Raisa memiliki prinsip untuk tidak memiliki anak setelah menikah. Awalnya Edgar, suaminya menerima prinsip Raisa itu. Tapi setelah 6 tahun pernikahan, Edgar mendapatkan tekanan dari keluarganya mengenai keturunan. Edgar pun goyah dan hubungan mereka berakhir dengan perceraian.
Tanpa disadari Raisa, ternyata dia mengandung setelah diceraikan. Segalanya tak lagi sama dengan prinsipnya. Dia menjadi single mother dari dua gadis kembarnya. Dia selalu bersembunyi dari keluarga Gautama karena merasa keluarga itu telah membenci dirinya.
Sampai suatu ketika, mereka dipertemukan lagi tanpa sengaja. Di saat itu, Edgar sadar kalau dirinya telah menjadi seorang ayah ketika ia sedang merencanakan pernikahan dengan kekasihnya yang baru.
Akankah kehadiran dua gadis kecil itu mampu mempersatukan mereka kembali?
Follow Ig : @yoyotaa_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 31
Biasanya Tamara akan terlihat bahagia setelah pulang dari kediaman Gautama, tapi yang Jena lihat saat ini berbeda. Tamara terlihat bersedih. Dia pun langsung menanyakan itu ke Tamara.
"Kamu kenapa? Tak biasanya raut wajahmu begitu?"
Tamara hanya menggeleng seolah enggan menceritakan apapun ke Jena. Jena pun tak mau terlihat memaksa Tamara menceritakan masalahnya ke dirinya.
"Kalau nggak mau cerita, nggak papa. Tapi, kalau suatu hari kamu sudah tak bisa memendamnya sendiri, kamu bisa cerita sedikit-sedikit padaku. Aku memang manajer kamu, tapi aku juga sahabat kamu Tam," ujar Jena.
"Aku mau sendiri Jen, bisa tinggalkan aku?"
Sejujurnya Jena tidak ingin membiarkan Tamara sendirian di apartemen apalagi dengan keadaan yang seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, ketika Tamara sudah berkata begitu, Jena memang harus menurutinya.
"Kalau ada apa-apa langsung kabarin aku."
Tamara mengangguk lalu Jena pun pergi dari apartemen Tamara.
Pintu sudah tertutup rapat, kini Tamara hanya seorang diri sambil duduk di kursi ruang tamunya dimana ia dan Edgar sering menghabiskan waktu menonton film bersama.
Sudah seharian juga, Edgar belum menghubungi dirinya. Tamara sadar kalau selama ini, dirinyalah yang selalu memulai. Dari mulai chat atau apapun itu. Edgar tak pernah ada inisiatif apapun untuk hubungan mereka. Tapi dulu Tamara selalu merasa itu adalah hal wajar karena karakter Edgar memang seperti itu. Kini, Tamara malah mempertanyakan semuanya setelah mereka memutuskan untuk serius.
"Siapa yang membuat kamu senang Gar? Siapa yang kamu temui beberapa hari lalu, sampai kamu berbohong ke Mama Ola?"
Tamara mengirimkan pesan ke Edgar untuk mengajak laki-laki itu makan malam bersama. Tapi hatinya sedih ketika Edgar menolaknya dengan alasan sudah memiliki janji dengan sahabat-sahabat Edgar.
Sejujurnya, Tamara ingin melarang, tapi ia tidak mau Edgar merasa terkekang oleh dirinya. Tamara tahu, Edgar tidak suka dengan orang yang posesif. Tapi, malah Tamara sendiri yang sakit hatinya.
*
*
Seperti biasa, ketiga sahabat itu pasti jika berkumpul-kumpul bersama selalu di club malam. Disan Edgar menceritakan tentang dirinya yang ternyata memiliki dua anak kembar. Levi dan Bimo tak percaya sama sekali bahkan keduanya merasa Edgar kini tengah mengarang bebas.
"Jangan becanda Gar. Mana bisa kamu punya anak dengan Raisa. Padahal kamu dan Raisa saja sudah berpisah sedari lama. Kalau bicara itu ya, yang nyata-nyata aja gitu, nggak usah bicara omong kosong begini," ujar Levi yang tak percaya.
"Iya bener, kamu itu udah punya Tamara, Gar. Ingat itu, kamu jangan terus-terusan bicara soal Raisa. Dia sudah bukan lagi tanggung jawab kamu. Lagian kamu tuh setelah ketemu Raisa jadi aneh tau nggak? Padahal aku yang mau mengejarnya," ujar Bimo.
Edgar menghela napasnya, ia sudah berbicara jujur ke mereka tapi kenapa tak dipercayai?
"Kalian tidak percaya padaku? Ini aku ada buktinya."
Alhasil Edgar pun memperlihatkan foto si kembar ke kedua sahabatnya. Kedua mata Levi dan Bimo langsung membulat sempurna ketika ada seorang anak yang memang banyak kemiripan dengan Edgar.
