Hanin, gadis yatim piatu tak berpendidikan tiba-tiba di jodohkan dengan seorang Pria mapan. Awal nya semua mengira calon Hanin adalah Pria miskin. Namun siapa sangka, mereka adalah orang kaya.
Hanin begitu di sayang oleh mertua dan juga ipar nya.
Tidak ada siapa pun yang boleh menyakiti Hanin. Tanpa mereka sadari, Hanin menyimpan rahasia di masa lalu nya.
Yang penasaran, cus langsung meluncur. Baca nya jangan di loncat ya. Nanti Author ya nggak semangat nulis.
Selamat membaca, ☺️☺️☺️☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Hanin tersadar tidak lama kemudian. Ia masih berada di ruangan yang sama dengan yang lain nya. Keluarga Abi yang penasaran pun masih berada di sana untuk mendengar cerita yang sebenarnya.
"Ah, bikin susah saja. Pake pingsan segala." Ucap Kak Maya.
"Bang Abi, Hanin kenapa? Perasaan Hanin udah sarapan tadi. Kok pusing tiba-tiba?"
"Hanin."
Saat mendengar suara dokter Rama, Hanin langsung duduk. Ternyata apa yang ia lihat tadi bukan lah mimpi.
"Dokter Rama, dari mana dokter tahu tentang Hanin hanya dengan sekali melihat wajah nya?" Tanya Abian heran.
"Anda lupa, Pak Abi. Saya sudah berapa kali melihat Bu Ambar dengan istri anda. Saya penasaran karna wajah nya bukan wajah gadis desa biasa. Lihat lah wajah nya itu."
"Memang benar dok. Saya menyukai Hanin saat pertama kali bertemu. Jadi, apa mengapa anda mengatakan jika Hanin sudah tiada." Ucap Bu Ambar yang ikut menimpali.
"Saya tidak pernah tahu jika keluarga Hanin mengalami kecelakaan. Mereka menghilang begitu saja. Saya tahu sudah lama saat melihat sebuah video yang di unggah seseorang."
"Bagaimana mungkin? Semua sungguh membingungkan." Ucap Abian.
"Maka dari itu, saya ingin bertanya langsung pada Hanin. Apa yang terjadi saat kecelakaan beberapa tahun yang lalu?"
"Hanin nggak tahu. Kata Tante, Hanin nggak ada di sana. Hanin di tinggal karena Ayah dan Ibu Hanin mau nyari orang yang beli kebun keluarga Hanin."
"Hanin, apa kamu sedekat itu dengan Tante mu?"
"Kata Tante, Hanin dulu nya anak kesayangan Tante. Jadi, Hanin emang sering di tinggal Ayah dan Ibu untuk main dengan Cantika." Ucap Hanin lagi.
"Mustahil! Kalian itu baru beberapa bulan tiba di Indonesia. Dan rumah kalian yang ada di desa itu, baru saja selesai. Kalian bahkan belum pernah tinggal di rumah itu sama sekali."
Baik Hanin maupun Abian, lumayan terkejut dengan apa yang di ucapkan oleh Dokter Rama.
" Dok, ayo ceritakan tentang masa lalu Hanin dan keluarga nya." Ucap Bu Ambar yang sudah tidak sabar.
" Baiklah."
*****
Beberapa tahun yang lalu.
Dokter Rama pun menceritakan bagaimana ia mengenal keluarga Hanin. Dokter Rama dan juga Hanan merupakan teman satu universitas.
Mereka kuliah di jurusan yang sama. Yaitu kedokteran. Mereka pun sama-sama lulus dengan nilai yang baik.
Selama kuliah di luar negeri. Hanan Ayah nya Hanin, sering sekali membantu Rama. Rama pun sering di ajak ke rumah keluarga Hanan yang ada di sana.
"Ternyata kalian orang islam." Ucap Rama kala itu saat tiba di rumah Hanan yang mewah.
"Kamu pikir, bule tidak ada yang islam?"
Dan mereka pun tertawa bersama. Hanan memang asli keturunan bule. Wajah nya menurun ke Hanin.
Setelah mereka lulus, Hanan begitu penasaran dengan Indonesia. Ia pun ikut pulang dan mulai bekerja di salah satu rumah sakit yang ada di sana.
Bersama Rama, mereka berhasil menjadi dokter terbaik pada masa nya. Hingga tiba-tiba saja, Hanan membeli banyak lahan perkebunan dan persawahan di desa keluarga Ibu Hanin.
Hanan tidak pernah melihat alam yang begitu asri selama ia tinggal di luar negeri. Desa itu, membuat nya betah dan membuat nya jatuh cinta.
Dan akhirnya, di sana lah mereka bertemu dan menjalin cinta. Mereka tidak sengaja bertemu di sungai saat Indah sedang mencuci kaki sepulang nya dari sawah.
