Cantika Shanum Irawan anak kedua dari pak Irawan harus menerima takdirnya dinikahkan ayahnya dengan seorang pria yang belum pernah dia temui.
Apakah rumah tangganya akan bahagia atau berakhir.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon verisverisqo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab21
Hari ini Shanum makan siang di kantin karena Rendra dan Elvan pergi menemui klien diluar mereka sekalian makan siang di luar,tadinya Shanum diajak tapi dia tidak mau dia lebih memilih pergi ke kantin bersama Niken.
"Ada yang terlewatkan dariku ternyata,sudah berani pegangan tangan ditempat umum".
"Kemarin kita udah jadian Sha"Jawab Dimas.
"Syukurlah akhirnya teman satu ku ini punya pacar"Ucap Shanum"Selamat ya buat kalian".
"Makasih Sha,Rencananya aku mau serius sama Niken aku mau menemui orang tuanya".
"Apa!!!!!,"Niken kaget "Tapi nggak secepat itu juga dim aku masih harus bekerja untuk membantu kedua orang tuaku".
"Itu nggak masalah yang nanti kalau aku jadi suamimu mereka juga tanggung jawabku"
"Tapi dim"
"Kamu kan pernah bertemu sama orang tuaku mereka cocok sama kamu dan gantian aku yang ingin bertemu orang tuamu".
"Apa nggak terlalu cepat".
"Aku ingin cari pendamping bukan untuk main-main dan itu kamu".
"Selamat untukmu Ken akhirnya teman satuku ini akan segera menikah"Ucap Shanum sambil memeluk Niken.
Tanpa ada kata-kata Dinda datang langsung menyiram Shanum dengan minuman yang dia bawa.
"Mbk Dinda apa-apaan sih main siram aja"Tegur Niken.
"Bilangin sama teman kamu satu ini jangan jadi wanita gatel setiap pria di godain"Teriak Dinda sambil menunjuk muka Shanum.
Shanum langsung pergi dari sana karena dia jadi tontonan bagi semua orang disana,banyak yang bisik-bisik mengatai dia yang bukan-bukan.
Dia pergi dengan derai air mata dia menyetop taksi yang lewat di depan kantor saat Shanum masuk ke taksi bertepatan mobil Rendra tiba, Rendra juga sempat melihat keadaan Shanum.
Tanpa pikir panjang Rendra langsung mengejar Shanum dan menyuruh Elvan turun dari mobilnya.
Tak lama kemudian taksi yang ditumpangi Shanum berhenti di depan rumahnya Shanum langsung lari menuju kamarnya.
Rendra yang sudah sampai juga langsung ke kamar, dikamar dia melihat Shanum meringkuk dibawa selimut.
"Sayang apa yang terjadi?"Tanya Rendra sambil membuka selimut Shanum.
Bukanya menjawab Shanum malah menghambur ke pelukan Rendra dengan derai air mata.
Rendra membiarkan Shanum menangis agar hatinya sedikit lega.
"Gimana udah tenang?"Tanya Rendra sambil mengusap airmata Shanum"Coba cerita apa yang terjadi".
Shanum menceritakan semua tanpa ada yang terlewatkan Rendra yang mendengarnya mengepalkan tangannya.
Di tempat yang lain Dinda dipanggil keruangan Elvan.
"Kali ini kamu sungguh keterlaluan din,tindakan kamu sudah diluar batas"
"Apa sih hebatnya gadis itu sampai-sampai semua orang membelanya atau jangan-jangan kamu juga sudah kena rayunya ".
"Tutup mulut kamu Din"Bentak Elvan "Sekarang aku sudah tidak kenal dengan Dinda yang dulu kamu berubah Din".
"Aku nggak peduli yang aku inginkan cuma Rendra"
"Setelah ini aku nggak yakin Rendra masih mau mengenalmu atau tidak".Kata Elvan setelah itu dia keluar dari ruangannya.
Disana tinggal Dinda sendiri dia mencerna omongan Elvan tadi dia terduduk sambil menangis sekencang-kencangnya.
Sampai malam Shanum belum mau keluar kamar dia masih memikirkan kejadian tadi siang.
"Sayang sudah dong jangan di pikirkan terus nanti kamu nya yang sakit"Pinta Rendra.
"Apa sebaiknya kamu lepasin aku agar kamu dan Mbk Dinda bisa bersatu".
"Ini masalah hati sayang nggak bisa dipaksain aku cuma maunya sama kamu nggak yang lain".
"Tapi aku merasa bersalah sama Mbk Dinda aku sudah jadi orang ketiga"kata Shanum sendu.
"Cintaku sama kamu jauh lebih dulu tumbuh dari pada aku bertemu Dinda,mulai sekarang aku nggak mau lihat kamu begini lagi kamu harus berani melawan orang yang berbuat jahat sama kamu siapapun itu".
Shanum hanya mengangguk dan tersenyum dia juga langsung memeluk Rendra.
"Kalau begitu kita turun ya untuk makan"Ajak Rendra dan hanya di jawab dengan anggukan kepala.
