Kehidupan berat dan pahit harus dirasakan Cristal Aaron setelah kematian suaminya. Kematian sang suami yang mendadak meninggalkan banyak hutang yang membuatnya harus pontang panting mencari uang dan menjadi seorang penari striptis untuk membayar hutang yang ditinggalkan oleh suaminya dan menghidupi putri kecilnya yang berusia 3 tahun juga ibu mertuanya yang sakit-sakitan.
Gail Bernard seorang mantan mafia yang tidak mengenal cinta selalu memperhatikan Cristal saat sore hari dan pada akhirnya menyadari jika dia telah jatuh cinta pada wanita itu.
Semula dia patah hati karena mengira Cristal seorang jal*ng dan melupakan cintanya namun suatu hari Gail bertemu dengan Cristal yang sedang dalam masalah karena dia diincar oleh mafia yang menginginkan tubuhnya.
Akankah Gail kembali ke dunia hitam yang sudah dia tinggalkan sejak lama untuk membantu Cristal dan apakah dia mau memperjuangkan wanita itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
Cristal sedang menyiapkan makan malam untuk mereka nikmati bersama nanti malam. Angela bermain sendiri di ruang tamu, dia tampak senang dengan dua boneka yang berukuran berbeda namun sesungguhnya dia sedang menunggu mainan lain yang dijanjikan oleh Gail.
Angela melihat jam sesekali, dia sudah tidak sabar menunggu Gail kembali dan membawa boneka berbie yang dia inginkan. Dia bahkan tidak begitu serius bermain dan tampak berbaring di atas boneka beruang besar yang baru dia dapatkan.
"Angela," Cristal keluar dari dapur dan menghampiri putrinya yang terlihat sedang berbaring.
"Apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya.
"Tentu saja sedang menunggu Uncle. Kenapa Uncle begitu lama dan belum pulang, Mommy?"
"Wah, sepertinya Angela sudah terbiasa dengan Uncle dan tidak takut lagi."
"Tentu saja, Mommy. Walau Uncle terlihat menakutkan tapi dia sangat baik. Angela jadi seperti merasa sedang bersama dengan Daddy karena Angela rindu dengan Daddy."
Cristal duduk di sisi putrinya dan mengusap kepala putrinya dengan perlahan. Bagi anak seusia Angela, dia pasti sangat membutuhkan sosok seorang ayah, beruntungnya Alvin sudah tiada karena dia tidak mau Angela tumbuh dewasa dan menahan malu karena ayahnya yang memiliki banyak hutang walau sesungguhnya hal itu tidak bisa dihindari.
Cristal jadi termenung, dia sedang memikirkan hutang-hutang yang ditinggalkan oleh suaminya. Memang saat ini tidak ada yang mengejar dirinya namun dia tidak bisa terus melarikan diri dan menghindari kewajiban yang harus dia tanggung. Entah Gail sudah mencari penyebab suaminya berhutang atau tidak, dia tidak berani bertanya karena dia tidak mau merepotkan pria itu apalagi dia harus bekerja.
"Kita akan tinggal di sini sampai kapan, Mom? Apa Uncle akan mengusir kita pergi?"
"Entahlah, aku rasa Uncle tidak akan melakukan hal itu," yeah, Gail pasti tidak akan mengusir mereka selama pria itu masih menginginkan dirinya tapi jika Gail sudah bosan dan menemukan pengganti yang jauh lebih baik dan tidak memiliki masalah seperti dirinya, dia tidak tahu apakah mereka masih bisa tinggal di sana atau tidak.
"Angela harap kita tetap bisa tinggal di sini karena Angela suka dengan Uncle Gail, dia bahkan tidak sama dengan Daddy dan lebih menyayangi Angela."
"Mommy juga berharap demikian, Angela tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu. Bagaimana jika Angela membantu Mommy membuat makanan untuk Uncle saja? Uncle pasti akan sangat senang nantinya," Cristal menunduk dan memberikan ciuman di dahi putrinya.
"Boleh, Angela ingin membuat Spageti untuk Uncle," Angela beranjak dari atas boneka, begitu juga dengan ibunya. Mereka melangkah menuju dapur sambil berpegangan tangan.
"Kenapa Mommy tidak bekerja lagi?" tanya Angela.
"Mulai sekarang Mommy bekerja di rumah Uncle."
"Apa Uncle tidak marah?"
"Tentu tidak, Sayang. Kita harus berterima kasih pada Uncle karena dia begitu baik."
"Tentu saja, Mom," ucap Angela sambil tersenyum manis.
Mereka berdua mulai sibuk, membuat makanan dan mereka bersenang-senang sampai tawa Angela terdengar di luar. Gail dapat mendengarnya saat dia keluar dari mobil dan melangkah menuju pintu, walau tawa Angela terdengar samar tapi dia tahu jika gadis itu sedang senang.
Suara tawa semakin nyaring terdengar saat Gail membuka pintu. Aneh, walau dia tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang wanita, walau dia tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak dan menjalani sebagian hidupnya di jalanan dan membunuh musuhnya dengan keji tapi dia tidak benci dengan anak-anak.
