Sebatas Istri Rahasia

"Jadi kalian benar-benar sudah mengkhianatiku?" Ruby menatap penuh kecewa pada Alinea dan juga Galen. "Al, aku sahabatmu, kenapa kamu tega sama aku?" Lirih Ruby. Suaranya bergetar nyaris tak terdengar karena menahan tangis.

Alinea bergeming di tempatnya, wanita cantik itu menatap Ruby penuh sesal. Perjodohannya dengan Galen bukanlah keinginannya, walaupun Alinea memang sudah lama menaruh hati pada suaminya itu. Namun Alinea memendamnya karena tahu Galen adalah kekasih Ruby.

Alinea pikir saat Galen setuju menikah dengannya, suaminya itu sudah tidak ada hubungan lagi dengan Ruby, karena itulah Alinea pun dengan senang hati menerima perjodohan ini.

Namun Alinea baru mengetahui alasan sebenarnya Galen menikahinya dan juga kenyataan bahwa Galen masih berhubungan dengan Ruby, tepat di malam pertama pernikahannya.

Bukan hanya Ruby yang terluka, Alinea jauh lebih menderita. Takdir seolah mempermainkan hidupnya dalam sekejap. Alinea menikah dengan orang yang dicintainya namun harus menjadi orang ketiga dalam hubungan suaminya dan sahabatnya.

Rasa bersalah yang sempat dirasakannya perlahan menghilang tatkala mengingat pergumulan panas yang dilakukan Ruby dan suaminya. Hubungan yang tidak seharusnya mereka lakukan walaupun mereka sepasang kekasih.

Suami yang harusnya menjadi miliknya seutuhnya, menolak berhubungan dengannya yang jelas-jelas halal untuknya. Namun dengan sadarnya, Galen lebih memilih melakukan hubungan terlarang bersama Ruby.

"Maaf, Aku tidak tahu Kamu dan Mas Galen masih berhubungan. Aku hanya---"

"Tidak tahu kamu bilang? Al, jelas-jelas kamu tahu aku sangat mencintai Mas Galen. Dan aku juga tahu Mas Galen sangat mencintaiku. Ini pasti karena kamu memaksa orang tuamu untuk menjodohkanmu dengan Mas Galen, kan?"

Alinea melebarkan bola matanya, wanita cantik itu tidak percaya Ruby menuduhnya sebagai orang yang bersalah dalam hal ini.

"Kamu pikir aku sepicik itu, By? Aku tidak mungkin merebut kekasih sahabatku sendiri. Aku menerima perjodohan ini karena Mas Galen lebih dulu menerimanya."

Alinea menatap Galen yang sedari tadi hanya diam, Galen bahkan tidak menyela sedikitpun saat Ruby menyalahkan Alinea atas semua permasalahan ini. Padahal Galen tahu yang terjadi sebenarnya seperti apa, tapi pria itu bersikap pengecut. Galen membiarkan Ruby melimpahkan semua kesalahannya pada Alinea.

"Apa benar, Mas? Kamu yang lebih dulu mengiyakan perjodohan ini? Bukankah kamu bilang akan melamarku saat aku kembali?" Ruby tidak mampu lagi menahan air matanya, wanita cantik itu menatap Galen dengan berurai air mata.

"Maafkan, aku. Aku melakukan ini demi keluargaku."

Akhirnya Galen menceritakan penyebab dirinya terjebak pernikahan dengan Alinea. Ruby perlahan mulai melunak dan mengerti apa yang dirasakan Galen ataupun Alinea. Namun Ruby tetap tidak terima jika Galen harus meninggalkannya, Ruby meminta keadilan atas itu. Apalagi Ruby telah memberikan hal berharganya pada Galen.

"Lalu, bagaimana dengan aku? Apa kamu tega ninggalin aku, setelah kita melakukannya?"

Deg

Galen menatap nanar Alinea yang memalingkan wajahnya, entah mengapa ada perasaan takut saat Ruby mengatakan itu di depan Alinea. Galen takut istrinya itu terluka. Apalagi saat tatapannya tak sengaja bertemu dengan tatapan Alinea, hanya luka dan kebencian yang Galen lihat di mata indah istrinya itu.

