My Cold Boyfriend-
Alletha Gracelyn, harus kehilangan kekasih yang sudah bersamanya 2 tahun karena sebuah kecelakaan tunggal di saat akan merayakan Anniversary mereka, di saat kesedihan nya dia malah bertemu dengan laki-laki dingin namun selalu bersikap hangat di saat bersamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Kalah Cepat
Aleta sampai di Mall bersama Alis, mereka tampak berjalan bersama dengan menenteng belanjaan mereka. Hal yang sudah bukan menjadi rahasia jika kaum hawa pergi sudah pasti mereka akan shopping, membeli apapun yang mereka mau dan mereka lihat. Begitupun dengan Alis juga Aleta yang tampak khilaf membeli apapun yang menurut mereka lucu.
Siapa yang tidak mengenal mereka, anak dari pengusaha ternama dan terlahir dalam keluarga kaya membuat keduanya bebas membeli apapun tanpa berpikir dan melihat label harga.
"Capek, Laper juga" Ucap Alis saat duduk di salah satu Cafe di dalam Mall.
Leta terkekeh dan meletakkan beberapa paper bag di kursi sampingnya.
"Banyak juga belanjaan yang kita beli." Ucap Alis menatap banyaknya paper pag yang berjejer.
Hingga tidak lama pesanan mereka datang, keduanya langsung menikmati dengan sesekali terdengar obrolan di sana.
"Gue lupa bilang kemarin Bram minta nomor Lo Ta."
Leta menautkan kedua alisnya "Terus Lo kasih?"
"Iya, gapapa kan Ta?"
Leta menghela napasnya, sebenarnya Leta sendiri malas jika nomornya tersebar. Banyak orang iseng mengirimkan pesan cuma minta kenalan.
"Udah Lo kasih juga kan?"
Alis terkekeh "Sorry gue gak tanya Lo dulu kemarin."
"Iya tapi jangan Lo kasih kalo ada yang minta lagi ya."
"Aman,"
Leta mengangguk dan kembali menikmati makanannya begitupun dengan Alis.
Langit sudah berada di bengkel miliknya, menatap beberapa karyawan yang tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Bengkel miliknya terbilang sangat terkenal bukan karena pelayanan yang cepat namun hasil yang selalu memuaskan pelanggan. Beberapa dari costumernya selalu datang untuk menyeting mobilnya untuk balap.
Langit yang notabene juga menyukai mobil pun selalu menginspirasi semua costumernya untuk memodifikasi mobil mereka.
"Bos,,"Ucap Aldo membuat Langit menoleh.
"Ada yang mau ketemu Lo."
Langit menautkan kedua alisnya "Siapa?"
"Biasa orang yang mau konsultasi soal mobilnya."
Langit mengangguk dan berjalan menuju ruang tunggu. Terlihat di sana seorang laki-laki muda tengah duduk menunduk ponselnya.
"Sorry,," Ucap Langit membuat nya mendongak.
"Sorry gue gak lihat, Lo pemilik bengkel ini?" Ucapnya beranjak dan menatap langit.
"Jadi ini pemilik Bengkel, silahkan kalian bisa bicara.Bos gue tinggal dulu." Ucap Aldo dan langit hanya mengangguk.
"Gue tama"
"Langit, jadi?"
Tama tersenyum dia menatap langit, tidak menyangka pemilik bengkel besar nan terkenal masih begitu muda bahkan lebih muda darinya.
"Jadi gue mau Lo modif mobil gue, terserah Lo mau di apain tuh mobil. Gue cuma mau menang balapan Minggu depan."
"Apa mobil Lo."
"IndyCar "
Langit mengangguk. "Sekitar 4 hari mobil Lo udah bisa di ambil."
Tama mengangguk. "Gue tunggu."
Langit terdiam, dia seakan memikirkannya membuat Tama menatapnya.
"Ini kartu nama gue, setelah selesai Lo bisa hubungi nomor itu."
Langit menerimanya.
Tama Mario
CEO Grup Mahakarya.
"Kalau gitu gue permisi."
Langit beranjak dan mengangguk, menatap Tama yang berjalan keluar.
"Gimana bos." Ucap Aldo kembali masuk.
"IndyCar, Lo modif tuh mobil buat balap."
Aldo mengangguk dan berjalan keluar. Sementara Langit masih berada di sana memejamkan matanya namun malah terlintas wajah Aleta membuatnya mengusap wajahnya.
Shit,, Umpatnya saat mengingat bagaimana tingkah Luna yang semakin membuatnya muak.