"Apa di sini, wanita juga bekerja di sawah?" Tanya Hanan pada Indah.
Indah langsung tertawa saat di tanya seperti itu. Dan hal itu lah yang membuat Hanan jatuh cinta pada wanita desa itu.
Indah dan juga Hanan menikah dengan mewah. Bahkan, pernikahan mereka juga di adakan di luar negeri.
Hal itu, membuat istri nya Pak Rahmat yang tak lain adalah Ibu nya Cantika menjadi cemburu buta.
"Pak, dia kan kakak mu. Minta lah sedikit ladang atau sawah untuk kita kelola. Atau sekalian untuk kita. Mereka kan kaya. Satu hektar pun tak kan masalah." Ucap Ibu nya Cantika saat itu.
"Bu, malu dong. Kan itu semua punya suami nya kakak ku. Biar kan aku bekerja saja."
"Ya punya suami kan, punya dia juga. Kamu mau kerja dimana? Gaji nya sedikit. Nggak cukup untuk beli kebutuhan aku."
Dan tidak lama kemudian, benar saja. Ibu nya Cantika berkali-kali meminta salah satu ladang atau sawah milik suami nya Indah ibu nya Hanin.
Mereka yang baik itu, langsung mengabulkan. Bukan sekali, bahkan berkali-kali. Namun, baik ladang maupun sawah, selalu hilang lenyap setelah itu.
Punca nya, mereka bertengkar dan tidak akan memberikan apapun lagi pada keluarga Om dan tante nya Hanin.
Padahal, Hanan ingin sekali tinggal di desa kelahiran istri nya itu. Hanan sangat menyukai alam. Rumah mereka siap dan mereka akan tinggal di sana.
Namun, karena pertengkaran itu. Mereka pun langsung pergi begitu saja. Hingga, terjadilah kecelakaan yang merenggut nyawa keluarga Hanin.
*****
"Jadi, keluarga Ayah Hanin tinggal di luar negeri?" Tanya Hanin yang masih linglung saat mendengar cerita Dokter Rama.
"Iya, Hanin. Bahkan sekarang, nenek dan kakek mu masih hidup. Mereka masih sering mengunjungi makam orang tua mu di desa. Namun, mereka tidak menemukan makam mu dimanapun mereka mencari."
"Tapi, Hanin belum mati. Hanin masih hidup. Dan, kenapa Tante tidak mengatakan jika Hanin masih punya nenek dan kakek."
Hanin menatap semua yang ada di sana dan butuh jawaban dari mereka. Namun, mereka pun bingung dengan semua yang terjadi saat ini.
"Hanin, seseorang menutup semua akses kami ke desa. Kami, hanya bisa melihat makam kedua orang tua mu yang ada di hutan. Setiap kali mau bertanya tentang mu, mereka kabur. Seperti ada yang mereka tutupi."
Kepala Hanin lagi-lagi berputar. Ia masih belum puas dengan jawaban dokter Rama.
" Apa orang tua Hanin banyak hutang, Om Rama?"
" Hutang? Apa kamu bercanda Hanin? Orang tua mu bahkan memiliki rumah sakit sendiri di luar negeri. Nenek dan kakek mu pemilik rumah sakit itu. Harta yang ada di desa itu juga semua milik orang tua mu. Harta itu bahkan bisa bertahan hingga anak cucu mu nanti. "
" Berarti, Tante bohong. Tante bohong sama Hanin. Tante jahat. Tante bohong bilang Ayah banyak hutang dan Hanin harus melunasi nya. Tante jahat. Hanin benci Tante. Hanin marah."
Baru kali ini Abian melihat sorot tajam dari mata Hanin. Biasanya, kilau mata itu begitu polos dan tentram.
Hanya karena cerita tentang orang tua nya, Hanin bisa berubah menjadi seperti itu.
" Hanin, Ibu akan bantu Hanin cari keadilan. Hanin, mau kan?"
"Iya, Ibu. Hanin nurut. Tapi, apa Ibu bisa menghukum Tante? Tante sudah berbohong. Kalau orang berbohong harus di hukum kan, Ibu."
"Iya sayang. Orang yang berbohong akan di hukum. Dan, biar Ibu yang menghukum mereka."
"Terima kasih Ibu. Hanin sayang Ibu. Terima kasih juga sudah jadi mertua yang baik untuk Hanin."
Hanin dan juga Bu Ambar saling berpelukan. Rama benar-benar tidak menyangka jika semua nya akan seperti ini.
Dalam hati nya, ia bertekad. Akan mencari tahu apa penyebab kematian orang tua Hanin. Pasti, ada sesuatu di balik itu semua.
" Tunggu saja, kalian!"