JANGAN DI BOM LIKE PLISSS 😘🥰
Dhev si duda dingin dan tidak berperasaan akhirnya bisa jatuh cinta lagi dan kali ini Dhev mencintai gadis yang usianya jauh lebih muda.
Dhev, Nala dan Kenzo. Di dalam kisah mereka terdapat kesedihan masa lalu dan harapan untuk hidup bahagia.
Mampir? Jangan lupa tinggalkan jejak like, komen dan gift/votenya, ya. Terimakasih 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memikirkan Nala
Setelah mendapatkan penanganan dan semua baik-baik saja, Dhev pamit pada Amira untuk bekerja.
Dan di perjalanannya, Dhev bertanya dalam hati, mengapa dirinya belum bisa juga memaafkan Kenzo.
"Ayolah, Dhev. Itu kecelakaan, bukan mau Kenzo ataupun mau mu!" ucap hati terdalam Dhev.
Dhev yang sedang mengemudi itu kembali teringat akan masa lalunya.
Sore itu, hari minggu, Ana sedang merasa mual dan tidak enak badan dikarenakan sedang mengandung dan usia kehamilannya itu masih sangat muda.
Kenzo yang masih belum mengerti akan keadaan Bundanya itu mengajak ke taman dan Ana yang merasa bosan seharian berada di ranjang itu mengiyakannya dan mengajak Dhev untuk ikut pergi bersama.
Sesampainya di taman, Ana mengawasi Kenzo yang bermain bola dan Dhev yang semula bermain dengan Ken itu mendapatkan telepon lalu menerimanya.
Dhev memberi isyarat pada Ana kalau dirinya sedang berbicara di telepon dan Ana mengerti.
Ana bangun dari duduk dan ikut bermain dengan Kenzo. Entah apa yang terjadi, saat Dhev berbalik badan tiba-tiba saja sudah banyak orang berkerumun dan terdengar suara Kenzo yang menangis memanggil Bundanya.
Dhev menyudahi teleponnya dan segera berlari ke kerumunan di tepi jalan.
Terlihat Ana sudah tergeletak, bersimbah darah, Dhev berteriak memanggil nama istrinya.
"Ana!"
"Apa yang terjadi?" tanya Dhev dengan paniknya dan Ana yang tidak sadarkan diri itu tentu saja tidak menjawab.
Dhev segera membawa Ana ke rumah sakit terdekat dan seseorang yang tak mengenal keluarga Dhev itu ikut membantu dengan menjaga Kenzo kecil. Dari orang itu jugalah Dhev mengetahui apa yang terjadi.
Setelah Dhev menerima panggilan teleponnya, bola Kenzo mengarah ke jalan dan Kenzo mengejarnya, Ana yang melihat ada sebuah mobil dan hampir menabrak putranya itu tidak diam saja.
Ana yang sedang tidak baik-baik saja, merasakan pusing dan tidak enak badan berlari lalu mendorong Kenzo sehingga dirinya yang tertabrak.
Tersadar dari masa lalunya ternyata Dhev menerobos lampu merah, dirinya hampir kecelakaan dan membuat lalu lintas menjadi kacau.
Beruntung, hari ini masih berpihak pada Dhev sehingga dirinya hanya mendapatkan surat tilang.
****
Di rumah sakit, Ken meminta pada Amira untuk mencari Nala.
"Tapi, siapa yang jaga kamu di sini?" tanya Amira seraya membelai rambut hitam Kenzo.
"Ada Mika, Tante. Biar Mika aja bantu jaga," kata Mika yang baru saja datang.
"Eh, Nak Mika. Tau dari mana Ken sakit?" tanya Amira seraya bangun dari duduknya.
"Dari Nindy, Tan." Mika mencium punggung tangan Amira.
Setelah itu, Amira segera meminta pada Mang Dadang untuk mencari Nala walau tidak tau harus mencari kemana.
Amira yang belum sempat mengisi perutnya itu meminta untuk membeli roti di toko roti yang baru saja dilewatinya.
Mang Dadang yang turun dan membelikan untuk Amira. Siapa sangka ternyata toko itu adalah tempat Nala bekerja. Walau memakai masker, tetapi Dadang dapat mengenali Nala yang sedang membantu membungkus roti-roti yang siap di pajang di rak.
Dadang menyapa Nala dan yang di sapa pun menoleh.
"Mang Dadang," sapa Nala, terlihat raut wajah senang dari Nala karena bisa bertemu dengan Dadang yang sudah dianggap seperti paman sendiri.
"Kamu kemana aja? Tinggal di mana sekarang? Nyonya nyari-nyari kamu, tapi nomor ponsel kamu nggak aktif."
"Iya mang, ponsel Nala kan butut, eh ditambah jatuh di kamar mandi jadi mati deh," jawab Nala seraya tersenyum.
Setelah itu, karena toko sedang sepi Nala menemani Dadang memilih roti untuk Amira dan Amira yang merasa kalau Dadang terlalu lama itu pun menyusul, akhirnya Amira menemukan Nala.
"Nala," seru Amira dari belakang.
Nala menoleh dan segera meraih punggung tangan Amira, lalu Amira memeluk Nala.
"Ibu, kenapa menangis?" tanya Nala seraya melepaskan pelukan itu.
"Pulang lah, Nak. Ken sangat merindukan kamu!" Amira menggenggam kedua tangan Nala.
Berhasilkah Amira membawa Nala kembali?
****
Di kantor, Dhev terus terbayang dengan Jim dan Nala yang tinggal hanya berdua saja di apartemen.
Bayangan Jim yang hanya mengenakan kolor dan kaos dalam itu seolah menganggu pikiran Dhev.
"Aaaaaaa!" teriak Dhev seraya bangun dari duduk. Merasa bingung sendiri mengapa terus memikirkan Nala.
"Lama-lama bisa gila, gue!" gerutunya seraya kembali duduk.
"Bodo amat sama bocah itu, fokus Dhev, fokus!" ucapnya seraya meraih berkas-berkas yang ada di meja kerjanya.
Dhev menatap berkas itu dan kembali yang terlihat adalah wajah imut Nala yang sedang memanggil Jim.
"Astaga, kenapa dia nggak pernah seimut itu sama gue!" Dhev meremas berkas yang sedang dipegangnya.
Dan Dhev terngiang-ngiang dengan ucapan Nala yang mengatainya kanebo kering.
****
Seharian bekerja dengan tidak fokus membuat Dhev merasa lelah, sangat lelah dan memilih pulang lebih awal.
Sesampainya di rumah Dhev tidak melihat Amira dan Kenzo, rumah terasa sepi dan baru kali ini dirinya menyadari kalau rumah itu sepi. Apakah hati Dhev yang membeku sudah sedikit mencair?
Dhev yang sedang bersantai sore itu memilih untuk berolahraga di ruang khususnya.
"Udah lama gue nggak gerak, sampai hampir buncit perut gue!" ucap Dhev seraya menatap perutnya yang memang hampir buncit.
Setelah lumayan berkeringat, Dhev duduk santai lebih dulu sebelum mandi. Meminum air minum yang sudah disiapkan sebelumnya.
****
Di rumah sakit, Kenzo sudah membaik karena mendengar kabar dari Amira yang mengatakan kalau dirinya sudah menemukan Nala.
Awalnya, Kenzo bertanya mengapa Nala tidak ikut dengannya dan Amira menjelaskan kalau Nala sudah bekerja.
"Omah, Ken sudah membaik, ayo pulang, Ken mau bertemu sama Tante," rengek Kenzo yang sedang duduk di brangkar.
Karena Ken terus merengek, akhirnya Amira pun mengiyakan permintaan cucunya itu.
Dadang yang mengurus kepulangan Kenzo dan Amira mengurus Kenzo di kamar rawat, selesai dengan itu Kenzo yang sudah merasa membaik dan senang kembali terlihat sangat ceria.
Menepati janjinya kalau akan mengajak Kenzo ke toko roti Nala bekerja, sesampainya di sana, Kenzo dengan semangat membuka pintu dorong toko tersebut. Matanya mengarah pada Nala yang sedang berdiri di sudut toko roti.
"Tante!" seru Kenzo dengan mata yang berbinar.
"Hai, udah sembuh, sayang?" tanya Nala dengan tetap fokus melayani customer. Setelah selesai, Nala keluar dari meja kasir dan segera memeluk Kenzo yang berjalan kearahnya.
Keduanya melepas rindu dan Kenzo meminta pada Nala untuk kembali ke rumah.
"Nggak bisa sayang, tante udah kerja di sini, tapi nanti kita tetep bisa ketemu, kok!" kata Nala seraya membelai wajah tampan Ken.
Kenzo memasang wajah cemberutnya,
tetapi tidak berhasil membujuk Nala karena dalam hati Nala ingin kalau yang meminta itu adalah yang telah mengusirnya.
"Nanti om kanebo ngusir aku lagi kan repot, beda cerita kalau dia yang minta aku balik," batin Nala.
Sementara itu, kanebo kering sedang berendam dalam bak mandinya. Memejamkan mata menikmati sentuhan air hangat yang terasa seperti memijit-memijitnya.
Dengan liarnya, Dhev membayangkan kalau Nala yang sedang memijitnya.
Dhev membuka matanya dan segera menyudahi mandinya.
"Astaga," geram Dhev pada dirinya sendiri yang tak bisa berhenti memikirkan Nala.
"Apa karena gue terlalu galak ya sama dia, jadi gue terus mikirin itu anak!" Dhev melilitkan handuk di pinggang mengacak rambut basahnya. Mengatai dirinya sendiri bodoh dan mesum karena telah membayangkan Nala bersamanya.
Apakah Dhev akan menyadari kalau hadirnya Nala sudah berhasil menyentuh hidupnya?
Bersambung.
Dukung author dengan like dan komen juga difavoritkan, ya. Terimakasih^^