NovelToon NovelToon
Malam Pertama Dengan BUJANG LAPUK

Malam Pertama Dengan BUJANG LAPUK

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Perjodohan / Patahhati
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: riena

Follow Ig @ rii-ena

Cerita ini mengkisahkan tentang Firda, seorang mahasiswi tingkat satu yang dengan iseng menggagalkan pernikahan Bujang.
Pria dewasa yang dijuluki si bujang lapuk.

Tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Firda yang menyebabkan pernikahan dirinya yang gagal, Bujang membalas permainan yang Firda buat dengan menikahinya malam itu juga.

Bagaimana pernikahan yang mereka jalani selanjutnya? Apakah Firda akan menyerah dan bercerai dengan Bujang yang katanya sudah aki-aki atau justru malah Firda jadi jatuh cinta.

Lalu Bujang sendiri? Masihkah dendam pada Firda karena sudah mengacaukan pernikahannya atau justru bersyukur? ikuti terus cerita mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Satu Rumah Dua Cinta

Firda tidak jadi pulang ke rumah mertuanya di antar oleh Raka karena ibunya ingin bicara dengan Hamish, jadi Firda minta di jemput dengan Hamish.

Setelah berbicara dengan kedua orang tua Firda, Hamish terlihat biasa saja.

Dia membawa Firda pulang ke rumah Abah dan Umi seperti biasa, besok atau lusa baru Firda di antar kembali kerumah orang tuanya karena acara resepsi semakin dekat.

"Ayah bilang juga apa, Buk! Jangan gampang percaya omongan orang lain? Kasihan Firda jadi ragu sama suaminya, mana perasaan keduanya masih sangat tipis. Apa Ibuk mau kalau pernikahan Firda..." Ayah Deni tidak meneruskan ucapannya.

Walaupun mereka berdua tidak memberitahukan tentang kabar yang beredar tentang dirinya, Hamish cukup bisa membaca situasi. Apalagi Firda yang terlihat lebih pendiam.

"Ibuk kan cuma meminta mereka tinggal di sini untuk sementara sampai kita tahu Hamish itu seperti apa, bukan untuk selamanya." bela ibunya Firda tidak mau disalahkan.

"Pastinya akan aneh, Buk, disini masih ada aku dan Raka. Ditambah dengan Firda dan suaminya, semantara di sana...Kedua orang tuanya cuma berdua, itu menunjukkan kita tidak percaya pada mereka. Nggak enak sama mereka, Buk. Yang membuat awal permasalahan itu Firda, bukan Hamid. Justru dia dan keluarganya sudah di buat malu dan rugi." Bagas angkat bicara.

Meskipun tadi Hamish memperlihatkan wajah biasa saja, tapi bahasa tubuhnya sudah memperlihatkan kalau Hamish sedang dilema.

"Jadi, Ayah dan kamu, Gas, nyalahin, Ibuk? Ibuk cuma mau melindungi Firda. Meskipun Firda yang salah, Firda anak, Ibuk, adikmu, Gas?"

"Buk, bukan gitu, maaf!" Bagas mendesah resah, bagaimana sulitnya bicara pada orang tua.

Kalua di biarkan dan itu salah kan juga tidak benar, tapi kalau di koreksi katanya membantah.

"Maksud aku begini lho, Buk..."

"Kamu nggak merasakan bagaimana hati seorang Ibuk, walaupun kalian sudah besar dan mungkin sudah dewasa bahkan sudah tua. Orang tua tetap menganggap kalian anak-anak yang selalu di sayangi dan dilindungi, suatu saat kamu akan merasakan seperti yang Ibuk rasakan, Gas."

Setelah mengatakan dengan bibir yang sedikit bergetar, ibunya Firda masuk kedalam kamar. Ngambek, tersinggung.

"Yah, aku tidak bermaksud menyalahkan Ibuk atau membela Hamish. Kita cari tahu dulu kebenarannya, tanya dengan Firda baik-baik, atau biar aku saja yang mencari tahu. Aku juga sayang dengan Firda, Yah, dia adikku." sambil berbicara Bagas melihat pintu kamar yang ditutup sedikit keras oleh ibunya.

"Ayah tahu, seperti itulah perempuan, Gas. Apa-apa menggunakan perasaan, tidak diselidiki terlebih dahulu. Langsung saja main percaya."

