Menikah dengan wanita yang jelek membuat Gilang enggan untuk menyentuh istrinya, sikap Gilang yang keterlaluan membuat Nindi istrinya merubah penampilannya dan bekerja sebagai sekertaris Gilang sendiri.
Apakah Gilang nanti akan tau penyamaran sang istri? ikuti terus ceritanya yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Uring-uringan tak jelas hingga masuk RS
Seperti kemarin Alex merasakan mual yang luar biasa, dia berkali-kali memuntahkan isi dalam perutnya. Tak hanya itu kepalanya juga pusing sekali mulutnya juga terasa pahit.
"Aku ini kenapa?" batinnya dengan memijat pelipisnya yang terasa pening.
Dia sungguh heran, kenapa gejalanya persis masuk angin tapi mengapa hanya bereaksi pada pagi hari?
tanda tanya besar bagi Alex.
Selain mual dan muntah gejala yang Alex rasakan kali ini adalah rindu yang luar biasa pada Nita.
Setalah memuntahkan isi perutnya Alex membersihkan diri lalu duduk di sofa, dia bingung apa yang harus dia lakukan.
Seusai memakai baju kerjanya Alex turun ke bawah namun bukan untuk sarapan melainkan berangkat terlebih dahulu meninggalkan Celo dan anggota keluarganya yang asik menyantap makanan di meja makan.
"Kenapa Alex nggak sarapan?" tanya mama
"Entah ma," sahut Celo
"Mungkin ada urusan," timpal Papa.
Alex melajukan mobilnya ke perusahaan Gilang,dia ingin bertemu dengan Nita, dia sungguh tak sanggup lagi menahan rindunya pada Nita.
Sesampainya di sana dia bertanya pada resepsionis namun resepsionis mengatakan kalau Nita sudah resign dari kantor kemarin.
Alex bagai di sambar petir, hatinya begitu sakit mengetahui kalau Nita telah meninggalkannya.
Dengan langkah malas dia kembali ke mobil, Veri yang baru datang berpapasan, dia menyapa Alex namun Alex tidak menyahutnya.
Pikiran Alex sudah bercabang kemana-mana, dia bingung harus bagaimana sekarang.
"Kamu dimana Nita?" gumam Alex dengan mata yang basah.
Gejala kehamilan simpatik yang Alex rasakan membuatnya sedikit melow padahal sebelumnya dia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya.
Alex melajukan mobil ke kantornya, saat di ruangannya Alex mengamuk tak jelas, dia membuang semua benda yang ada di meja kerjanya, dia seperti orang depresi sekarang.
Celo yang baru saja sampai pergi ke ruangan kakaknya dan betapa kagetnya dia saat melihat Alex duduk di lantai dengan menyandarkan kepalanya di dinding. Baju dan lainnya sudah acak-acakkan.
"Kamu kenapa kak?" tanya Celo
"Entahlah Celo, aku kenapa aku juga tidak tau," jawab Alex dengan mata basah.
Celo kaget plus cemas karena baru kali ini dia melihat kakaknya seperti ini.
Celo memeluk kakaknya tersebut saat di pelukan adiknya tangis Alex pecah, dadanya sungguh sesak kini karena telah kehilangan Nita.
Kini dia harus bertanya pada siapa? tanda tanya besar yang mungkin kini tidak akan bisa dijawab oleh siapapun.
"Kak, kamu kok malah nangis? ini benar dirimu?" tanya Celo heran bin bingung dengan Alex
Alex segera melepas pelukannya lalu segera mengusap air matanya.
Dia pun berdiri lalu menyuruh Celo untuk memanggil OB supaya membereskan ruangannya yang berantakan.
Beberapa hari berlalu keadaan Alex sangat memperihatinkan, dia terlihat kurus. Bulu-bulu di wajahnya tidak terawat.
Seperti biasa pagi ini dia muntah-muntah lagi, karena tidak tega melihat anaknya yang seperti itu mama Alex membawanya ke rumah sakit.
Melihat kondisi Alex yang lemah, dokter menyarankan kalau Alex dirawat di rumah sakit.
"Anak saya sebenarnya sakit apa sih dok?" tanya mama Alex
"Anak ibu sebenarnya tidak sakit," jawab Dokter yang membuat semua bingung, terlebih Celo ingin sekali menyumpal mulut dokter tersebut dengan sepatunya, jelas-jelas kakaknya harus dirawat dan keadaanya sangat lemah mengapa bilang kalau tidak sakit.
