seorang anak yang memiliki kelebihan bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam dan hewan-hewan, hingga dia dianggap gila oleh warga desa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hambali balon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31 : Peringatan Dari Alam Dan Leluhur
Suara dering Hp membangunkan sari ‘hmmm, siapa yang telpon ya?’
sari melihat hpnya ‘ternyata papa’
“Waalaikumsalam, ada apa pa?”
“iya, papa mau kabari kamu, masalah yang kamu kabari semalam”
“iya pah, gimana kabarnya?”
“hmmm, papa sudah kabari om bima dan anak perusahaan papa. Mereka tidak ada hubunganya dengan masalah yang ada di desa. tetapi papa punya firasat, ini ada hubungannya dengan mantan rekan bisnis kakekmu dulu”
“terus pah, gimana solusinya?”
“hmmm, papah sama om bima mau kesana hari ini. ini papa lagi di kantor sama om bima.”
“cuma papa dan om bima saja kemari pah?”
“iya Nak.”
“ibu sama sarah gimana pa?”
“menurut papa mereka tidak usah ikut, biar papa sama om bima saja. Tapi papa sudah bilang permasalahan ini sama mama dan sarah, dan papah sudah izin mau kemari sama om bima”
“ohhhh, ya sudah pah, sari tunggu disin ya pa?”
“iya,”
“iya hati-hati di jalan ya pah!”
“iya Nak, kamu juga diri kamu di sana, jika mereka pengembang itu datang lagi, papa minta tolong kamu jangan ikut campur dulu, tunggu papah saja.”
“oke Pah, Assalamualaikum”
“waalaikumsalam”
setelah mendapatkan informasi dari papanya, hati Sari mulai merasa lebih tenang. tidak lama berselang telepon dimatikan suara ketukan pintu terdengar.
“Assalamualaikum”
‘siapa ya, kok suaranya kayak Danu, tapi mana mungkin dia pasti masih di hutan’
“Waalaikumsalam, siapa ya”
“ini aku Danu, Sar.”
sari membukakan pintunya, “yah kamu Dan, kok cepat kali baliknya”
“iya aku khawatir sama keadaan desa dan sama kamu.”
karena danu tadi malam pergi ke dalam hutan, jadi sari bangunnya sedikit siang makanya dia pagi ini belum masak.
“masuklah Dan, biar sari buatkan teh dulu.”
“iya”
danu duduk sambil melirik kesana kemari, ‘rupanya begini ketika mata ku jadi spesial, aku bisa melihat apa yang orang tidak bisa melihat’
“Dan ini teh nya, maaf sari belum masak. karena sari pikir Danu gak pulang pagi ini.”
“yaudah, gak apa-apa Sar,”
“Yang kamu tunggu disini dulu, Sari mau masak dulu. baru kita makan”
“iya, Sayang”
sari langsung pergi ke dapur dan memasak untuk mereka sarapan pagi. setelah mereka siap sarapan mereka berdua pergi ke rumah pak soleh, untuk berdiskusi penghadangan pengusaha, sementara pak soleh juga mengabari dengan hp beberapa warga untuk hadir di rumahnya.
“tadi sari di telpon papah, bahwasannya anak perusahaan dan om bima tidak ada hubungannya dengan masalah ini, tapi papa sudah berangkat dari kota menuju kemari sama om bima”
“iya bapak semalam juga telpon pak Bima, sama seperti yang Sari bilang”
“oke Pak soleh kita tetap jaga-jaga saja sebelum om abizar dan om bima datang, jika pengusaha itu datang kita halau mereka, saya punya firasat kepala desa sudah diberi sesuatu sama pengusaha itu”
“oke, saya sudah mengabari beberapa warga untuk datang kemari”
“assalamualaikum”
“masuk pak”
beberapa warga sudah datang, dan mereka semua di instruksikan kepada pak soleh agar kita tetap berjaga-jaga kalau pengusaha itu datang dengan antek-antek.
“iya pak tadi pagi saya dan istri saya di datangi sama kepala desa, mereka membujuk saya untuk setuju dengan mereka, dan kepala desa mau memberikan uang sama saya kalau saya setuju, tapi saya tolak pak”
“sepertinya kepala desa sudah mulai merusak warga dengan uang agar ikut dengan dia” pak soleh menyahut.
“bapak-bapak sekalian saya minta tolong, agar jangan ada yang mau kalau di iming-iming dengan uang, karena uang tidak seberapa ketimbang bencana yang kita terima kedepannya pak”
“iya benar tuh Nak Danu, saya setuju”
salah satu warga mengusulkan “gimana kalau kita dari hari ini, mulai berjaga malam”
pak soleh menyahut “boleh juga sarannya, iya biar kita selalu jaga-jaga, jika ada orang yang tidak kita kenal langsung kita tegur”
“benar itu pak”
hasil musyawarah mereka di rumahnya pak soleh mereka sepakati, mulai malam ini mereka berjaga-jaga di sekeliling desa. Informasi ini terdengar oleh kepala desa, kepala desa sedikit resah, tetapi kepala desa tidak takut karena dia sudah membuat izin nya dari beberapa tanda tangan warga yang setuju.