"𝘒𝘶𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶, 𝘈𝘭!"

Galen membawa Ruby ke dalam kamarnya, pria itu mencoba memberikan pengertian pada kekasihnya untuk tidak mengatakan hal yang menyakitkan Alinea. Karena Galen tidak ingin membuat Alinea semakin terluka.

"Kamu lebih memikirkan perasaannya, daripada perasaan aku, Mas?" Ruby mengggelengkan kepalanya tak percaya dengan kekasihnya yang lebih mengutamakan perasaan Alinea. "Aku tahu, kamu akan membelanya karena dia punya segalanya. Sedangkan aku, hidupku akan hancur. Bahkan satu-satunya hal berharga dalam hidupku pun sudah kamu renggut, tidak akan ada lagi pria yang mau dengan wanita kotor sepertiku."

"Kamu yakin semalam itu yang pertama untukmu?" Galen tersenyum smirk menatap Ruby.

Ruby melebarkan bola matanya, wanita itu berulang kali menggelengkan kepalanya. "Maksud kamu apa? Kamu pikir aku pelacur, Mas?" Ruby semakin kecewa dengan Galen yang tidak menyanggah ucapannya.

Ruby berjalan ke arah tempat tidur yang masih berantakan akibat perang ranjangnya semalam. Ruby menyibak selimut dan memperlihatkan bukti bahwa tadi malam adalah yang pertama untuk Ruby.

Galen tertegun melihat noda darah di atas tempat tidurnya. Itu artinya Galen orang pertama sudah merenggut kesucian kekasihnya. "𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘳𝘢𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘣𝘦𝘥𝘢, 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘳𝘵𝘪𝘬𝘦𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘣𝘢𝘤𝘢."

Namun melihat Ruby yang menangis seperti itu, hati Galen mulai luluh. Galen pun menepis semua pemikiran buruk tentang kekasihnya dan memilih percaya pada Ruby. Lagipula, selama berhubungan dengan Ruby, Galen tahu kekasihnya itu seperti apa. Tidak mungkin Ruby melakukan seperti apa yang sempat Galen pikirkan.

"Maafkan, aku! Aku janji akan bertanggungjawab!" Galen membawa Ruby ke dalam pelukannya dan membiarkan kekasihnya itu menangis dalam pelukannya.

"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘩𝘶 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘶𝘳𝘪𝘨𝘢, 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘴𝘪𝘢𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢."

Di balik pintu yang tidak tertutup sempurna itu, Alinea tersenyum getir menertawakan takdir yang mempermainkannya. "𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘨𝘶𝘯𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪."

...----------------...

Alinea duduk di sebuah bangku taman seorang diri. Sesekali dia tertawa saat melihat seorang anak kecil yang sedang belajar berjalan terjatuh dan menangis. Namun dengan sigap ayah anak itu datang dan membujuk anaknya untuk kembali bangkit. Melihat pemandangan itu, membuat Alinea tiba-tiba merindukan Daddynya.

"Aku merindukanmu, Dad." Air mata Alinea meluncur begitu saja di pipinya. Alinea menangis bukan hanya karena merindukan Daddynya, tapi karena mengingat nasib pernikahannya. "Harus ke mana aku sekarang? Tidak mungkin aku pulang ke rumah, Bang Ion pasti menertawakanku."

Alinea akhirnya memutuskan untuk tinggal sebuah apartemen milik Daddynya yang sudah jarang di tempati. Alinea tidak ingin Abangnya menertawakannya jika Alinea kembali ke rumah keluarganya.

Orion Alexander, putra sulung Arshad Antariksa yang juga merupakan kakak Alinea, adalah satu-satunya orang yang tidak setuju dengan perjodohan adiknya dengan Diksi Galenio.

Alinea keluar dari mobilnya begitu sampai di sebuah kawasan apartemen yang akan menjadi tempat tinggalnya. Wanita cantik itu berjalan sambil menggeret kopernya menuju kamar apartemennya. Alinea tidak menyadari ada sepasang mata yang mengawasinya, bahkan sejak Alinea keluar dari rumah suaminya.

𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦𝘥