Alya diculik dan dipaksa menikah dengan CEO kejam bernama Rangga yang merupakan musuh terbesar kakak laki lakinya yang bernama Arya.
Rangga menikahi dan menyiksa Alya, agar Arya sang kakak menderita dan merasakan apa yang Rangga rasakan dulu saat melihat adiknya yang bernama Adinda yang berstatus kekasih Arya meninggal bunuh diri dengan terjun ke sungai setelah melihat perselingkuhan Arya dengan kekasih Rangga sendiri yaitu Soraya.
Mampukah Alya bertahan dalam siksaan yang terus diberikan Rangga padanya?
Mampukan Arya membebaskan Alya dari kekejaman Rangga?
Update Setiap hari
IG : yenitawati24
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terkesan
Hari ini adalah hari minggu.
Pagi itu, setelah sarapan, Alya memilih membersihkan kebun bunganya. Dia sangat senang merawat bunga bunga cantiknya.
Sedangkan Rangga sedang membaca koran di bangku taman rumahnya yang tidak jauh dari posisi Alya.
Karena Alya terlihat tertawa gemas, Rangga menghampirinya. "Kenapa, sepertinya kau terlihat senang?"
"Lihatlah, ulatnya lucu sekali," ucap Alya sambil menunjukkan seekor ulat yang sedang bergerak di tanah.
Rangga langsung menunjukkan reaksi di luar dugaan. "Hiiiiiiiiii, singkirkan hewan menjijikkan itu!" Rangga bersembunyi di belakang Alya dan melihat ke sekitar barangkali masih ada komplotan ulat tersebut.
"Sayang, ini kan hanya ulat daun, tidak akan membuat gatal atau sakit." Alya hendak memegang ulat itu.
"Tidak tidak, jangan sentuh itu atau aku akan merendam tanganmu seharian setelah kau menyentuhnya!" ancam Rangga yang masih bersembunyi di belakang Alya.
"Lalu, aku harus memindahkannya dengan apa?" tanya Alya.
"Gunakan kayu atau ranting kecil." Rangga masih menatap jijik ke arah ulat itu.
"Baiklah, aku akan memindahkannya dengan kayu ini." Alya memegang kayu kecil dan memindahkan ulat itu ke tempat jauh.
"Kenapa tidak dibunuh saja?"
"Mereka juga makhluk ciptaan Allah. Mereka juga ingin hidup, sama seperti kita," jelas Alya yang diselingi senyumnya.
Apa apaan dia, kenapa bisa berhati mulia seperti itu? Apa aku sanggup menyakitinya. Aku mohon, Alya, jangan tunjukkan lagi keistimewaanmu kepadaku.
"Apa kau sudah selesai berkebun?"
"Sudah."
Alya memperhatikan bunga bunga yang bermekaran indah. Memastikan semuanya sudah terawat.
"Ayo duduk di sana bersamaku."
Alya berjalan beriringan dengan Rangga menuju kursi taman.
Setelah mereka duduk, "Aku memberimu kebun bukan berarti kau juga harus jadi tukang kebun, Alya."
"Maksudnya?"
"Kau tidak perlu berkebun, jika orang tuaku atau rekan bisnisku datang dan melihatmu begini, apa yang akan mereka katakan? Mereka akan bilang aku membuat istriku jadi tukang kebun?"
Rangga memperhatikan pakaian Alya yang benar benar seperti tukang kebun.
"Tapi aku suka berkebun." Alya merengek.
"Baiklah, aku akan memecat tukang kebun ini karena tenaganya tidak dibutuhkan lagi di sini."
"Tidak, jangan. Kasihan, dia juga punya keluarga."
"Keputusan ada di tanganmu." Rangga menunggu jalwaban Alya.
"Baik, aku tidak akan pernah berkebun lagi."
"Good girl!" Rangga mengusap rambut Alya.
"Ayo masuk dan bersihkan tubuhmu."
Alya mengangguk dan masuk ke dalam rumah. Dia langsung menuju kamar dan membersihkan diri. Rangga menuju ruang kerjanya untuk mengecek sesuatu.
Beberapa lama kemudian, pintu terdengar diketuk.
"Sayang, boleh aku masuk?" Alya memanggil dari luar.
"Masuklah."
Alya masuk dan duduk di sofa ruangan itu.
"Sedang mengerjakan apa?"
"Aku baru mendapat email dari anak perusahaan yang sedang bermasalah. Sepertinya memang harus ditutup." Rangga yang masih menatap laptopnya.
"Boleh aku membantu?" tawar Alya.
"Memangnya kau bisa?" tanya Rangga ragu.
"Biar aku lihat dulu."
Rangga mengangguk dan membiarkan Alya mengotak atik isi laptopnya. 1 jam kemudian, Alya menemukan masalahnya dan memberitahu solusinya. Rangga begitu terpukau melihat Alya yang ternyata cerdas.
"Kau hebat sekali," puji Rangga.
"Aku memang ingin selalu menjadi konsultan." Tersenyum kecil.
"Kenapa?"
"Jika aku bisa menyelamatkan 1 perusahaan, itu akan menyelamatkan para pekerja dari PHK."
"Kenapa?" tanya Rangga lagi.
"Jika mereka kehilangan pekerjaannya, bagaimana mereka akan menyambung hidup? pasti akan sulit."
"Kenapa kau harus repot-repot memikirkan hidup orang lain?"
"Karena kita punya hati nurani, bayangkan jika anak dan istrinya kelaparan karena suami kehilangan pekerjaan? Apa kau tega?
"Baiklah kau menang, dan terima kasih, aku akan lebih sering membutuhkanmu."
Hari ini, Rangga merasa sangat terkesan dengan apa yang dia lihat dari sosok malaikat dalam diri Alya. Berhati tulus dan mulia.
olahraga 🍍🍍🍍 nanas ya Alya duuuh kamu polos banget hhhhh
nah kan udah mengakui kamu jatuh cinta rangga
jantungku tidak aman kak setiap part bikin jantung berdesir & merinding