“besok pengusaha itu datang aku segera memberitahukan agar cepat dilaksanakan penambangan itu”
di suasana yang sunyi di pedesaan Danu dan beberapa warga berjaga-jaga, danu sedikit risih dengan keadaan matanya yang baru merasakan malam pertama,
‘entah siapa saja yang ngeliat aku, iya aku bisa melihat kalian’
‘dari mana kau bisa dapat penglihatan itu?’
‘kau tidak perlu tahu masalah itu. kau sudah tahu, ngapain lagi kamu mempertanyakannya’
‘tidak mungkin ratu memberimu semudah itu’
‘kau tidak pantas berbicara dengan pangeran mu seperti itu’
makhluk itu langsung mengetes apakah danu pantas menjadi sang pangeran, belum danu bergerak hanya menarik nafas nya makhluk itu langsung terpental, tidak lama sang ratu datang
‘mengapa kau mengganggu ANAK KU?’
‘maafkan aku RATU’
‘tidak pantas kamu mencoba calon raja Mu nanti’
‘iya Ratu, maafkan aku’
‘kamu tidak apa-apa kan anak ku’
‘hmmm, maafkan aku IBU, IBU terlalu khawatir dengan keadaan ku’
‘apa tidak boleh seorang IBU melindungi anaknya?”
‘iya tidak apa-apa sih IBUNDA Ratu, tapi sudah cukup yang kau berikan kepada ku, aku tau bukan hanya mata ini saja yang kamu buka, tetapi aku tau IBUNDA Ratu juga memberikan sesuatu di dalam tubuh ku’
‘ternyata aku tidak salah, MAMAT kau mendidik anak KITA sangat mandiri’
lamunan danu yang terlihat oleh warga dikejutkan “Nak Danu, kok melamun, nanti kerasukan, hehehe”
“Oh iya Pak, cuma lagi memikirkan permasalahan ini”
“sudah jangan terlalu dipikirkan sendiri Danu, kita-kita ini juga mendukung semua yang kamu bilang Danu.”
“iya Pak, Makasih pak”
“bukan kamu yang berterima kasih, tetapi kami yang harus berterimakasih, karena kamu anak-anak kamu lebih memahami tentang alam dan menjaganya, lalu kami sadar alam bukan untuk kita saja, untuk anak cucu kita juga.”
Malam itu tidak ada terjadi sesuatu masalah, mereka berjaga sampai waktu subuh. Danu dan para warga kembali kerumah masing-masing.
mulai memasuki tengah hari danu dan pak soleh berada di rumah sari menunggu pak Abizar datang dengan pak Bima, tidak berselang lama mobil mewah datang langsung ke rumah pak soleh karena memang sudah dikabari oleh sari, agar langsung ke rumah pak soleh.
setelah mereka sampai mereka berbincang-bincang untuk mencari solusi agar tidak terjadi permasalahan pembukaan lahan untuk penambangan. mereka langsung ke rumah kepala desa, ternyata di dalam rumah kepala desa sudah ada pengusaha yang mau melakukan penambangan tersebut.
dan ternyata Bima dan Abizar mengenal orang tersebut, orang tersebut adalah pewaris dari kerekan kerja papanya abizar. mereka berbincang dengan sedikit alat, abizar bermohon agar tidak terlaksana apa ambisinya, tetapi pengusaha tersebut tetap bersikeras akan melaksanakan penambangan di desa ini.
“berapa kerugian kamu, akan kau bayar 10 kali lipat.”
“aku tidak butuh uangmu Zar, yang aku butuh itu tambang emas yang ada di desa ini”
“kau tidak akan pernah bisa mengambilnya, walaupun warga disini kalah, dengan izin yang kalian buat, tetapi lihat lah nanti, kalian akan merasakan akibatnya”
akhirnya perdebatan tersebut diakhiri dengan abizar, karena dia tidak mau melibatkan Sari dan Danu dan para warga, dia percaya para leluhur dan penguasa di bukit itu pasti membantu para warga.
“ayo kita pulang percuma kita disini”
sari sedikit kesal “kenapa kita pulang pa?”
“kita bicarakan saja di rumah, jangan disini.”
seluruh yang mendukung kebijakan Danu menuju rumahnya pak Abizar, setelah mereka sampai menyusun siasat agar ini semua tidak terjadi, Abizar dan Bima menghubungi koneksi-koneksinya di pemerintahan, sedangkan warga, akan menghalau jika alat berat masuk ke desa.
“pah, terus gimana selanjutnya pah?”
“kamu tenang anakku, desa ini tetap terjaga sampai anak cucu papa, kamu yakin lah”
Abizar sedikit aneh melihat Danu, Abizar merasakan aura yang menakutkan ketika perjalanan terakhir mereka meneliti bukit.
