dan merangkul tangan suaminya dan menatap tajam bu yunita.
" Mari kita masuk, acara akan segera di mulai " kata bimo untuk mengalihkan kecanggungan antara dua keluarga itu. dan menghindari berdebatan dari keluarga itu, karena bimo tahu bagaimana tabiat istri kedua papanya ken.
mereka semua berjalan ke tempat acara berlangsung ,mama yunita berjalan di depan bersama kiara, di susul ken dan bimo dan di belakang mereka ada papa rafli dan mariska juga putra mereka, atau adik tiri kendaru yang berusia 10 tahun.
" Nanti malam pulanglah, papa akan mengadakan makam malam bersama, untuk merayakan kelulusan kiara " Kata papa Rafli yang menatap punggung putranya itu.
" kami sudah punya acara sendiri untuk merayakannya di rumah mamah, jika papa mau datang silahkan " kata kendaru tanpa mengalihkan pandangannya.
Papa rafli menarik nafas panjang, ia terus menatap punggung putranya. sudah lama ia tak berbincang dengan putranya.
" Sehabis acara ini pulanglah ada yang perlu papa bicarakan "
" Lain kali saja, aku harus membantu mama untuk menyiapkan pesta buat kiara, dan kurasa tak ada yang perlu dibicarakan lagi "
" Ken..." kata papa rafli dengan nada tinggi.
Kendaru berhenti dan menatap papanya datar, semua orang juga turut berhenti, dan melihat keduanya.
" Jangan membantah ..kamu masih dalam hak asuh kami, kamu masih tanggunjawab kami" kata tegas papa rafli yang menatap tajam putranya itu.
" Aku sudah 28 tahun pa, aku sudah bisa menentukan hidupku sendiri, lagi pula tanggung jawab yang mana yang papa maksudkan " jawab ken.
" Apa maksudmu?? "
kendaru tertawa tipis dan menatap bergantian papa dan ibu tirinya dan kemudian beralih menatap adik tirinya, yang begitu berbeda dengan dirinya dan kiara.
" Tanyakan pada istri papa tercinta " kata kendaru.
Mariska yang mendengar itu terlihat panik. papa rafli melihat istrinya untuk meminta penjelasan.
" Sudahlah, apa kalian harus seperti ini terus, acara wisuda akan segera di mulai " kata mama yunita untuk menengahi keduanya.
Mama yunita tahu bagaimana kedua pria yang saat ini saling bersitatap.
Dan Akhirnya mereka masuk ke aula besar dan duduk di masing masing kursi yang di sediakan.
Sesekali Mariska melirik kendaru yang duduk di samping bimo yang ada di sebelahnya. terlihat matanya yang menyiratkan kekhawatiran.
####