"Ini pasti editan kan? Kamu mengedit anak siapa supaya mirip kamu, Gar?" Bimo masih belum percaya.
"Haish!" Edgar langsung menunjukkan lagi foto Raisa dan si kembar yang berada dalam satu foto.
Bimo semakin membuatkan matanya.
"Ka-kamu habis bertemu mereka semua? Ja-jadi Raisa benar-benar memiliki anak dengan kamu?"
"Sudah aku bilang aku emang punya anak dengan Raisa," jawab Edgar sambil tersenyum.
"Tapi bagaimana bisa?"
"Takdir Tuhan. Sepertinya Raisa memang mengandung ketika kami berdua memutuskan berpisah."
"Lantas bagaimana ke depannya? Kamu akan tetap menikah dengan Tamara, kan?" tanya Levi.
Edgar masih terdiam. Ia sendiri masih memikirkan itu. Tak mudah baginya memilih di antara keduanya. Dia harus mempertimbangkan akibatnya di kemudian hari.
"Tentu saja Edgar harus tetap menikah dengan Tamara. Raisa kan hanya masa lalu Edgar. Meski Edgar tahu Raisa memiliki anak darinya, tapi hubungan Raisa dan Edgar sudah tak ada lagi, yang ada hanya hubungan Edgar dan anak-anaknya," ucap Bimo yang ingin membantu menyadarkan Edgar akan pilihannya dan tidak ragu lagi.
"Kamu adalah laki-laki yang baik Gar, kamu tidak mungkin menyakiti hati Tamara kan? Tamara sudah banyak membantu kamu keluar dari keterpurukan setelah berpisah dengan Raisa. Kamu sudah tak mencintai Raisa lagi. Aku yakin itu. Kalaupun ada rasa yang aneh ketika kamu bertemu Raisa lagi, mungkin itu bukan cinta melainkan hanya sisa kenangan indah yang tertinggal di pikiran kamu," tambah Bimo lagi. Karena Bimo benar-benar ingin Edgar tak menyakiti Tamara dan juga Bimo memang bersungguh-sungguh dengan perkataannya waktu itu yang ingin mengejar Tamara. Meskipun saat ini tahu, kalau Raisa sudah memiliki anak dengan Edgar. Itu bukan masalah baginya.
"Bim, kamu jangan gitu dong."
"Apanya yang jangan gitu, Lev? Aku hanya ingin menyadarkan Edgar akan apa yang sudah dia pilih sebelumnya. Dia harus bertanggungjawab akan keputusannya sendiri. Bukankah itu yang selalu Edgar kasih tahu ke kita ketika kita sedang berada di jalan yang salah? Sebagai sahabat aku hanya mengingatkan ucapannya."
Seketika Levi pun langsung diam. Bimo masih terus berbicara untuk menyadarkan Edgar karena dia tak ingin Edgar kembali bersama Raisa.
"Gar, kamu lanjutkan pernikahan kamu dengan Tamara."
"Arghh! Aku tidak tahu, aku tidak bisa berpikir sekarang! Aku pergi!"
Edgar pergi dari sana dengan pikiran kacaunya. Ucapan yang terus dilontarkan oleh Bimo tadi terus terngiang-ngiang di kepalanya.
"Kenapa kamu malah membuat Edgar jadi bingung dan pergi sih, Bim? Kalau nantinya Edgar malah memilih Raisa, itu kan hak nya dia. Kita sebagai sahabat hanya bisa mendukung dia saja."
"Tidak, aku tidak mau mendukungnya, kalau dia menyakiti Tamara. Selama ini kita selalu bertanya, apa Edgar cinta ke Tamara, tapi Edgar selalu mengatakan iya, walaupun kita tahu itu tak sesuai dengan ekspresi dirinya. Di saat kita bertanya tentang keseriusan Edgar ke Tamara, dia juga terlihat kebingungan. Tapi di saat kini dia sudah serius, dia terlihat goyah hanya karena ada anak di antara dia dan Raisa. Aku tidak mau dia jadi pria jahat, plin plan atas keputusannya sendiri. Dia akan menyakiti Tamara juga melibatkan Raisa di dalamnya. Aku tidak mau Raisa jadi sedih."
Levi yang mendengar penjelasan dari Bimo langsung terkejut bukan main. Levi tak menyangka kalau Bimo benar-benar mencintai Raisa. Ia hanya mengira kalau Bimo cuma bercanda ketika dia mengatakan ingin mengejar Raisa untuk memanas-manasi Edgar. Ternyata ...
"Kamu sungguh-sungguh mencintai Raisa? Bagaimana bisa kamu menyukainya?"
*
*
TBC
Yuk bisa yuk! 80 like dan 15 komentar, nanti aku update lagi, hihi.