Diva Afkar. Wanita cantik yang berumur 20 tahun. Harus menghadapi masalah yang begitu berat. Mulai dari pengihatan sang adik yang merebut kekasih nya.
Begitu juga Ibu tiri dan ayah kandung nya, yang menjual Diva kepada seorang pengusaha tua kaya-raya.
Akan tetapi keberuntungan memihak kepadanya. Ternyata pengusaha tua itu menikah kan Diva dengan putra tungal pengusaha tersebut.
Bagai mana kelanjutan nya? Simak terus episode-episode berikut ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode #31
" Sela! Tunggu!. "(Ucap David ingin mengejar Sela.)
" Tunggu. "(Ucap Tania menahan tangan David.)
" Ada apa? "(Tanya David kepada Tania.)
" Kau seperti nya sangat mengenal Sela. "(Ucap Tania.)
" Iya, memang nya kenapa? Dia adalah teman masa sma ku, lebih tepat nya wanita yang paling aku sayang setelah Ibu ku. "(Ucap David tersenyum manis.)
Deg ... mendengar kata wanita paling dia sayangi, seketika hati Tania menjadi sangat sakit.
" Kenapa kau diam? "(Ucap David kepada Tania.)
" Ah, tidak, apa kalian berpacaran? "(Ujar Tania penasaran.)
" Tidak, lebih tepat nya belum, beberapa hari ini sikap nya berubah, entah karena apa menjadi sangat pemarah dan cuek. "(Ucap David kepada Tania.)
" Ouh, begitu yasudah aku lanjut kerja dulu. "(Ucap Tania berlalu.)
Smentara itu David berjalan menuju ruang kerja Sela.
Di sini lain.
04 jam berlalu kini Aziel telah tiba di pulau tersebut. Ia menyuruh asisten nya untuk menyewa sebuah fila.
" Bagaimana tuan muda? Apakah fila nya bagus? "(Tanya anak buah yang bersama nya.)
" Lumayan, udaranya juga dingin. "(Ucap Aziel melihat sekeliling fila.)
Sementara itu di masion.
"Sudah jam segini, kenapa Aziel belum mengabari ku? " (Batin Diva sambil melihat layar ponsel nya.)
"Huh, apa mungkin dia sedang sibuk. " (Ucap Diva berfikir fositiv.)
Sementara di kantor Diva.
"Sela, katakan ada apa? Mengapa kau terus menjauh dari ku? " (Tanya David mendekati Sela.)
"Keluar! Aku ingin sendiri! " (Ucap Sela lantang.)
"Ada apa dengan mu? Jika aku bersalah katakan apa salah ku? Aku tidak bisa kau terus-menerus menjauh dari ku seperti ini. " (Ucap David memegang tangan Sela.)
"Bukan kah sekarang kau sudah tidak membutuhkan aku lagi? Bahkan kau brangkat ke kantor ku dengan wanita lain! " (Ucap Sela dengan amarah yang meluap.)
David tercengang dengan perkataan Sela. ia tidak menyaka ternyata selama ini I Sedang cemburu kepada nya.
"Hahaha, apa kau cemburu? Apa kau cemburu saat aku ke sini bersama Tania? " (Ucap David tertawa renyah.)
"Diam lah. " (Ucap Sela memalingkan wajah nya.)
"Hey, lihat aku. " (Memegang kedua pipi Sela.)
"Dengar baik-baik, aku dan Tania hanya tidak sengaja bertemu, mana mungkin aku ada hubungan dengan nya. " (Ucap David menatap dalam mata Sela.)
Sela terdiam sambil menundukkan wajah nya.
"Dengar kan, aku mencintaimu dan hanya kau. "(Ucap David mengeluarkan sebuah kotak Cicn berwarna merah. )
" Apa itu? "(Ucap Sela kaget.)
" Sebenarnya tadi malam aku sudah menyiapkan diner untuk kita, dan aku juga memboking lestoran untuk memeberikan ini kepada mu, tetapi semuanya gagal karena kau sama sekali tidak menjawab telfon ku. "(Ucap David terlihat begitu sedih.)
" Benar kah? "(Ucap sela merasa bersalah.)
" Iya, dan aku tidak peduli, sekarang apa kah kau mau menerima ku sebagai kekasih saat ini? "(Ucap David menatap Sela penuh harapan.)
Sela merasa tersentuh dengan apa yang di lakukan David.
Iya tidak menyaka jika David sebegitu sayang ke pada nya.
" Kenapa saat ini? "(Tanya Sela bingung.)
" Ya saat ini, dan saat nanti kau menjadi istri ku. "(Ucap David sedikit mengoda.)
" Baik lah aku mau. "(Ucap Sela memeluk David.)
Di sisi lain.