Ting.
Langit mengambil ponselnya matanya menatap tajam saat pesan masuk dari Luna di sana.
Aluna.
Lo dimana Lang? Gue ke Apart Lo tp sepi.
Langit menghela napasnya, dia tidak berniat membalas pesan Luna. Namun suara notifikasi kembali terdengar
Aluna.
Lo pasti di bengkel ya, gue ke sana.
Langit memejamkan matanya, dia langsung beranjak bangun dan keluar. Menuruni tangga dan langsung menuju mobilnya.
Langit melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dia tidak mau bertemu dengan Luna. Biarkan saja Luna ke Bengkel dan tidak bertemu Dengan nya.
Luna menautkan kedua alisnya saat pesannya tidak di balas, namun sudah di baca Langit.
Gue gak akan menyerah, gue tahu Lo pasti ada di bengkel kan.
Luna langsung masuk ke dalam mobil dan melaju keluar.
Aldo baru saja masuk, namun terdengar suara mobil membuatnya menoleh.
Luna keluar dan langsung berjalan masuk.
"Langit di dalam kan?" Ucapnya saat berhadapan dengan Aldo.
"Bos langit gak ada di sini."
"Gak usah bohong, gue tau dia di dalam."
"Lah emang gak ada."
"Apart dia sepi, pasti di sini Langit." Ucap Luna langsung ngeloyor masuk dan menuju ruangan Langit.
"Mba Luna tunggu," Ucap Aldo mengejar Luna.
"Langit,, Langit,, Lo dimana?"
"Mba, kan gue udah bilang Bos gak ada di sini."
Luna menatap Aldo dan menghentakkan kakinya pergi keluar.
Aldo hanya menggeleng dengan sikap angkuh Luna.
Masa sih bos mau sama cewek model dia, kayaknya mata bos bermasalah deh.
Aldo menghela napasnya dan kembali mengecek semua. Sebagai orang yang di percaya Langit mengurus Bengkel membuat Aldo sedikit tau siapa Luna karena memang Luna sering datang ke bengkel dan sering membawa mobilnya ke sana.
*******
Langit baru saja sampai di Apartemennya, dia langsung mengakses password kamarnya. Karena dulu Aluna tau dan dia tidak mau jika Luna kembali datang seenaknya.
Klik Akses..
Langit berjalan masuk dan menyandarkan punggungnya di sofa ruang tamu.
Walaupun dia hanya tinggal sendiri di sana, namun Apart miliknya terbilang begitu rapi dan bersih. Langit tidak menyukai sesuatu yang berantakan atau kotor.
Seminggu sekali memang ada orang yang akan membersihkan Apartemennya.
Dert,,
Langit mengernyit saat menatap Aldo menghubungi nya.
"Halo Bos"
"Hm"
"Tadi Mbak Luna datang cari Lo, gue bilang Lo gak ada tapi dia maksa masuk ke ruangan Lo."
"Next jangan ijinkan dia masuk."
"Siap Bos."
Langit memutuskan telponnya, dia mengepalkan tangannya. Tingkah Luna semakin menjadi.
Gue harus bikin perhitungan sama tuh cewek, dia semakin jadi kalau gue cuma diem saja.
Langit terlihat mengetikan sesuatu di ponselnya.
Entah siapa yang dia hubungi.
Hari semakin larut,,
Aleta yang sudah berada di kamarnya tampak menatap beberapa paper bag miliknya.
Ceklek,,
Pintu kamar terbuka terlihat Melisa tersenyum dan berjalan masuk menghampiri putrinya.
"Mommy kira kamu istirahat Honey"
Leta menggeleng "Udah sore Mom, mau Magrib juga." .
Melisa mengangguk dan menatap paper bag di meja.
"Jadi tadi temen kamu di kampus yang sering kamu ceritain?"
Leta mengangguk"Iya Mom, dia temen Leta di kampus. Dia cerewet tapi baik dan cuma dia sih Leta Deket."
Melisa mengusap pucuk rambut Putrinya.
Melihat Aleta yang sudah kembali cerita, banyak bicara seperti ini membuatnya bahagia. Aleta bisa bangkit dari keterpurukannya saat di tinggal Vero.
Melisa tidak mau Aleta kembali terpuruk, menyiksa dirinya dan harus bolak balik rumah sakit karena kondisinya yang selalu drop.
tuhh cowek juga terobsesi sama langit..
viee letaa... udah ada rasa nihh🤭
Ya elahh ada saingan baru nihh🤣