‘aura yang aneh aku rasakan pada danu, apa wanita itu kembali’
abizar memberanikan diri untuk berbicara dengan danu. “Danu, nanti malam om mau kamu tidur disini, biar pak soleh yang berjaga dengan warga”
“baik om”
‘ada apa ini, apa om abizar merasakan kehadiran IBU, karena om abizar dan om bima pernah kontak langsung dengan IBU’
“oh ya om tapi nanti Danu, pulang sebentar ambil pakaian”
“ya sudah, sekarang saja kamu ambilnya”
“iya maksud Danu seperti itu juga sih om, saya pulang dulu ya om”
“iya, hati-hati kamu”
“iya om”
danu pulang mengambil pakaian untuk tinggal beberapa hari di rumah Abizar
“pah sari mau ke dapur dulu ya mau buat makanan untuk makan malam kita”
“iya Sari, eh sejak kapan kamu bisa masak Nak”
seri tertawa “hahaha, papa lihat saja nanti masakan sari enak apa gak”
“pasti masih kalah lah sama mama mu?”
“iya papa rasa aja nanti, sari ke dapur dulu ya pah”
sari memang sudah mempersiapkan bahan-bahan untuk makan malam mereka karena sari tau papa nya dan om bima mau datang. Di sela-sela waktu sari dan danu tidak ada abizar berbicara dengan bima membahas danu.
“Bim, kamu merasakan aura yang beda tidak dengan danu?”
“iya Zar, aku juga merasakannya, makanya aku diam saja dari tadi. rasa takut ku tiba-tiba muncul ketika lihat danu, rasa bersalah ku juga semakin tinggi Zar”
“iya sama Bim, aku juga merasakan itu”
“benar, sudah beberapa puluh tahun aku tidak merasakan ketakutan seperti ini, rasa ini seperti waktu penelitian terakhir kita berlima”
“aku juga bingung Bim, apa penguasa yang merasuki mendiang Amel itu ada berada di dekat danu”
“itu yang aku gak tau Zar.”
kembali kita ke Danu, danu yang pulang ke rumahnya, dia melihat banyak sekali prajurit mengelilingi rumahnya.
‘paman kok banyak sekali prajurit di rumah’
paman ini adalah panglima yang diutus untuk menjaga danu ‘iya IBUNDA Ratu yang menyuruhnya, coba kau lihat ke arah bukit’
danu langsung ke belakang rumah melihat ke arah bukit, dia lihat sudah banyak bala tentara yang menjaga bukit
‘astaga, begitu banyaknya paman’
‘iya benar, kami juga membantu kalian, agar bukit ini tidak dijamah oleh mereka yang tidak bertanggung jawab’
‘o iya paman, aku merasa aneh dengan pandangan om bima dan om abizar, apa mereka merasakannya’
‘iya mereka merasakan kehadiran IBUNDA Ratu di tubuh kamu, karena mereka pernah mengalami mencekamnya keadaan dimana IBUNDA Ratu sangat marah’
‘Ohhh, terus bagai mana paman’
‘kamu tenang saja, mereka juga tidak mau terlalu jauh ikut campur dengan status kamu sekarang’
‘baiklah paman, terima kasih’
‘iya sama-sama Pangeran’
seperti yang dijanjikan Danu, malam ini danu tidur di rumah om abizar. setelah sari tidur abizar dan bima berbicara dengan danu, tentang permasalahan perasaan yang aneh mereka rasakan saat ini. tetapi Danu menutupi semuanya, karena Danu tidak mau semua orang tau.
beberapa hari berlalu, penambang mulai memasuki desa, ada beberapa alat berat yang datang. para warga menghalangnya, tetapi warga dan keluarga abizar tidak mampu menghalangnya, hanya para leluhur alam yang mampu menghalaunya.
disaat itu pula datang permasalah bagi para pekerja pembuka lahan, banyak alat berat yang tiba-tiba mati, dan para pekerja juga banyak yang kecelakaan, bahkan sampai ada yang tidak sadarkan diri, cuaca yang dari cerah mulai mendung angin kencang menghantam perbukitan dan desa.
abizar berkata “Nak kamu lihat itu, apa yang sudah terjadi. itu bukan kita lagi yang bekerja, alam dan leluhur yang bekerja, untuk menghalau mereka”
“iya pah, oh iya danu kemana ya pah”
“tadi dia bilang mau pulang dulu.”
“ohhh, ya sudah”
ternyata danu diam-diam dengan sedikit kekuatannya membantu para prajurit yang IBUNDA Ratu suruh untuk menjaga bukit
‘sudah anakku, kau tidak perlu kau membantu, cukup prajuritnya IBU saja, kamu ke istana IBU saja’
‘baiklah IBU’
danu dan panglima yang diperintahkan Ratu untuk menjaganya menuju istana. akhirnya permasalahan ini selesai tidak ada yang mendapatkan apa-apa hanya pengusaha yang pulang dengan tangan kosong, hanya membawa kerugian dan para pekerja yang terluka.