"Anda jangan asal bicara dok," sahut Celo kesal, "Jelas-jelas kakak saya dirawat kenapa anda bilang kalau kakak saya tidak sakit, apa menurut anda kakak saya kena santet?" kata Celo kemudian dengan ekspresi marah.
"Tenang dulu pak, maksud saya kakak anda sedang mengalami kehamilan simpatik, yang memang gejalanya seperti ini," ucap Dokter yang membuat semua saling pandang
"Maksudnya?" tanya mama
"Sebaiknya anda segera memeriksakan istri dari pak Alex supaya bisa mengetahui kelanjutannya, karena memang dalam beberapa kasus hal seperti ini memang sering terjadi," jawab Dokter.
Mereka semua nampak bingung, bagaimana memeriksakan istri Alex, status Alex saja masih single. Karena tidak ada yang dibicarakan dokter pamit undur diri namun sebelumnya dia memerintahkan Suster untuk memindahkan Alex ke ruang perawatan.
"Apa jangan-jangan Alex menghamili seseorang?" tanya papa Alex
"Bisa jadi seperti itu pa," jawab Celo
"Tapi siapa Celo, mama tidak pernah melihat wanita dibawa pulang Alex," sahut mama
"Jelas nggak pernah bawa pulang wanita ma, la kak Alex sukanya main-main saja dengan wanita nggak pernah serius tapi kali ini kenapa bisa sampai hamil ya terus siapa wanita itu?" timpal Celo dengan berpikir keras, siapa kira-kira yang dihamili kakaknya, lagipula kenapa kakaknya bodoh sekali bagaimana bisa kebobolan, bukankah dia juga sering tidur dengan wanita kenapa dengan wanita ini ceroboh sekali.
Celo, papa dan mama pergi ke ruang perawatan Alex, mama langsung bertanya pada Alex terkait wanita yang dihamilinya.
"Alex kamu menghamili siapa?" tanya mama
Deg
jantung Alex terasa berhenti berdetak, pikirannya sudah kemana-mana.
"Apa maksud mama?" tanya Alex bingung.
"Kamu sebenarnya tidak sakit melainkan mengalami kehamilan simpatik," jawab mama
Akhirnya Alex tau sekarang kalau Nita meninggalkannya karena Nita hamil, dan saat Nita meminta Alex untuk menghalalkan hubungan mereka Alex selalu menolak.
Kata-katanya yang menyakitkan teringat kembali di kepala Alex,
"Jika kamu hamil gugurkan saja, atau kamu jebak Gilang supaya dia bertanggung jawab akan anakku, itung-itung amal dengan keponakannya," kata-katanya pada Nita saat itu kini terngiang di kepala Alex sehingga membuat Alex semakin frustasi.
Aaarrrrrggggggg
Teriaknya frustasi, kini matanya kembali basah.
Celo yang melihatnya pun iba lalu dia bertanya
"Memangnya siapa wanita yang kamu hamili kak?"
Alex menatap Celo, "Nita," jawab Alex yang membuat Celo syok.
"Apa!" teriaknya tak percaya
Bagaimana mungkin Alex menjalin hubungan dengan Nita, padahal setau dirinya kalau Nita sangat terobsesi dengan Gilang kenapa rencana malah balik ke Alex sendiri.
Seharusnya Nita hamil anak Gilang tapi kenapa malah hamil anak Alex. Lagi-lagi tanda tanya besar di kepala Celo.
"Celo please cari Nita," pinta Alex yang membuat Celo bingung dan heran berkali-kali
"Nanti aku akan menjemputnya di kantor Gilang dan membawanya kesini, clear masalah," sahut Celo
"Dia sudah resign Celo, dia pergi entah kemana," timpal Alex dengan sedih.
Celo terlihat sedikit frustasi, dia harus cari kemana?
Lagi lagi dan lagi Celo dibuat pusing oleh kakaknya.
"Baiklah nanti aku akan mencari info tentang Nita, kenapa tidak dihubungi saja?" tanya Celo
"Nomornya sudah tidak bisa," jawab Alex.
Celo memijat pelipisnya, mama dan papa nya meminta Celo untuk mencari keberadaan Nita, mereka tidak tega melihat Alex yang depresi karena kehilangan Wanitanya.
Tanpa bicara apa-apa Celo pergi ke kantor Gilang untuk mencari informasi terkait Nita.