" Ayo sayang. "(Ucap Brian membuka pintu mobil nya.)
" Ah, Terima kasih. "(Ucap Tara turun dari mobil.)
" Brian? Keterlaluan!"(Ucap mama Brian dari atas balkon rumah nya.)
Rumah Brian begitu besar bahkan lebih besar dari rumah tara sebelum nya dan ini mambuat Tara menjadi begitu senang.
"Ayo masuk! " (Ucap Brian menarik koper.)
"Ah iya ayo sayang. " (Ucap Tara mesuk kedalam rumah Aziel tampa rasa malu.)
Terlihat Gita, mama Brian sedang duduk di sofa depan TV.
"Mama." (Pangil Brian.)
"Iya kenapa? " (tanya Gita tampa menoleh.)
"Lah, kok kenapa sih ma. " (Ucap Brian melirik Tara.)
"Ouh iya, selamat datang menantu, silahkan duduk. " (Ucap Gita tersenyum palsu.)
"Iya Terima kasih mama. " (Ucap Tara sok baik.)
"Kalau begitu aku istirahat dulu. " (Berlalu ke kamar nya.)
Sementara itu Aziel,
"Tuan muda, kapan kita akan pergi? " (Tanya anak buah Aziel.)
"Sekarang juga, aku tidak ingin berlama-lama. " (Ucap Aziel merasa tidak sabar.)
Tentu nya anak buah Aziel sudah mengurus semuanya.
"Baik lah tuan muda. " (Ucap Anak buah Aziel menyiapkan mobil.)
Beberapa saat kemudian mereka pun tiba di sebuah rumah kecil yang berada di tepi sungai.
"Apakah itu rumah nya?" (Tanya Aziel penasaran.)
"Iya tuan, itu rumah nya. " (Ucap anak buah Aziel turun dari mobil.)
Mereka pun berjalan ke arah rumah tersebut.
Tok ... tok ... tok.
Anak buah Aziel mengetuk pintu rumah tersebut.
Tak lama muncul lah sosok wanita paruh baya yang membuka pintu.
"Kau lagi apa yang kau inginkan? " (Tanya orang tua tersebut.)
Karena anak buah Aziel telah beberapa kali datang ke sana untuk megorek informasi, maka jelas saja dia mengenali anak buah Aziel itu.
"Tenang lah buk, kami hanya ingin bertemu dengan anak gadis ibuk. " (Ucap Aziel mencoba menenangkan.)
"Tidak, tidak bisa, dia tidak akan bertemu siapa pun. " (Ucap orang tua tersebut.)
"Kenapa? " (Tanya Aziel heran.)
"Karna .... " (Karena dia sedang kurang sehat.)
Aziel merasa curiga, karena perilaku orang tua itu sepertinya tidak baik.
Tak lma kemudian keluar lah lelaki tua, tentu saja itu adalah suami dari wanita tua tersebut.
"Begini saja, bagaimana jika aku membayar kalian. " (Ucap Aziel memperlihatkan satu tas uang yang di bawa.)
Seketika mata dia orang itu menjadi terbelalak melihat uang yang begitu banyak.
"Ah, masuk-masuk lah. " (Jawab lelaki tua tersebut.)
"Benar, akan lebih baik juga kita bicarakan di dalam rumah saja.)
" Baik lah. "(Ucap Aziel masuk ke dalam rumah itu.)
" Ayo, silahkan duduk. "(Ucap wanita itu yang seketika berubah menjadi ramah.)
" Langsung saja, di mana wanita itu? "(Tanya anak buah Aziel yang tidak sabar.)
" Baik lah. "(Ucap orang tua itu bejalan menuju arah dapur.)
Di dapur.
" Hey, kau! Cepat lah, ada yang ingin bertemu dengan mu! "(Ucap wanita itu.)
" Ba... baik tuan. "(Ucap wanita itu terlihat takut.)
Tak lama kemudian wanita tua itu membawa gadis itu ke hadapan Aziel.
" Luna? "(Ucap Aziel begitu kaget dan sekaligus senang.)
" Ziel? "(Ucap Luna yang terlihat dengan wajah pucat dan lebam di sana sini.)
Luna adalah wanita yang lugu dan polos, tetapi mungkin itu hanya terlihat di luar saja.
Aziel mendekati Luna dan memeluk nya erat.
" Apa yang terjadi padamu? Mengapa kau terlihat kumu dan kucel seperti ini? "(Tanya Aziel melirik seluruh tubuh Luna.)
" Aku ... hiksss ... tolong bawa aku pergi dari sini aku mohon. "(Ucap Luna mulai menangis.)
Bersambung ....
hy sayang kenapa kembali dg aziel yg ufah sangat22 nenyakiti hati
kenapa dak dg fimas yg jelas2 mencintai udah lamaaa sekali