Dia justru merasa sangat menyenangkan bersama dengan Angela, walau dia tahu jika gadis itu masih takut dengannya. Suara pintu yang tertutup, didengar oleh Angela. Suaranya terdengar dari dapur, begitu juga dengan suara larinya.
"Uncle, Uncle sudah pulang!" teriaknya.
"Angela, jangan lari. Bahaya!" teriak ibunya pula.
Angela terus berlari, Gail sudah seperti seorang ayah yang disambut oleh putrinya. Sungguh luar biasa, dia bahkan berjongkok untuk menggendong Angela.
"Kenapa tidak mematuhi ucapan ibumu?"
"Sorry, Uncle. Angela terlalu senang karena Uncle sudah kembali."
"Lain kali jika Angela tidak patuh, Uncle tidak akan membelikan mainan!" ucapnya.
Angela menunduk dan terlihat takut, kata maaf terucap dari bibirnya yang mungil. Gail mengusap kepalanya dan menunjukkan sebuah kotak yang berukuran cukup besar di mana boneka barbie yang dia inginkan berada. Sontak ekspresi wajah Angela berubah seketika melihat mainan yang sangat dia inginkan sejak lama.
"Untukmu, jika kau menjadi gadis penurut maka Uncle akan membelikan yang lainnya."
"Benarkah?" tanya Angela dengan wajah berseri.
"Hm," Gail menjawab singkat seraya menurunkan Angela dari gendongannya.
Angela berlari menuju kotak mainan yang Gail letakkan di dekat pintu. Cristal tersenyum, dia sangat bahagia melihat putrinya yang begitu senang karena jujur saja, dia tidak bisa membuat putrinya sesenang itu karena keterbatasan yang dia miliki. Jika tidak karena hutang yang ditinggalkan oleh suaminya mungkin dia mampu tapi untuk memberi putrinya makan saja dia sudah mengalami kesulitan ditambah penyakit ibu mertuanya saat dia masih hidup.
Angela terdengar heboh setelah membuka kotak mainan, Gail mendekati Cristal sambil membawa sebuah paper bag. Tatapan Cristal tidak berpaling darinya sampai pemuda itu berdiri di hadapannya.
"Untukmu," Gail memberikan paper bag yang dia bawa pada Cristal.
"Untukku?" Cristal mengambilnya dan tampak tidak percaya.
"Hm, aku sudah bilang jika aku tidak hanya akan memanjakan putrimu saja tapi aku akan memanjakanmu juga!"
Wajah Cristal merona, sebenarnya pria itu menganggapnya apa? Sungguh dia sangat ingin tahu dan dia rasa tidak ada salahnya dia bertanya pada Gail malam ini. Setidaknya dia butuh penjelasan walau dia bisa menebak sikap yang Gail tunjukkan tapi tebakannya bisa saja salah.
"Terima kasih, pergilah mandi setelah itu makan malam," ucap Cristal.
"Uncle, jadi main boneka dengan Angela, bukan?" tanya Angela sambil membawa boneka barbienya mendekat.
"Tentu saja," ucap Gail.
"Asik, Angela sudah tidak sabar merias wajah Uncle!" teriak gadis itu penuh semangat.
"Apa?" Gail terkejut, sedangkan Cristal terkekeh.
"Berjuanglah, Tuan tanpa ekspresi. Dia sudah menunggumu sedari tadi jadi jangan mengecewakan dirinya," ucapnya seraya melangkah pergi.
Gail melotot, tatapannya jatuh pada gadis yang terlihat begitu ceria. Sial, apa dia tidak salah mendengar? Cristal tertawa karena dia sedang membayangkan, sungguh dia sudah tidak sabar melihat pria itu bermain boneka bersama dengan putrinya.
"Uncle sudah berjanji, jadi Uncle akan bermain dengan Angela, bukan?" tanya gadis itu sambil menatapnya penuh harap.
Gail mengusap wajah dan setelah itu berpaling, pandangan matanya kini jatuh pada kotak mainan yang sudah dibongkar. Tidak saja boneka, di dalam kotak itu juga ada alat masak mainan, alat make up dan dia rasa bisa digunakan dan juga jepitan-jepitan kecil untuk menghias rambut. Jika dia tahu akhirnya akan jadi seperti ini maka dia akan membeli dua boneka barbie saja dan tidak mengikuti perkataan penjaga toko. Sekarang dia jadi terjebak oleh mainan yang dia beli sendiri.
Lain kali dia harus pintar saat membeli boneka agar dia tidak terjebak ke dalam lubang yang sama. Kenapa dia merasa lebih takut dengan situasi itu dari pada saat sedang menyergap musuh? Adakah yang mau menggantikan posisinya? Jika ada maka dia akan membayar orang itu dengan mahal.
karya mu keren keren,ada lucunya tegangnya,sedihnya,romantisnya semangat trs thor