Raka yang menguping pembicaraan kedua orang tua dan abangnya tidak berani berkomentar, dia anak kecil. Bisa-bisa kena semprot kalau ikut ngomong.

...******...

Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, Hamish menyusul Firda naik ke atas ranjang.

Kali ini Hamish tidak mengenakan sarung, terapi memakai celana pendek dan kaos tanpa lengan. Terlihat seperti Raka kalau pulang sekolah setelah mengganti seragamnya.

Tapi kalau Raka kan masih badan anak remaja yang baru tumbuh. Bukan jakunnya saja yang mulai kelihatan. bulu keteknya juga masih ragu-ragu mau nongol, udah waktunya belum ya?

Berbeda dengan Hamish, di pria dewasa yang matang dalam segala hal. Tapi tunggu dulu, bulu keteknya sudah di babat habis ternyata. Jadi tidak lagi menyembul malu-malu seperti malam setelah menikah, membuat Firda tergidik ngeri melihatnya.

"Fir, apa kamu merasa nggak nyaman tinggal di sini?" tanya Hamish pelan menyingkirkan ponsel yang sedang di mainkan oleh Firda.

"Beberapa hari lagi kita bersanding di pelaminan, Bang. Nggak mungkin aku di sini kan?."

Mirip judul lagu ya?

"Bukan itu maksud Abang, tapi setelah resepsi."

"Abang nggak mau ya kalau kita tinggal di rumah Ibuk?"

Hamish mengulurkan tangannya, mengusap pelan rambut di kepala Firda. Lalu jemari tangannya berpindah menyentuh bibir Firda, mengusapnya dengan lembut menurut garis bibirnya. Firda jadi deg-degan diperlakukan seperti itu.

"Pertanyaan Abang jangan di jawab dengan pertanyaan yang sama. Kasihan Abah dan Umi kalau kita tinggal di rumah Ibuk, Fir."

Apakah kalau aku bilang nggak mau, dia akan marah?

"Nyaman kok, Bang. Umi dan Abah juga baik orangnya, Ibuk yang minta kita tinggal di sana untuk sementara."

Firda rasa mau menepuk mulutnya sendiri, kenapa sih bisa keceplosan.

"Terus?"

"Sementara aja, sampai Ibuk yakin melepaskan aku, hmm... Maksudnya sudah bisa jadi istri dan menantu yang pas gitu."

Hamish tahu kalau Firda sedang mencari alasan yang bisa di terima. Hamish sih tidak masalah mau tinggal dimana saja, mengontrak rumah atau membeli rumah secara kredit juga insya Allah dia masih mampu. Yang menjadi masalah itu, Abah dan Umi yang minta untuk di temani.

"Kalau Abang keberatan, kamu bagaimana? Istri kan harus ikut suami, bagaimana kalau kita tinggal sendiri saja biar adil."

Sendiri? Eh, cuma berdua saja? Kalau dia melakukan KDRT, siapa yang menolong aku?

Firda cepat-cepat menggelengkan kepalanya.

"Nanti Abang kurus kalau kita cuma tinggal berdua, aku nggak bisa masak apa-apa kecuali ceplok telor. Apa Abang mau paginya aku masakan telur rebus, malamnya kalau tidak telur ceplok ya telur dadar. Lama kelamaan Abang jadi bulat kayak telur lho."

Hamish hanya diam tidak menjawab, itu bisa di bahas besok. Dia menarik pinggang Firda agar lebih mendekat.

"Abang mau ngapain?" tangan Firda menahan dada Hamish agar jangan menempel ke arah dadanya, bukannya apa-apa. Firda takut nggak kuat.

Dari tadi tangan Hamish sudah bergerilya kesana kemari, walaupun cuma memegang daun telinga, hidung, bibir, dagu, seperti mencoba mengingat-ingat nama-nama semua bagian wajah Firda yang dia sentuh.

"Abang mau yang seperti semalam," ujarnya langsung menyambar bibir Firda.

Firda yang mendapatkan serangan mendadak tentu saja terkejut tapi tidak menolak, secara dia masih penasaran dan nagih juga sih dengan rasanya.

...*****...

Mawar menatap jengkel sekaligus marah ke arah Doni yang membawa istri barunya tinggal bersama dengan mereka. Sudah mirip judul sinetron saja, Satu Rumah Dua Cinta.

"Dek, terima dia sebagai adik madumu, ya! Nanti kalau kalian aku pisahkan, kalian cemburu dan pasti ribut karena menuduh aku tidak adil." ujarnya tanpa tahu malu.

"Jangan panggil aku, Adek! Sebentar lagi kita juga akan bercerai." Mawar mencibir ke arah Melati yang bergelayut mesra ke lengan Doni.

"Aku tidak akan menceraikan dirimu, aku mencintai kalian berdua. Sumpah!"

"Iya Mbak, kita berbagi suami nggak pa pa kan? Semalam Mas Doni tidur dengan aku, semalamnya lagi dengan, Mbak. Kan adil? Aku nggak mau monopoli Mas Doni kok? Pekerjaan rumah juga kita selesaikan bersama-sama, untuk belanja kebutuhan rumah juga kita keluarkan bersama-sama. Begitu kan, Mas?" Melati berucap manja sembari menowel hidung Doni yang sedikit bengkok, pertanda Doni mata keranjang.

"Benar kata Melati, Dek. Tidak ada gunanya kamu mengharapkan si Bujang Lapuk itu, dia juga sudah menikah dan aku dengar juga sebentar lagi akan di adakan resepsi pernikahan. Mana mungkin dia mau denganmu lagi, Adek kan sudah Abang..." Doni mengedipkan matanya genit, Mawar cuma melengos.

"Mas, ini kan malam pengantin kita. Ke kamar yuk! Aku udah nggak tahan, nih. Calon anak kita minta di tengokin sama Papinya."

Papi? Huek, Doni itu cuma sales marketing kendaraan bermotor, gaya-gayaan manggil Papi. Rumah juga masih ngontrak, itu juga ketika dulu baru menikah dengan Mawar dan di teruskan sampai sekarang.

Melati sudah menarik-narik tangan Doni untuk mengajak masuk ke dalam kamar, Doni sendiri antara malu-malu tapi mau ikut bangun dari duduknya. Secara sejak Mawar tahu kalau Doni memiliki wanita lain dan sedang mengandung, Mawar tidak lagi mau disentuh oleh Doni.

"Eeeeh, enak bener pakai kamar aku, pakai kamar belakang!"

"Nggak ada kasurnya, Dek, kalaupun ada busanya terlalu tipis. Masak kamu tega, Melati lagi Hamil lho."

"Bodo', memang aku pikirin?"

Mawar segera masuk ke dalam kamar dan menguncinya dari dalam.

"Kamu mau tidur di dipan, Mel?"

"Nggak pa pa, Mas, sempit-sempitan justru semakin mesra." ucap Melati yang sudah seperti ulet nempel terus.

"Tapi nggak ada AC-nya lho."

"Pakai kipas aja juga gak masalah kalau sama aku, Mas. Yang penting aku selalu ada bersama Mas Doni."

"Ah, kamu bisa aja, itu yang membuat aku nggak bisa lepas dari kamu." gombal Doni membawa Melati masuk ke dalam kamar yang bersebelahan dengan kamar Mawar.

...****************...

1
hìķàwäþî
popok???
hìķàwäþî
jadi.. kontraknya itu per waktu atau per bab thor?
Ulil Baba
kadung apk kui TK buang 😭😭
hìķàwäþî
jejak mungkin ga ad.. bukti ud unboxing sih msh ad..
hìķàwäþî
hp nya mahar, hasil dr nodong
hìķàwäþî
keluarga absurd.. wkwkwk
hìķàwäþî
guyuban saat ada kegiatan.. identik sm kgiatn hajatn..
hìķàwäþî
rahas siaaa
Ulil Baba
emang bentuk nya gimana yg udah pro
hìķàwäþî
bs berhenti dlu nih bacanya.. hr k 2 puasa nih..
hìķàwäþî
mau seharga lambo.. duitnya ga kliatn hilalnya mish..
hìķàwäþî
drama emang rangkaian kebohongan yang dibuat untuk menghibur orang lain..
sandiwara.. film.. sejenisnya..
hìķàwäþî
malu2 miau mish..
hìķàwäþî
burung kampus..
hìķàwäþî
kirain hamish daud.. byat gw visualnya dy aj lah .. /Drool/
Suriyanti Jamaluddin
Luar biasa
Fitri Arjuni
🤣🤣🤣🤣
Vera Mahardika
udh lama aku jd lupa lg ceritanya tentang firda danhamis
Malem Sihombing
Lumayan
Malem Sihombing
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!